Blog apoteker yang ingin menambah ilmu,wawasan,pengetahuan dan pengalaman. Meliputi artikel secara umum yang membuat bahagia dengan suka membaca. Dan menjadikan blog sebagai media menyalurkan hobi membaca, menulis dan sebagai usaha online "content writing". "Apoteker bahagia adalah Apoteker Try"
Wednesday, April 10, 2024
Berdua saja lebih baik, bila hadir yang ketiga menjadi yang terbaik
Penentuan hari raya Idul Fitri di Indonesia
Perbedaan metode yang digunakan pun acapkali membuat awal Ramadan dan 1 Syawal atau Idul Fitri di Indonesia berbeda satu hari.
Metode Hisab
Merangkum dari laman resmi Majelis Ulama Indonesia (MUI), hisab secara bahasa berarti menghitung. Seperti namanya, penentuan awal bulan menggunakan metode hisab mengandalkan hitungan falak atau ilmu astronomi.
Hasil dari perhitungan ini nantinya akan digunakan untuk memastikan wujud dari hilal. Dalam kata lain, penetapan awal bulan dengan metode hisab tidak perlu dilakukan dengan melihat hilal secara langsung. Cukup menggunakan perhitungan sistematis.
Muhammadiyah menjadi organisasi Islam yang dikenal menggunakan metode hisab dalam menentukan awal bulan. Melansir dari situs resmi Muhammadiyah, alasan Muhammadiyah menggunakan metode ini karena mengacu pada Surah Ar-Rahman ayat 5 dan surah Yunus ayat 5.
Asy-syamsu wal-qamaru biḥusbān"
Artinya: Matahari dan bulan (beredar) menurut perhitungan (QS AR-Rahma:5)
"Huwalladzî ja'alasy-syamsa dliyâ'aw wal-qamara nûraw wa qaddarahû manâzila lita'lamû 'adadas-sinîna wal-ḫisâb, mâ khalaqallâhu dzâlika illâ bil-ḫaqq, yufashshilul-âyâti liqaumiy ya'lamûnDialah yang menjadikan matahari bersinar dan bulan bercahaya.
"Dialah pula yang menetapkan tempat-tempat orbitnya agar kamu mengetahui bilangan tahun dan perhitungan (waktu). Allah tidak menciptakan demikian itu, kecuali dengan benar. Dia menjelaskan tanda-tanda (kebesaran-Nya) kepada kaum yang mengetahui (Yunus:5).
Metode Rukyat
Secara bahasa, rukyat berarti melihat. Selaras dengan artinya, rukyat menggunakan metode dengan melihat hilal (bulan baru) secara langsung baik menggunakan mata kepala atau bantuan teropong.
Melansir dari laman resmi Nahdlatul Ulama (NU) online, hilal untuk menentukan awal bulan baru meliputi lengkungan bulan sabit paling tipis yang ada pada ketinggian rendah. Posisi hilal berada di atas ufuk barat setelah matahari terbenam dan harus bisa diamati.
Dalam mengamati hilal menggunakan metode rukyat, ada tiga cara yang dapat dilakukan. Mengamati dengan mata telanjang, bantuan alat optik atau teleskop, hingga alat optik termutakhir yang terhubung dengan sensor atau kamera.
Anjuran menggunakan metode rukyat dalam penetapan awal bulan tercermin dalam sabda Rasululllah SAW yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari.
Perbedaan Metode Hisab dan Rukyat
Berdasarkan uraian di atas jelas terlihat perbedaan metode hisab dan rukyat. Di mana, dalam metode rukyat menentukan awal bulan baru harus benar-benar melihat hilal secara pasti. Sedangkan, metode hisab menentukan awal bulan baru dengan cara perhitungan matematis dan astronomis.
Perbedaan metode hisab dan rukyat terkadang juga memunculkan perbedaan awal bulan baru. Biasanya awal bulan baru yang ditentukan dengan metode hisab datang sehari lebih cepat. Pun begitu, bulan baru yang ditentukan dengan metode rukyat bisa jadi jatuh pada hari yang sama dengan hasil metode hisab.
Menyikapi Perbedaan Metode Hisab dan Rukyat
Majelis Ulama Indonesia (MUI) telah mengambil sikap menanggapi perbedaan metode hisab dan rukyat. Menurut MUI, tidak ada yang salah dari metode rukyat dan hisab karena keduanya berasal dari ijtihad para ulama.
Ini seusai sabda Nabi Muhammad SAW bahwa ketika seorang mujtahid benar, maka dia mendapat dua pahala. Akan tetapi jika keliru, dia tetap mendapatkan satu pahala.
MUI juga telah mengeluarkan Fatwa Nomor 2 Tahun 2004 tentang Penetapan Awal Ramadan, Syawal, dan Zulhijah. Fatwa tersebut mewajibkan warga negara Indonesia menaati ketetapan pemerintah ketika terjadi perbedaan pendapat soal awal Ramadan.
Demikianlah penjelasan mengenai perbedaan metode hisab dan rukyat. Kedua metode ini sama-sama dapat digunakan karena sejalan dengan ijtihad ulama.
Akibat konsumsi santan secara berlebihan
Gangguan Jantung
Bahaya lainnya adalah peningkatan risiko gangguan jantung. Ini terjadi karena santan dimasak dalam suhu tinggi dan berulang, sehingga memicu penumpukan lemak jahat dalam santan. Kondisi inilah yang bisa memicu terjadinya gangguan pada jantung.
Stroke Ringan
Ini terjadi akibat adanya pengendapan lemak jahat dalam tubuh, sehingga bisa menyumbat aliran darah dan pembuluh arteri. Jika tidak diimbangi dengan mengonsumsi mineral dan cairan yang cukup, maka, kondisi ini akan menyebabkan stroke ringan. Sedangkan pada lansia, kondisi ini bisa menyebabkan stroke berat.
Asam Lambung Meningkat
Berbuka dengan makanan bersantan bisa meningkatkan asam lambung, terutama jika kamu mengonsumsinya saat perut dalam keadaan kosong. Dampaknya, cairan ini bisa menyulitkan lambung untuk mencerna makanan lain, sehingga rasa nyeri di lambung pun tak terhindarkan.
Kolesterol Meningkat
Kondisi ini terjadi akibat adanya penumpukan lemak jenuh dalam tubuh. Maka dari itu, kamu tidak disarankan untuk mengonsumsi makanan bersantan dalam jumlah banyak, serta memanaskan makanan bersantan secara berulang-ulang.
Tekanan Darah Tinggi
Masalah pertama yang akan muncul adalah tekanan darah tinggi (hipertensi). Hal ini disebabkan karena jumlah santan yang berlebih bisa memicu peningkatan kadar trigliserida, yaitu salah satu jenis lemak yang berguna sebagai cadangan energi tubuh. Kondisi ini akan berdampak pada penyumbatan arteri serta pembuluh darah.
Mau bersilaturahmi, kenali ciri udara sehat
1. Tidak Berwarna
Ciri-ciri udara bersih yang pertama adalah tidak berwarna. Udara dari asap knalpot yang berwarna hitam misalnya, maka udara tersebut tidaklah bersih. oksigen di dalamnya juga sudah terkontaminasi.
Jika dibiarkan, hal ini bisa menimbulkan masalah pernapasan. Udara yang memiliki warna merupakan udara yang sudah bercampur dengan gas-gas atau benda lainnya sehingga menimbulkan warna yang asing dan merusak kemurnian udara.
2. Tidak Berbau
Pernahkah menghirup gas yang bercampur dengan asap sisa produksi di pabrik atau asap kendaraan? Pastinya ada bau tertentu yang menyertai setelahnya. Oksigen murni tidak memiliki bau sama sekali.
3. Tidak Ada Rasa
Ciri-ciri udara bersih selanjutnya adalah udara tidak mempunyai rasa. Udara murni merupakan udara yang tidak memiliki rasa apapun. Indikasi rasa pada udara ini bisa dirasakan melalui bau pada udara tersebut.
Jika Anda mendapati adanya rasa saat menghirup oksigen, maka besar kemungkinan gas tersebut telah tercemar zat tertentu. Sehingga tidak murni lagi.
4. Tidak Tercampur dengan Benda Asing
Untuk menandakan udara bersih atau tidak, pastikan bahwa udara tersebut tidak tercampur dengan benda- benda asing lainnya. Campuran udara dengan berbagai benda yang bersifat lainnya bisa menyebabkan udara jadi tidak bersih dan tidak menyehatkan. Sebab, beberapa benda yang tercampur di dalamnya memiliki sifat yang membahayakan kesehatan.
Udara yang tercampur dengan benda- benda lainnya juga terkadang menimbulkan perubahan pada warna, bau, dan rasa sehingga bisa mengetahuinya.
5. Terasa Segar Saat Dihirup
Ciri-ciri udara bersih dan sehat selanjutnya adalah udara yang di hirup terasa segar. Berbeda dengan udara yang yang telah tercemar, jika terhirup maka akan membuat dada terasa sesak.
6. Terasa Sejuk
Merayakan hari raya Idul Fitri bersama anak tercinta
Keutamaan hari raya Idul Fitri 1445H
Sejarah Idul Fitri
Lembaran sejarah menorehkan, hari raya Idul Fitri mulai dilaksanakan oleh Rasulullah SAW selepas beliau berhijrah ke Madinah. Sejak saat itu pula, salat Idul Fitri dilaksanakan.
Selepas Islam datang, yang ditonjolkan bukan lagi pameran kekuatan, kekayaan, dan kebolehan, tetapi, takbir, tahmid, salat Ied, perasaan kasih sayang terhadap kaum miskin, dan saling memaafkan sebagai wujud ketakwaan.
Pada hari raya Idul Fitri, Allah SWT juga menjanjikan ampunan bagi orang-orang yang melaksanakan ibadah salat hari raya Idul Fitri. Rasulullah bersabda:
Artinya: “Diriwayatkan dari Ibnu Mas’ud dari Nabi Muhammad, bahwa Nabi bersabda: ketika umat Nabi melaksanakan puasa pada bulan Ramadhan dan mereka keluar untuk melaksanakan shalat Idul Fitri, maka Allah berfirman:
Wahai Malaikatku, setiap yang telah bekerja akan mendapatkan upahnya. Dan hamba-hambaku yang telah melaksanakan puasa Ramadhan dan keluar rumah untuk melakukan shalat Idul Fitri, serta memohon upah (dari ibadah) mereka, maka saksikanlah bahwa sesungguhnya aku telah memaafkan mereka.
Kemudian ada yang berseru, ‘Wahai umat Muhammad, kembalilah ke rumah-rumah kalian, aku telah menggantikan keburukan kalian dengan kebaikan’.
Maka Allah SWT berfirman: Wahai hamba-hamba-Ku, kalian berpuasa untukku dan berbuka untukku, maka tegaklah kalian dengan mendapatkan ampunan-Ku terhadap kalian.”
Di sisi lain, hari raya Idul Fitri juga bisa jadi Hari Jamuan Allah SWT dan hari untuk berzikir. Karena itu, pada hari raya, kaum muslim tidak diperkenankan berpuasa.
Namun, setelah tanggal satu Syawal berlalu, kaum muslim dianjurkan berpuasa selama enam hari. Puasa enam hari itu dimaksudkan untuk menutup berbagai ke kekurangan yang terdapat dalam pelaksanaan puasa Ramadhan.
Dalam sebuah hadis dikemukakan, “Barang siapa berpuasa pada bulan Ramadan, kemudian ia berpuasa pula selama enam hari pada bulan Syawal, ia seakan berpuasa sepanjang masa.” (HR. Muslim).
Keutamaan Idul Fitri
1. Hari penuh kebahagiaan dan kegembiraan
Hari raya Idul Fitri adalah hari di mana umat muslim di seluruh dunia berbahagia dan bersuka cita. Kebahagiaan dan kegembiraan ini adalah karena Allah SWT akan menganugerahkan pahala dan ampunan kepada mereka yang berhasil menyempurnakan ibadahnya.
Allah berfirman dalam Alquran yang artinya, “Katakanlah dengan karunia Allah dan rahmat-Nya, hendaklah dengan itu mereka bergembira. Karunia Allah dan rahmat-Nya itu adalah lebih baik dari apa yang mereka kumpulkan.” (QS. Yunus: 58).
2. Hari yang baik
Hari raya Idul Fitri juga merupakan hari yang baik. Ini karena hari raya idul fitri hendaknya diisi dengan dzikir. rasa syukur, serta ampunan. Sebab, itulah ciri-ciri yang membedakan antara hari raya pada masa jahiliyah dengan hari raya pada masa Islam.
Sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam ketika beliau sampai di Madinah, “Allah telah memberi ganti bagi kalian dua hari yang jauh lebih baik, yaitu Idul Fitri dan Idul Adha.” (HR. Ab Daud dan An-Nasa’i).
3. Hari kembali berbuka
Hari raya Idul Fitri adalah hari bagi umat Islam di seluruh dunia kembali berbuka atau makan. Ini berdasarkan makna dari kata Id dan fitri.
Kata Id berasal dari kata aada–yauudu yang berarti kembali. Sedangkan fitri, dalam hal ini, diartikan sebagai buka puasa untuk makan.
Fitri yang berarti buka puasa diambil dari akar kata ifthar (sighat mashdar dari aftaro-yufthiru). Adapun hadis yang membahas terkait hal ini, dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu, ia berkata,
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam tidaklah keluar pada hari Idul Fitri (ke tempat shalat) sampai beliau makan beberapa kurma terlebih dahulu. Beliau memakannya dengan jumlah yang ganjil.” (HR. Bukhari).
Karena itu, disunahkan untuk makan terlebih dahulu sebelum melaksanakan shalat Idul Fitri. Dilarang pula untuk berpuasa di hari raya Idul Fitri, sebab hari itu merupakan pertanda bahwa puasa Ramadhan telah berakhir.
4. Hari kembali menjadi suci
Keutamaan hari idul fitri berikutnya adalah di mana umat muslim bisa kembali suci. Hal ini berkaitan dengan arti kata Fitri, yakni suci atau bersih dari segala dosa, kesalahan, kejelekan, dan keburukan.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu,“Barangsiapa berpuasa Ramadhan atas dasar iman dan mengharap pahala dari Allah, maka dosanya yang telah lalu akan diampuni.” (HR. Bukhari dan Muslim).
5. Hari pembagian pahala dan ampunan
Idul Fitri juga momen di mana Allah SWT membagikan ampunan dan pahala kepada mereka yang telah berpuasa selama bulan Ramadan sekaligus mengerjakan amalan saleh atas dasar iman.
Dari ibni mas’ud RA, dari Nabi Muhammad SAW: “Tatkala umat nabi malaksanakan puasa ramadhan dan mereka keluar untuk melaksanakan salat ‘ied, maka Allah berfirman: Wahai malaikatku, setiap yang telah bekerja mendapatkan upahnya,
Dan hamba-hambaku yang melaksanakan puasa ramadhan dan keluar rumah untuk melaksanakan salat Ied dan memohon upah atau ganjaran mereka, maka saksikanlah bahwa sesungguhnya aku telah memaafkan mereka,”
Makna Idul Fitri
“Allah SWT menjadikan tiga hari raya di dunia untuk orang-orang yang beriman, yaitu: hari raya Jumat, hari raya Idul Fitri, dan hari raya Idul Adha. Semua itu, (dianggap hari raya) setelah sempurnanya ibadah dan ketaatannya.
Dan Idul Fitri bukanlah bagi orang yang menggunakan pakaian baru. Namun, bagi orang yang ketaatannya bertambah. Idul Fitri bukanlah bagi orang yang berpenampilan dengan pakian dan kendaraan. Namun, Idul Fitri hanyalah bagi orang yang dosa-dosanya diampuni.”
Hukum Merayakan Idul Fitri
Mayoritas ulama berpendapat bahwa hukum merayakan Idul Fitri adalah sunah muakkad, yaitu sangat dianjurkan dan mendekati wajib. Adapun dalil merayakan Idul Fitri, Dari Abu Said Al Qudri, beliau berkata:
“Rasulullah SAW selalu keluar pada hari raya Idul Adha dan hari raya ldul Fitri. Beliau memulai dengan salat. Setelah menyelesaikan salat dan mengucapkan salam, beliau berdiri menghadap kaum muslimin yang duduk di tempat salat mereka masing-masing.” (HR Muslim).
Dibaca dengan hati !
Mesin Waktu - 8 Tahun 7 Bulan, tidak berakhir sia - sia karena ada Dilanomera
MasyaaAllah Tabarakallah.. Saya akan berbagi pengalaman hidup saya, agar semua bisa mengambil hikmah dari setiap perjalanan didalam pernikah...
-
Urusan hutang piutang telah diatur dalam Islam, sebab persoalan ini bukan hanya dilakukan orang yang kurang mampu saja melainkan...
-
Obat Wajib Apotek “ Obat dengan penanda huruf K dalam lingkaran merah, yang dikenal dengan Obat Keras, seharusnya hanya dapat diserahkan...
-
Alhamdulillah..mahar itu kerelaan calon istri jadi untuk saya dikala itu, karena memang sudah ada rencana akan menikah setahun setelah memul...