Friday, May 24, 2024

Resep Tumis Kangkung Terasi


Resep kangkung tumis terasi

Bahan:

  • 3 ikat kangkung, disiangi
  • 3 buah cabai merah besar, diiris miring
  • 1 buah tomat, dipotong panjang
  • 1 sendok teh garam
  • 1/4 sendok teh merica bubuk
  • 1/2 sendok teh gula pasir
  • 50 ml air
  • 2 sendok makan minyak untuk menumis

Bumbu halus:

  • 1 sendok teh terasi, digoreng
  • 6 butir bawang merah
  • 2 siung bawang putih
  • 3 buah cabai merah keriting
  • Cara membuat kangkung tumis terasi

Cara membuat kangkung tumis terasi:

1. Tumis bumbu halus sampai harum. Tambahkan cabai merah dan tomat. Aduk sampai setengah layu.

2. Masukkan kangkung. Aduk rata. Tambahkan garam, merica bubuk, dan gula pasir. Aduk rata.

3. Tuang air. Masak sampai matang dan meresap.


Man Jadda wa Jadda dalam berusaha karena Allah SWT

Man Jadda wa Jadda adalah Siapa Bersungguh-sungguh Pasti Akan Berhasil

Arti man jadda wa jadda sama dengan ungkapan bahwa setiap usaha yang dilakukan tidak akan mengkhianati hasil. Usaha sungguh-sungguh yang dimaksud untuk meraih kesuksesan dan keberhasilan sebagaimana arti man jadda wa jadda adalah tekun, sabar, dan tidak mudah menyerah.

"Orang-orang yang bersungguh-sungguh dalam mencari keridhaan kami, maka benar-benar akan kami tunjukan kepada mereka jalan-jalan kami. Dan sesungguhnya Allah benar-benar beserta orang-orang yang berbuat baik." (QS. al-Ankabut ayat 69).

Arti man jadda wa jadda adalah sebagai berikut:

1. Keyakinan

Arti man jadda wa jadda adalah berupa keyakinan yang dipegang sungguh-sungguh akan menjadi kenyataan. Ini tentang keyakinan akan berhasil dan keyakinan akan memperoleh hasil sesuai yang sudah diusahakan.

2. Kerja Keras

Arti man jadda wa jadda adalah berupa keyakinan yang tidak hanya berhenti di keyakinan, tetapi diikuti dengan kerja keras dan usaha yang maksimal.

3. Totalitas

Arti man jadda wa jadda adalah berupa usaha yang totalitas, ini usaha yang tidak main-main.

4. Konsisten

Arti man jadda wa jadda adalah berupa usaha untuk selalu konsisten dan istiqomah dalam mencapai sesuatu. Konsistensi akan mengantarkan seseorang kepada keberhasilan yang diharapkannya selama ini.

Do'a termasuk Dzikir kepada Allah SWT

Pengertian Do'a dalam Islam

Pengertian do'a adalah wujud permohonan kepada Tuhan. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), pengertian do'a adalah memuat harapan, permintaan, dan pujian kepada Tuhan. Lalu apa pengertian doa dalam Islam?

Pengertian do'a dalam Islam adalah sikap berserah diri kepada Allah SWT.

Pengertian do'a dalam Islam merupakan ibadah kepada Allah SWT. Allah SWT pun menegaskan bagi orang-orang yang tidak mau berdo'a kepada-Nya, itulah gambaran kesombongan sesungguhnya sebagaimana dalam Al-Quran surah Ghafir ayat 60 ini.

Dan Tuhanmu berfirman, “Berdo'alah kepada-Ku, niscaya akan Aku perkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang sombong tidak mau menyembah-Ku akan masuk neraka Jahanam dalam keadaan hina dina.”

Dalam Islam, do'a adalah ibadah yang paling mulia di sisi Allah SWT. Hal ini ditegaskan oleh Rasulullah SAW dalam hadits yang diriwayatkan Abu Hurairah dengan musnad Ahmad: “Tidak ada yang paling mulia di sisi Allah SWT daripada do'a.”

“Kedekatan Allah SWT dengan hamba-Nya terbagi dua macam yaitu kedekatan ilmu-Nya dengan setiap mahluk-Nya dan kedekatan dengan hamba-Nya dalam memberikan setiap permohonan, pertolongan dan taufik kepada mereka"

konsentrasi dalam berdo'a serta menunjukkan sikap rendah, tunduk, penghambaan dan merasa membutuhkan Allah adalah merupakan ibadah yang paling agung bahkan demikian itu menjadi syarat sahnya ibadah. Allah SWT berjanji akan memberikan pahala orang yang berdo'a, meskipun tidak dikabulkan doanya.

Cara Berdo'a dalam Islam

Sebuah do'a dalam ajaran islam dapat segera dikabulkan apabila diungkapkan dengan keikhlasan hati dan dipanjatkan berulang kali. Allah SWT menjelaskannya dalam Al-Qur’an surah Al-A’raf ayat 55-56.

“Berdo'alah kepada Tuhanmu dengan berendah diri (tadharu’) dan suara yang lembut. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas. Dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi sesudah Allah memperbaikinya, dan berdoalah kepada-Nya dengan rasa takut akan tidak diterima dan penuh harapan untuk dikabulkan. Sesungguhnya rahmat Allah sangat dekat kepada orang-orang yang berbuat baik.”


Ciri orang yang sesat dalam islam menurut MUI

Ciri Aliran Sesat dalam Islam Menurut MUI, Mengingkari Al Qur'an dan Hadits

1. Mengingkari salah satu dari rukun iman yang 6

Ciri aliran sesat yang pertama adalah mengingkari salah satu dari keenam rukun iman. Iman merupakan kepercayaan yang berkaitan dengan agama. Iman berkaitan dengan meyakini dalam hati, mengucapkan dengan lisan, dan mengamalkan dengan perbuatan. Ada enam poin penting dalam rukun Islam.

2. Meyakini dan atau mengikuti aqidah yang tidak sesuai dengan Alquran dan sunnah

Di antara penyimpangan dalam akidah yang disebutkan dalam Alquran dan sunnah adalah sifat dan perilaku sebagai berikut :

a. Syirik dan kemusyrikan

Ini terjadi ketika seseorang mempersekutukan Allah dalam ibadah kepada-Nya. Ini adalah kesalahan yang sangat serius karena pelakunya melakukan dosa besar yang tidak akan diampuni oleh Allah kecuali jika dia bertaubat dan memperbaiki dirinya dengan memegang teguh prinsip tauhid.

b. Kufur

Ini terjadi ketika seseorang menolak ajaran Allah, Rasul, atau agama Islam secara keseluruhan atau sebagiannya. Bentuk kufur yang paling ringan adalah mengingkari nikmat yang diberikan Allah, seperti seseorang mengatakan, "kesuksesan ini hanya karena kecerdasanku". Bentuk kufur yang paling umum adalah menolak ayat-ayat Alquran atau hadis Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wa Sallam yang dianggap tidak sesuai dengan keyakinannya, dan yang lebih buruk lagi adalah berani melawan ajaran Allah.

c. Nifak atau munafik

Ini terjadi ketika seseorang mengaku beriman dengan perkataannya, tetapi hatinya masih ingkar terhadap ajaran Allah, Rasul, dan Islam. Kemunafikan ini terjadi pada orang-orang yang bekerja sama dengan orang-orang kafir atau membela kekafiran mereka, baik secara diam-diam maupun terang-terangan.

d. Fasik

Ini merujuk pada sifat seseorang yang mengetahui kebenaran tetapi menolaknya, atau memahami kewajiban tetapi tidak melaksanakannya, meskipun hatinya menerima kebenaran atau kewajiban tersebut. Kaum fasik ini tidak menerapkan Islam dalam kehidupan mereka sehingga hati mereka menjadi keras.

e. Zalim

Ini merujuk pada orang-orang yang tidak mengatur sesuatu secara proporsional. Mereka juga dapat disebut sebagai penindas karena mereka menyebabkan kerugian bagi orang lain. Kezaliman ini akan mendapat pembalasan dari Allah, meskipun kecil, sehingga pelakunya harus meminta maaf atau mengganti kerugian yang mereka timbulkan (rodhul mazlum) atau bertaubat dan melakukan perbaikan.

3. Meyakini turunnya wahyu setelah Alquran

Dalam ajaran agama Islam, Alquran adalah kitab sekaligus wahyu terakhir yang diturunkan kepada nabi terakhir, yakni Nabi Muhammad SAW. Jika ada suatu lembaga pendidikan Islam yang mengajarkan bahwa wahyu yang diturunkan setelah Alquran, makan lembaga pendidikan tersebut dapat diduga telah mengajarkan aliran sesat. Sebab, setelah Alquran diturunkan secara lengkap kepada Nabi Muhammad SAW, tidak nabi lain yang akan diutus dan tidak ada wahyu lagi yang akan turun.

4. Mengingkari otentisitas dan atau kebenaran isi Alquran

Al-Qur'an adalah kitab suci yang diberikan kepada Nabi Muhammad SAW, dan membacanya dianggap sebagai bentuk ibadah. Sebagai kitab suci yang diturunkan sebagai petunjuk bagi umat akhir zaman, Allah Swt. selalu menjaganya. Allah SWT berfirman,

Artinya: "Sesungguhnya Kamilah yang menurunkan Al-Qur'an, dan pasti Kami (pula) yang memeliharanya."

5. Melakukan penafsiran Alquran yang tidak berdasarkan kaidah-kaidah tafsir

Kaidah tafsir adalah aturan-aturan atau azas-azas yang dijadikan dasar atau landasan operasional penafsiran Alquran. Tujuan dari kaidah tafsir ini untuk menjaga Alquran dari penafsiran yang keliru.

Di antara kaidah tafsir yang perlu dipahami sebelum menafsirkan Alquran antara lain adalah kaidah Qur'aniyah, kaidah sunnah, kaidah bahasa, kaidah usul, dan kaidah ilmu pengetahuan.

6. Mengingkari kedudukan hadis Nabi sebagai sumber ajaran Islam

Sebagian besar ulama mendefinisikan hadis sebagai segala sesuatu yang dinisbatkan kepada Muhammad SAW, baik ucapan, perbuatan maupun taqrir (ketetapan), sifat fisik dan psikis, baik sebelum beliau menjadi nabi atau sudah menjadi nabi.

7. Menghina, melecehkan dan atau merendahkan para nabi dan rasul

Menghina Nabi Muhammad SAW adalah tindakan kekafiran, dapat menyebabkan pelakunya keluar dari Islam. Bahkan jika hal itu dilakukan dengan bercanda. Allah SWT berfirman,

Artinya: Jika kamu tanyakan kepada mereka, niscaya mereka akan menjawab, “Sesungguhnya kami hanya bersenda-gurau dan bermain-main saja.” Katakanlah, “Mengapa kepada Allah, dan ayat-ayat-Nya serta Rasul-Nya kamu selalu berolok-olok?” (QS. At-Taubah: 65)

8. Mengingkari Nabi Muhammad sebagai nabi dan rasul terakhir

Tidak diragukan lagi jika Nabi Muhammad SAW merupakan nabi dan rasul terakhir yang diutus oleh Allah SWT. Setelah itu tidak akan ada lagi nabi dan rasul yang akan diutus oleh Allah SWT. Hal ini didasarkan pada hadis berikut,

Rasulullah SAW menegaskan: "Rantai Kerasulan dan Kenabian telah sampai pada akhirnya. Tidak akan ada lagi rasul dan nabi sesudahku". (Tirmidzi, Kitab-ur-Rouya, Bab Zahab-un-Nubuwwa; Musnad Ahmad; Marwiyat-Anas bin Malik).

9. Mengubah, menambah, dan atau mengurangi pokok-pokok ibadah

Seperti yang telah kita ketahui bahwa dalam Islam terdapat sejumlah peribadatan yang terikat oleh ketentuan tertentu yang biasa disebut sebagai rukun. Ketentuan yang dimaksud mencakup tata cara, waktu pelaksanaan, tempat pelaksanaan, dan status hukum suatu ibadah.

10. Mengkafirkan sesama muslim

Ciri aliran sesat adalah membolehkan untuk menyematkan status kafir kepada orang di luar aliran tersebut.


Jadikan sabar dan sholat sebagai penolongmu


Jadikanlah Sabar dan Shalat Sebagai Penolongmu

Dalam dua ayat surat Al Baqarah, Allah memerintahkan bagi hamba-Nya untuk meminta pertolongan dengan sabar dan shalat. Allah Ta’ala berfirman,

Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyu” (QS. Al Baqarah: 45).

Allah Ta’ala juga berfirman,

Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan salat sebagai penolongmu. Sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang sabar” (QS. Al Baqarah: 153).

Sabar adalah kunci keberhasilan

Allah memerintahkan agar kita meminta pertolongan dalam setiap hal dengan bersabar dalam menghadapinya. Seorang hamba jika bersabar dan menunggu keberhasilan yang Allah berikan maka niscaya masalah yang dihadapinya akan menjadi ringan. Jika engkau mendapat suatu musibah maka engkau butuh bersabar dalam menghadapinya. Bersabarlah dan peganglah janji Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam sabda beliau,

“Dan ketahuilah, sesungguhnya kemenangan itu beriringan dengan kesabaran. Jalan keluar beriringan dengan kesukaran. Dan sesudah kesulitan itu akan datang kemudahan” (HR. Ahmad, sahih) (Syarh Riyadhus Shalihin).

Penting menjadi catatan di sini, bahwa salat akan menjadi sebab pertolongan apabila dikerjakan secara sempurna, yaitu menghadirkan hati dan melakukan dengan sempurna perkara yang wajib dalam salat. Adapun salat umumnya kebanyakan manusia hari ini hanyalah salat sekadar gerak anggota badan tanpa disertai kehadiran hati. Apabila orang melaksanakan salatnya dengan lalai serta hatinya sibuk memikirkan hal lain, maka salat yang seperti ini tidak akan menjadi penolong baginya (Tafsir Al Baqarah ayat 45).

Faidah Ayat

Pertama. Petunjuk dan sekaligus perintah dari Allah agar seorang hamba meminta pertolongan kepada Allah dengan melakukan dua sebab ini yaitu sabar dan shalat.

Kedua. Allah dalam ayat ini memanggil khusus kepada orang-orang yang beriman, menunjukkan betapa penting perintah Allah untuk bersabar dan melaksanakan salat. Meminta pertolongan dengan sabar dan shalat adalah tuntutan dan konsekuensi keimanan seseorang.

Ketiga. Sabar adalah kunci datangnya pertolongan Allah dalam menghadapi musibah. Kesabaran mencakup tiga hal: sabar dalam taat, sabar dalam meninggalkan maksiat, dan sabar dalam menghadapi takdir buruk berupa musibah.

Keempat. Salat adalah sebab datanganya pertolongan Allah. Ibadah salat yang dimaksud adalah mencakup salat wajib dan juga berbagai salat sunah.

Kelima.  Amal ibadah akan terasa berat bagi orang yang tidak khusyu, lebih-lebih lagi ibadah salat. Yang dimaksud orang yang khusyu di sini adalah orang beriman yang benar-benar menundukkan dan merendahkan diri terhadap perintah Allah.




Fitnah terbesar di akhir zaman adalah fitnah dajjal

Bentuk Fitnah dalam Islam, Terbesar Muncul di Akhir Zaman

Fitnah dalam Islam memiliki makna yang berkaitan dengan ujian atau cobaan. Berikut bentuk fitnah dalam Islam dan cara menanganinya.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), fitnah adalah perkataan bohong atau tanpa berdasarkan kebenaran yang disebarkan dengan maksud menjelekkan seseorang (seperti menodai nama baik dan merugikan kehormatan orang).

dalam bahasa Arab memiliki banyak arti. Kata "fitnah" dalam bahasa Arab memiliki arti dasar yang berkaitan dengan ujian atau cobaan.

Dalam konteks Islam, fitnah merujuk pada berbagai situasi atau peristiwa yang menimbulkan keraguan, ketidakpastian, atau perpecahan di antara umat Islam.

Dalil tentang Fitnah

Dalam Al-Qur'an, istilah fitnah digunakan dalam beberapa ayat untuk menggambarkan tantangan atau godaan yang dihadapi umat Islam. Berikut beberapa ayat yang menjelaskan tentang fitnah.

Surat Al-Anfal Ayat 28

Artinya: "Ketahuilah bahwa hartamu dan anak-anakmu itu hanyalah sebagai ujian dan sesungguhnya di sisi Allah ada pahala yang besar."

Surat Al-Buruj  Ayat 10

Artinya: "Sesungguhnya, orang-orang yang menimpakan cobaan (siksa) terhadap mukmin laki-laki dan perempuan, lalu mereka tidak bertobat, mereka akan mendapat azab Jahanam dan mereka akan mendapat azab (neraka) yang membakar."

Surat Al-Baqarah Ayat 191

Artinya: "Bunuhlah mereka (yang memerangimu) di mana pun kamu jumpai dan usirlah mereka dari tempat mereka mengusirmu. Padahal, fitnah itu lebih kejam daripada pembunuhan. Lalu janganlah kamu perangi mereka di Masjidilharam, kecuali jika mereka memerangimu di tempat itu. Jika mereka memerangimu, maka perangilah mereka. Demikianlah balasan bagi orang-orang kafir."

Surat Al-Hujurat Ayat 12

Artinya: "Wahai orang-orang yang beriman, jauhilah banyak prasangka! Sesungguhnya sebagian prasangka itu dosa. Janganlah mencari-cari kesalahan orang lain dan janganlah ada di antara kamu yang menggunjing sebagian yang lain. Apakah ada di antara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Tentu kamu merasa jijik. Bertakwalah kepada Allah! Sesungguhnya Allah Maha Penerima Tobat lagi Maha Penyayang."

Hadits Riwayat Bukhari dan Muslim

Dalil fitnah juga diterangkan dalam beberapa hadits. Salah satunya hadits yang diriwayatkan Bukhari dan Muslim. Rasulullah SAW bersabda,

"Akan terjadi fitnah, orang yang duduk lebih baik daripada yang berdiri, orang yang berdiri lebih baik daripada yang berjalan, orang yang berjalan lebih baik daripada yang berlari, barang siapa yang mencari fitnah maka dia akan terkena pahitnya dan barang siapa yang menjumpai tempat berlindung maka hendaknya dia berlindung." (HR Bukhari dan Muslim)

Bentuk Fitnah dalam Islam

Terdapat tiga bentuk fitnah secara umum, yaitu:

  • Menyebarkan Isu yang Tidak Benar

Menyebarkan isu atau gosip yang tidak benar tentang seseorang sering terjadi di masyarakat. Seseorang akan merasa sangat dirugikan atas isu yang tidak benar tentang dirinya.

  • Menyebarkan Berita Bohong

Rizem Aizid menyatakan bahwa berita bohong dibuat untuk tujuan merusak dan tidak dibuat berdasarkan fakta.

  • Memberikan Persaksian Palsu

Tujuan dari kesaksian palsu adalah untuk membenarkan kejahatan seseorang. Memberikan kesaksian palsu termasuk fitnah dan dosa yang sangat besar.

Fitnah Terbesar: Fitnah Dajjal

Ibnu Katsir dalam kitab An Nihayah fi Al Fitan wa Al-Malahim mengatakan bahwa fitnah terbesar adalah fitnah Dajjal. Para ulama juga menyatakan bahwa fitnah Dajjal adalah fitnah terbesar. Fitnah ini muncul di akhir zaman.

Rasulullah SAW bersabda, "Sejak penciptaan Adam sampai terjadinya kiamat tidak ada fitnah yang paling besar selain fitnah Dajjal." (HR Ahmad)

Rasulullah SAW telah memperingatkan kaumnya untuk selalu berhati-hati kepada fitnah Dajjal dan selalu berlindung kepada Allah SWT dengan memperbanyak ibadah, meningkatkan iman, meninggalkan kemaksiatan, dan sebagainya.

Dibaca dengan hati !

Mesin Waktu - 8 Tahun 7 Bulan, tidak berakhir sia - sia karena ada Dilanomera

MasyaaAllah Tabarakallah.. Saya akan berbagi pengalaman hidup saya, agar semua bisa mengambil hikmah dari setiap perjalanan didalam pernikah...