Nasihat Kematian Imam Syafi'i
Sadar atau tidak, sesungguhnya seluruh manusia sedang menuju kepada kematian. Siap atau tidak, cepat atau lambat, tua atau muda, semua manusia akan menghadapinya.
Orang yang cerdas akan menjadikan kematian sebagai nasihat dan guru dalam kehidupan. Sedikit saja lengah, maka ia telah kehilangan guru terbaik dalam hidupnya.
Hal ini sebagaimana disabdakan oleh Rasulullah SAW,
"Cukuplah kematian itu sebagai penasihat." (HR Thabrani dan Baihaqi)
Sementara itu, Imam Syafi'i juga memberi nasihat perihal kematian. Nasihat kematian Imam Syafi'i tersebut di antaranya:
"Tidak sepantasnya seorang mukmin lalai dari mengingat mati dan menyiapkan diri untuk menyambutnya."
Pesan yang dapat diambil dari nasihat ini, setiap mukmin harus senantiasa mengingat kematian setiap saat. Dengan begitu, dirinya akan selalu terhindar dari perbuatan tercela maupun perbuatan dosa.
Mukmin tersebut tidak mungkin menyia-nyiakan waktunya yang hanya sebentar sebelum kematian menjemput ini dengan perbuatan sia-sia atau bahkan tercela. Oleh karena itu, dirinya akan senantiasa memperbanyak perbuatan baik dan mendekatkan diri kepada Allah SWT.
Nasihat kematian Imam Syafi'i yang kedua :
"Jadikan akhirat di hatimu, dunia di tanganmu, dan kematian di pelupuk matamu."
Nasihat ini memiliki pesan yang hampir sama dengan nasihat sebelumnya. Nasihat ini muncul karena banyaknya orang yang di dunia yang sangat tidak memprioritaskan akhirat dan malah fokus pada kehidupan duniawi.
Banyak dari manusia yang berpikiran bahwa akhirat adalah ilusi atau cerita fiksi yang keberadaannya tidak diyakini. Itulah sebabnya, Imam Syafi'i menasihati agar menjadikan akhirat senantiasa ada di hati kita.
Sementara itu, mestinya hal-hal yang duniawi harus ditempatkan di "tangan." Artinya manusia tidak boleh menjadikannya tujuan utama dalam kehidupan. Sebab semua hal yang ada di dunia ini adalah fana dan tidak kekal.
No comments:
Post a Comment
Silahkan ketik sambil senyum ya