Blog apoteker yang ingin menambah ilmu,wawasan,pengetahuan dan pengalaman. Meliputi artikel secara umum yang membuat bahagia dengan suka membaca. Dan menjadikan blog sebagai media menyalurkan hobi membaca, menulis dan sebagai usaha online "content writing". "Apoteker bahagia adalah Apoteker Try"
Thursday, June 27, 2024
Nama sesuai ijazah profesi "Apoteker Try"
Manfaat belimbing wuluh untuk kesehatan
Pelit merupakan sifat yang tercela
Ketika kita berbicara tentang sifat pelit, maka yang terbetik dalam benak kita hanya identik dengan persoalan harta. Padahal, sifat pelit tidak hanya terkait harta saja. Dan perlu diketahui bahwa semua sifat pelit adalah tercela.
Allah Ta’ala berfirman :
“Barangsiapa yang dipelihara dari kekikiran dirinya, mereka itulah orang-orang yang beruntung.” (QS. Al-Hasyr: 9)
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam juga bersabda :
“Seorang penipu tidak akan masuk surga. Demikian pula, orang yang kikir dan orang yang mengungkit-ungkit pemberian.” (HR. Tirmidzi)
Secara garis besar, sifat pelit terbagi menjadi dua, yaitu pelit kepada diri sendiri dan pelit kepada orang lain (dalam hal harta, ilmu, dan kedudukan).
Pertama, pelit kepada diri sendiri
Ibnu Qudamah Al-Maqdisi rahimahullah pernah berkata :
Derajat pelit yang paling parah adalah pelit terhadap diri sendiri, padahal ia sedang membutuhkan. Betapa banyak manusia yang menahan hartanya (tidak dibelanjakan), semisal ketika sakit ia tidak berobat. Ia sedang berhajat (punya kebutuhan) terhadap sesuatu, tetapi ia tahan karena pelit.” (Lihat Mukhtashar Minhaj Al-Qashidin, hal. 205)
Orang yang pelit menurut perkataan para ulama :
“Sesungguhnya orang pelit itu hidup di dunia seperti orang miskin, tetapi hisabnya di akhirat seperti orang kaya.”
Allah Ta’ala ketika memberikan nikmat dan rezeki pada hamba-Nya, maka Allah menyukai jika hamba-Nya tidak pelit dan menampakkan nikmat-nikmat yang telah diberikan kepadanya tersebut pada dirinya, baik dalam bentuk pakaian, tempat tinggal, maupun kendaraan. Allah Ta’ala berfirman,
Dan terhadap nikmat Tuhanmu, maka hendaklah kamu menyebut-nyebutnya (menampakannya).” (QS. Ad-Dhuha: 11)
Begitu pula, yang disabdakan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam :
“Sesungguhnya Allah suka melihat tampaknya bekas nikmat Allah kepada hamba-Nya.” (HR. Tirmidzi no. 2819 dan An-Nasai no. 3605. Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa hadis ini sahih)
Maka, menampakkan nikmat-nikmat Allah itu dianjurkan asal jangan sombong dan tidak berlebihan.
Kedua, pelit kepada orang lain
Pelit kepada orang lain ada berbagai macam bentuknya dan yang paling parah adalah tatkala ia tidak menjalankan kewajiban harta, yaitu zakat dan nafkah. Sehingga, orang-orang yang pelit dan tidak menunaikan kewajiban harta, Allah beri ancaman dengan siksa,
“Dan orang-orang yang menimbun emas dan perak (harta) dan tidak menginfakkannya (mengeluarkan zakatnya) di jalan Allah, maka berikanlah kabar gembira kepada mereka, (bahwa mereka akan mendapat) azab yang pedih.
(Ingatlah) pada hari ketika emas dan perak dipanaskan dalam neraka Jahanam, lalu dengan itu disetrika dahi, lambung, dan punggung mereka (seraya malaikat berkata) kepada mereka, ‘Inilah harta bendamu yang kamu simpan untuk dirimu sendiri, maka rasakanlah (akibat dari) apa yang kamu simpan itu.’” (QS. At-Taubah: 34-35)
Dari ayat di atas, orang yang tidak mengeluarkan kewajiban zakatnya akan disiksa di neraka dengan siksaan fisik (disetrika dahi, lambung, dan punggung mereka) dan siksaan batin (celaan para malaikat).
Demikian pula, dalam hal nafkah, ia berdosa bila tidak menunaikan kewajiban nafkah kepada keluarganya. Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda :
“Cukuplah seseorang dikatakan berdosa jika ia menyia-nyiakan orang yang menjadi tanggungannya.” (HR. Abu Daud no. 1692 dan Ibnu Hibban no. 4240).
Selain dalam harta, pelit terkait dengan ilmu (agama) juga dilarang sebagaimana yang diriwayatkan dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu. Ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda :
“Siapa saja yang ditanya tentang suatu ilmu, lalu ia menyembunyikannya, maka akan diberikan pada hari kiamat penutup mulut dari api neraka.” (HR. Abu Dawud, Tirmidzi, Ibnu Majah, serta Ibnu Hibban dalam Shahih-nya).
Dan dalam riwayat Ibnu Majah :
“Tidak ada seorang pun yang hafal ilmu lalu ia menyembunyikannya, kecuali ia datang pada hari kiamat dalam keadaan mulutnya ditutup dengan penutup dari api neraka.” (HR. Ibnu Majah)
Namun, terkadang menyembunyikan ilmu dibutuhkan dalam keadaan tertentu, seperti ingin menyampaikan di waktu yang tepat, masyarakat atau orang lain belum siap menerimanya, atau ilmu tersebut termasuk ilmu yang kompleks sehingga butuh waktu, pikiran, dan harta untuk memperolehnya.
Selanjutnya adalah pelit dengan kedudukan. Ada di antara kita yang mempunyai kedudukan di masyarakat, baik sebagai tokoh masyarakat, tokoh agama, atau pejabat. Seseorang disebut pelit dengan kedudukan manakala ia mempersulit urusan orang lain, padahal ia mampu mengatasi dan menangani urusan-urusan tersebut. Ia juga pelit dalam membantu terselenggaranya kegiatan-kegiatan agama dan syiar islam.
Allah Ta’ala berfirman :
“Barangsiapa kikir, maka sesungguhnya dia kikir kepada dirinya sendiri.” (QS. Muhammad : 38 ).
Maksud ayat di atas adalah orang yang pelit sejatinya akan menghalangi pahala bagi dirinya sendiri. Semoga Allah Ta’ala menjauhkan kita dari sifat pelit dan kikir.
Akibat tidak amanah menurut islam
Amanah dalam islam adalah suatu tanggung jawab yang harus dijalankan dalam kehidupan. Hakikat penciptaan manusia adalah mengemban amanah yang diberikan Allah SWT atas segala yang telah diberikan di alam semesta ini.
Allah SWT berfirman:
“Dan orang-orang yang memelihara amanat-amanat (yang dipikulnya) dan janjinya. dan orang-orang yang memelihara shalatnya. Mereka itulah orang-orang yang akan mewarisi” (Q. S. Al-Mukminun: 8-10)
Artinya:“Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya, dan apabila menetapkan hukum di antara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah adalah Maha Mendengar lagi Maha Melihat.” (Q. S. An-Nisaa’: 58)
Namun tidak semua manusia mampu menjalankan amanah yang diberikan Allah SWT. Beberapa diantaranya justru kehilangan fungsi agama dalam kehidupan sehingga menjadi tidak amanah. Akhirnya muncul beberapa akibat tidak amanah dalam Islam seperti berikut ini:
Kehilangan iman
Rasulullah SAW bersabda: “Tidak ada iman bagi orang yang tidak Amanah dan tidak ada agama bagi orang yang tidak memegang janji.” (HR. Ahmad)
Termasuk ciri - ciri orang munafik
Rasulullah SAW bersabda:“Empat hal, barang siapa dalam dirinya ada empat hal tersebut, dia munafik murni, dan barang siapa yang ada sebagian dari sifat itu, dia memiliki sebagian sifat nifak hingga dia meninggalkannya. Yaitu: Jika dipercaya khianat, jika berbicara bohong, jika berjanji ingkar dan jika bermusuhan (berseteru) dia jahat”. (HR. Bukhari Muslim)
Rasulullah SAW bersabda:“Empat hal jika dia ada dalam dirimu, engkau tidak merugi walaupun kehilangan dunia. Menjaga amanah, berkata dengan jujur, berakhlaq yang mulia dan menjaga makanan (dari yang haram).” (HR. Ahmad)
Tidak dipercaya
Allah berfirman:
Artinya:“Salah seorang dari kedua wanita itu berkata: “Wahai ayahku ambillah ia sebagai orang yang bekerja (pada kita), karena sesungguhnya orang yang paling baik yang engkau ambil untuk bekerja (pada kita) ialah orang yang kuat lagi dapat dipercaya”.” (QS. Al-Qashahs: 26)
Mendapat laknat dari Allah SWT
Allah berfirman:“Telah dilaknati orang-orang kafir dari Bani Israil dengan lisan Daud dan `Isa putra Maryam. Yang demikian itu, disebabkan mereka durhaka dan selalu melampaui batas. Mereka satu sama lain selalu tidak melarang tindakan munkar yang mereka perbuat. Sesungguhnya amat buruklah apa yang selalu mereka perbuat itu.” (QS. Ali Imran: 78-79)
Mendapat penderitaan di akhirat
Rasulullah SAW bersabda “Sesungguhnya kalian nanti akan sangat berambisi terhadap kepemimpinan, ujungnya hanya penyesalan pada hari kiamat. Di dunia ia mendapatkan kesenangan, namun setelah kematian sungguh penuh derita” (HR. Bukhari Rasulullah SAW bersabda:no. 7148)
Rasulullah SAW bersabda:“Setiap kalian adalah pemimpin, dan setiap kalian akan dimintai pertanggungjawaban terhadap kepemimpinannya. Seorang lelaki menjadi pemimpin dalam keluarganya, seorang wanita menjadi pemimpin di rumah suami dan anak-anaknya. Setiap kalian adalah pemimpin dan setiap kalian akan diminta pertanggungjawaban atas kepemimpinannya.” (HR. Bukhari)
Dipermalukan di akhirat
Rasulullah SAW bersabda: “Setiap pengkhianat akan mendapatkan bendera di belakang (bokong). Panjang dan pendek bendera tersebut sesuai dengan kadar pengkhianatannya. Ketahuilah bahwa pengkhianatan yang paling besar adalah pengkhianatan seorang pemimpin terhadap rakyatnya.” (HR. Bukhari)
Rasulullah SAW bersabda: “Setiap pengkhianatan akan mendapat bendera di hari kiamat, disebutkan ini pengkhianatan si fulan dan ini pengkhianatan si fulan.” (HR. Bukhari Muslim)
Menjadi pengkhianat Allah dan RasulNya
Rasulullah SAW bersabda: “Barangsiapa mengangkat pemimpin karena fanatisme golongan, padahal di sana ada orang yang lebih diridhai oleh Allah, maka dia telah berkhianat kepada Allah, Rasul-Nya dan orang-orang mukmin.” (HR. Hakim)
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengkhianati Allah dan Rasul (Muhammad) dan (juga) janganlah kamu mengkhianati amanat-amanat yang dipercayakan kepadamu, sedang kamu mengetahui.”(Q.S. Al Anfaal: 27)
Dibenci Allah SWT
Artinya: “Dan janganlah kamu berdebat (untuk membela) orang-orang yang mengkhianati dirinya. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang selalu berkhianat lagi bergelimang dosa,”(Q.S. An Nisa: 107)
Artinya: “Sesungguhnya Allah membela orang-orang yang telah beriman. Sesungguhnya Allah tidak menyukai tiap-tiap orang yang berkhianat lagi mengingkari nikmat.”(Q.S. Al Hajj: 38)
Hati menjadi keras
Artinya: “(Tetapi) karena mereka melanggar janjinya, Kami kutuki mereka, dan Kami jadikan hati mereka keras membatu. Mereka suka merubah perkataan (Allah) dari tempat-tempatnya, dan mereka (sengaja) melupakan sebagian dari apa yang mereka telah diperingatkan dengannya, dan kamu (Muhammad) senantiasa akan melihat kekhianatan dari mereka kecuali sedikit diantara mereka (yang tidak berkhianat), maka maafkanlah mereka dan biarkan mereka, sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik.”(Q.S. Al Maidah: 13)
Calon penghuni neraka
Artinya: “Allah membuat isteri Nuh dan isteri Luth sebagai perumpamaan bagi orang-orang kafir. Keduanya berada di bawah pengawasan dua orang hamba yang saleh di antara hamba-hamba Kami; lalu kedua isteri itu berkhianat kepada suaminya (masing-masing), maka suaminya itu tiada dapat membantu mereka sedikitpun dari (siksa) Allah; dan dikatakan (kepada keduanya): “Masuklah ke dalam jahannam bersama orang-orang yang masuk (jahannam)”.”(Q.S. At Tahrim: 10)
Tidak mendapat pertolongan di akhirat
Rasulullah SAW bersabda: “Pertolongan Allah tetap berada pada dua orang yang bersekutu selama keduanya tidak saling mengkhianati. Bila sudah saling mengkhianati maka Allah mencabut pertolongan terhadap keduanya.”
Mendapat azab dari Allah SWT
Artinya: “sehingga Allah mengazab orang-orang munafik laki-laki dan perempuan dan orang-orang musyrikin laki-laki dan perempuan; dan sehingga Allah menerima taubat orang-orang mukmin laki-laki dan perempuan. Dan adalah Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”(Q.S. Al Ahzaab: 73)
Akibat tidak jujur menurut islam
Pengertian dari jujur dalam ajaran Islam dikenal dengan istilah ash-shidiqu atau shiddiq yang memiliki arti nyata atau benar.
Maksudnya, kejujuran merupakan bentuk kesesuaian antara ucapan dan perbuatan atau antara informasi dan kenyataan. Dalam arti lain, kejujuran berarti bebas dari kecurangan, mengikuti aturan yang berlaku, dan kelurusan hati. Adapun, muamalah berarti suatu hubungan yang melibatkan antara manusia yang satu dengan manusia lainnya, misalnya jual beli.
Sikap jujur merupakan salah satu sikap atau sifat yang diperintahkan oleh Allah Swt. dan Rasulullah Saw. untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Jika kamu memiliki sifat jujur maka tentu kamu akan mendapatkan manfaatnya, baik bermanfaat bagi dirimu sendiri maupun bagi orang lain di sekitarmu.
Ada beberapa dampak atau akibat jika kalian tidak jujur, di antaranya adalah sebagai berikut:
Melahirkan kecemasan dan perasaan yang tidak tenang, karena ketika kalian melakukan kebohongan akan berusaha menutupi kebohongan tersebut dengan kebohongan yang lainnya
Kehilangan kepercayaan dari orang lain, ketika kalian melakukan kebohongan dan sudah terbongkar maka orang akan sulit untuk kembali mempercayai kalian
Dijauhi orang sekitar, jika kalian suka berbohong maka perlahan akan dijauhi oleh orang-orang disekitar. Alasannya sederhana karena kalian sudah tidak dapat dipercaya lagi
Menjadi kebiasaan, jika kalian sering berbohong maka lama-lama akan menjadi kebiasaan dan tentunya hal tersebut sangat tidak baik.
Dibaca dengan hati !
Mesin Waktu - 8 Tahun 7 Bulan, tidak berakhir sia - sia karena ada Dilanomera
MasyaaAllah Tabarakallah.. Saya akan berbagi pengalaman hidup saya, agar semua bisa mengambil hikmah dari setiap perjalanan didalam pernikah...
-
Urusan hutang piutang telah diatur dalam Islam, sebab persoalan ini bukan hanya dilakukan orang yang kurang mampu saja melainkan...
-
Obat Wajib Apotek “ Obat dengan penanda huruf K dalam lingkaran merah, yang dikenal dengan Obat Keras, seharusnya hanya dapat diserahkan...
-
Alhamdulillah..mahar itu kerelaan calon istri jadi untuk saya dikala itu, karena memang sudah ada rencana akan menikah setahun setelah memul...