Friday, March 1, 2024

Enaknya Pindang patin kemangi dicampur nanas

Resep Pindang Patin Kemangi, Sedap Tidak Bau Tanah

Resep pindang patin kemangi ini menggunakan tomat, daun kemangi, gula merah, kecap manis, dan jahe sebagai bahannya. 

Sebagai bumbu pindang patin kemangi ini hanya menggunakan bawang putih, bawang merah, dan cabai merah. Sebelum diolah, ada baiknya patin dicuci bersih, dipotong, dan dilumuri dengan air jeruk nipis. 

Setelah itu, direbus dengan aneka bahan masakan aromatik untuk menghilangkan bau tanahnya. 

Resep pindang patin kemangi 

Bahan 

  • 500 gram ikan patin, cuci bersih, potong-potong
  • 1 sdm air jeruk nipis
  • 2 batang serai, memarkan 
  • 2 lembar daun salam 
  • 3 cm jahe, memarkan 
  • 3 buah tomat merah, belah 4 
  • 10 gram daun kemangi 
  • 2 sdm air asam 
  • 2 sdm kecap manis 
  • 2 sdm gula merah 
  • 1/2 liter air 
  • Garam secukupnya
  • Gula secukupnya

Bumbu halus

  • 4 siung bawang putih 
  • 6 buah bawang merah 
  • 5 buah cabai merah 

Cara membuat pindang patin kemangi 

  1. Lumuri ikan dengan air jeruk nipis, biarkan sekitar 15 menit. 
  2. Siapkan panci dan air secukupnya, isi dengan bumbu halus, serai, jahe, lengkuas, dan daun salam. Masukkan pindang patin dan masak dengan api sedang. 
  3. Kalau sudah mendidih, masukkan ikan dan bahan lainnya, beri garam sesuai selera. Masak hingga semuanya matang, angkat, dan sajikan pindang patin kemangi untuk menu makan kapan saja. 

Pernikahan menurut Islam


Pernikahan Menurut Pandangan Islam 

Di dalam Islam, pernikahan itu bukan hanya berbicara tentang hubungan pria dan wanita yang diakui secara sah secara agama dan hukum negara, dan bukan hanya berbicara kebutuhan biologis laki-laki dan perempuan saja, tetapi pernikahan dalam Islam sangat erat kaitannya dengan kondisi jiwa manusia, kerohanian (lahir dan batin), nilai-nilai kemanusian, dan adanya suatu kebenaran.

Tidak hanya itu, pernikahan dalam pandangan Islam merupakan kewajiban dari kehidupan rumah tangga yang harus mengikuti ajaran-ajaran keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT. Hal ini senada dengan yang tercantum di dalam Pasal 1 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan, yang berbunyi “perkawinan adalah ikatan lahir batin antara seorang pria dengan seorang wanita sebagai suami istri dengan tujuan membentuk keluarga (rumah tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa.”

Pada dasarnya, tujuan pernikahan bukan hanya menyatukan laki-laki dan perempuan untuk untuk membangun rumah tangga yang harmonis agar bisa hidup bersama dan menua bersama, tetapi ada beberapa tujuan pernikahan lainnya. Di dalam agama Islam ada beberapa tujuan pernikahan yang perlu dimengerti dan dipahami bagi umat Muslim agar pernikahan bisa memberikan kebahagiaan sekaligus pahala karena sudah melaksanakan ibadah.

Tujuan Pernikahan dalam Islam

Terjadinya suatu pernikahan yang ditandai dengan adanya ijab dan qabul memiliki beberapa tujuan. Beberapa tujuan dari pernikahan berdasarkan Al-Quran dan Hadist, yaitu:

1. Melaksanakan Perintah Allah SWT

Dalam Islam, tujuan pertama atau tujuan utama dari pernikahan adalah melaksanakan perintah Allah. Dengan melaksanakan perintah Allah, maka umat Muslim akan mendapatkan pahala sekaligus kebahagiaan. Kebahagiaan ini menyangkut semua hal termasuk rezeki, sehingga bagi Umat Muslim yang sudah menikah tak perlu khawatir tentang rezeki. Tujuan pernikahan untuk melaksanakan perintah Allah terkandung di dalam Al-Quran Surah An-Nur ayat 32. 

Artinya:

Dan nikahkanlah orang-orang yang masih membujang di antara kamu, dan juga orang-orang yang layak (menikah) dari hamba-hamba sahayamu yang laki-laki dan perempuan. Jika mereka miskin, Allah akan memberi kemampuan kepada mereka dengan karunia-Nya. Dan Allah Maha Luas (pemberian-Nya), Maha Mengetahui.

2. Melaksanakan Sunah Rasul

Selain melaksanakan perintah Allah, tujuan menikah berikutnya adalah melaksanakan sunah Rasul. Dengan melaksanakan sunah Rasul, maka seorang hamba dapat terhindar dari perbuatan zina. Tidak hanya itu, seorang yang menikah juga mendapatkan pahala karena sudah melaksanakan sunah Rasul. Dari Aisyah radhiyallahu ‘anha, ia berkata bahwa Rasulullah bersabda:

Artinya:

… Seseorang di antara kalian bersetubuh dengan istrinya adalah sedekah!” (Mendengar sabda Rasulullah, para sahabat keheranan) lalu bertanya: ‘Wahai Rasulullah, apakah salah seorang dari kita melampiaskan syahwatnya terhadap istrinya akan mendapat pahala?’ Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam menjawab: ‘Bagaimana menurut kalian jika ia (seorang suami) bersetubuh dengan selain istrinya, bukankah ia berdosa? Begitu pula jika ia bersetubuh dengan istrinya (di tempat yang halal), dia akan memperoleh pahala’ (HR. Bukhari dan Muslim).

3. Mencegah dari Perbuatan Zina 

Seperti yang sudah diketahui oleh banyak orang bahwa dengan menikah berarti sama halnya menjaga kehormatan diri sendiri, sehingga kita bisa untuk tidak melakukan hal-hal yang dilarang agama Islam. Selain itu, suatu pernikahan bisa membuat diri kita bisa menjaga pandangan dan terhindar dari perbuatan zina, sehingga kita bisa menjalani ibadah pernikahan lebih baik.

Artinya:

Wahai para pemuda! Barangsiapa di antara kalian berkemampuan untuk menikah, maka menikahlah, karena nikah itu lebih menundukkan pandangan, dan lebih membentengi farji (kemaluan). Dan barangsiapa yang tidak mampu, maka hendaklah ia shaum (puasa), karena shaum itu dapat membentengi dirinya.” (HR. Bukhari, Muslim, Tirmidzi, dan lainnya).

4. Menyempurnakan Separuh Agama

Terlaksananya pernikahan berarti sama halnya dengan menyempurnakan separuh agama Islam. Dengan kata lain, menikah bisa menambah pahala seorang hamba. Dalam hal ini, menyempurnakan agama bisa diartikan sebagai menjaga kemaluan dan perutnya. Seperti yang diungkapkan oleh para ulama bahwa pada umumnya rusaknya suatu agama seseorang sering berasal dari kemaluan dan perutnya.

Oleh sebab itu, menikah bisa membuat laki-laki dan perempuan (suami istri) bisa menjaga kemaluan dan perutnya agar terhindar dari perbuatan zina. Dari Anas bin Malik radhiyallahu’anhu, ia berkata bahwa Rasullah bersabda:

Artinya:

Jika seseorang menikah, maka ia telah menyempurnakan separuh agamanya. Karenanya, bertakwalah pada Allah pada separuh yang lainnya. (HR. Al-Baihaqi).

5. Mendapatkan Keturunan

Setiap umat Muslim yang melakukan pernikahan pasti memiliki tujuan untuk memiliki keturunan dengan harapan dapat menjadi penerus keluarga. Memiliki keturunan akan menambah kebahagiaan bagi rumah tangga yang sedang dibangun. Selain itu, memiliki keturunan bisa menjadi bekal pahala untuk suami istri di kemudian hari.

Dari Anas Ibnu Malik radhiyallahu’anhu, ia berkata bahwa Rasulullah bersabda:

Artinya:

Anas Ibnu Malik Radliyallaahu ‘anhu berkata: Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wa Sallam memerintahkan kami berkeluarga dan sangat melarang kami membujang. Beliau bersabda: “Nikahilah perempuan yang subur dan penyayang, sebab dengan jumlahmu yang banyak aku akan berbangga di hadapan para Nabi pada hari kiamat.” Riwayat Ahmad. Hadits shahih menurut Ibnu Hibban.

Tidak hanya memiliki keturunan saja, bagi pasangan suami istri pasti sangat menginginkan keturunan yang saleh atau salehah. Anak yang saleh bisa memberikan rezeki kepada suami istri yang telah menjadi orang tua. Rezeki itu bisa dirasakan di dunia atau di akhirat nanti setelah menghembuskan napas terakhir. Tujuan untuk mendapatkan anak yang saleh ini terkandung di dalam Al-Quran Surah An-Nahl ayat 72:

Artinya:

Dan Allah menjadikan bagimu pasangan (suami atau istri) dari jenis kamu sendiri dan menjadikan anak dan cucu bagimu dari pasanganmu, serta memberimu rizki dari yang baik. Mengapa mereka beriman kepada yang bathil dan mengingkari nikmat Allah?

6. Untuk Membangun Keluarga yang Bahagia

Tujuan utama menikah lainnya adalah membangun keluarga yang bahagia, sehingga bisa hidup bersama dan menua bersama hingga menghembuskan napas terakhir. Terjadinya suatu pernikahan pasti akan membuat seseorang menjadi lebih bahagia dan hati menjadi tenang. Rasa bahagia dan hati menjadi tenang membuat kehidupan seseorang menjadi lebih tentram. Tujuan pernikahan untuk mendapatkan jiwa dan kehidupan yang menjadi tentram sudah terkandung di dalam Al-Quran Surah Ar-Rum ayat 21:

Artinya:

Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu istri-istri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya.

Tenang menurut Islam

Cara Menenangkan Hati dan Pikiran, Agar Tidak Stres Serta Emosi

Dalam Islam, seorang umat muslim harus menjaga emosi dan perilakunya. Sebab, ketika ia mudah marah, mengeluarkan kata-kata kasar, sampai melakukan tindakan yang tidak terpuji, itu tandanya hati dan pikiran sudah ditutupi oleh sifat buruk.

Maka dari itu, sebagai umat muslim dianjurkan untuk menjunjung sifat ramah, baik hati, tidak mudah sombong, sabar, dan ikhlas. Dari sifat tersebut, maka kamu akan lebih tenang dalam menjalani hidup.

Cara Menenangkan Hati dan Pikiran

Selama hidup, manusia tak pernah luput dari kesalahan. Ada kalanya, seseorang bisa melakukan kesalahan besar yang membuat hati dan pikiran jadi tidak tenang.

1. Membaca Istighfar

Cara menenangkan hati dan pikiran yang pertama adalah dengan membaca istighfar atau astagfirullah al-adzim. Kalimat singkat ini memiliki banyak keutamaan, salah satunya dapat menenangkan hati.

Dengan membaca istighfar, umat muslim akan diberikan kemudahan dalam segala urusan di dunia. Apabila detikers menghadapi suatu masalah yang rumit hingga membuatmu stres, cobalah untuk membaca istighfar dan terus mengingat kepada Allah SWT bahwa cobaan ini akan berlalu.

2. Berdoa Kepada Allah SWT

Selain membaca istighfar, detikers juga bisa berdoa kepada Allah SWT setiap kali melaksanakan sholat lima waktu. Dalam doa tersebut, mintalah pertolongan kepada Allah SWT agar diberikan kekuatan dan kesabaran bila menghadapi suatu masalah.

3. Membaca Al-Quran

Selain mendatangkan pahala dan kebaikan, membaca Al-Quran juga dapat memberikan ketenangan dalam hati. Dilansir situs Kementerian Agama, rutin membaca Al-Quran dapat menjadikan suasana hati jadi lebih damai, tenang, dan penuh keberkahan.

Dalam suatu hadits, Rasulullah SAW pernah bersabda: "Al-Qur'an adalah pemberi syafaat yang dikabulkan syafaatnya dan penunjuk jalan yang bisa dipercaya. Siapa yang menjadikannya sebagai imamnya, maka Al-Qur'an akan menuntunnya ke surga." (HR Ibnu Hibban, Baihaqi & Thabrani)

4. Hindari Perbuatan Tidak Terpuji

Banyak orang yang memutuskan untuk melakukan hal-hal tidak terpuji di saat menghadapi suatu masalah, seperti mabuk-mabukan atau berbuat zina. Hal ini dilakukan demi memberikan kepuasan atau melampiaskan amarah.

Sayangnya, dalam Islam hal tersebut malah menambah dosa karena melakukan perbuatan maksiat. Dengan begitu, sebaiknya dekatkan diri kepada Allah SWT jika tengah menghadapi masalah.

5. Melaksanakan Sholat Tahajud

Sholat tahajud merupakan salah satu sholat sunnah yang dijalankan pada sepertiga malam. Bagi umat muslim yang menjalankan sholat tahajud, ia akan memperoleh kebaikan dan ampunan dari Allah SWT.

Ketika melaksanakan sholat tahajud, kamu bisa berdoa kepada Allah SWT untuk meminta ampunan atas dosa-dosa selama hidup di dunia. Selain itu, kamu juga bisa meminta pertolongan agar selalu diberi kesabaran ketika menghadapi suatu masalah di dunia.

Sebagaimana firman Allah SWT dalam surat Az-Zariyat ayat 15-18, yakni sebagai berikut:

"Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa itu berada dalam taman-taman (surga) dan mata air-mata air. Sambil menerima segala pemberian Rabb mereka. Sesungguhnya mereka sebelum itu di dunia adalah orang-orang yang berbuat kebaikan. Di dunia mereka sedikit sekali tidur diwaktu malam." (QS Az-Zariyat: 15-18).

6. Berbuat Kebaikan

Cara menenangkan hati dan pikiran yang terakhir adalah selalu berbuat kebaikan. Sebab, ketika melakukan suatu kebaikan kepada orang lain, hal ini turut memberikan kebahagiaan di hati, sehingga pikiran dan hati ikut menjadi senang. Yang terpenting adalah lakukan kebaikan secara ikhlas dan bersungguh-sungguh. Percayalah, bahwa suatu saat nanti kebaikan akan datang kepadamu yang dapat membawa kebahagiaan.

Dibaca dengan hati !

Mesin Waktu - 8 Tahun 7 Bulan, tidak berakhir sia - sia karena ada Dilanomera

MasyaaAllah Tabarakallah.. Saya akan berbagi pengalaman hidup saya, agar semua bisa mengambil hikmah dari setiap perjalanan didalam pernikah...