Friday, February 23, 2024

Allah SWT yang Maha Kuat



Al Qawiyyu adalah salah satu Asmaul Husna yang dimiliki oleh Allah SWT. Al Qawiyyu artinya Maha Kuat.

Al Qawiyyu bermakna bahwa Allah SWT merupakan Dzat Yang Maha Kuat dan yang memiliki kekuasaan sempurna.

Allah SWT Maha Kuat dalam memenuhi segala permintaan dan harapan dari para hamba-Nya. Allah SWT juga memberikan kekuatan kepada semua ciptaan-Nya. Kekuatan-Nya tidak ada bandingan, tidak terbatas dan tidak akan pernah habis.

Keutamaan Dzikir Asmaul Husna Al Qawiyyu

1. Terlindungi Allah SWT

Allah SWT akan melindungi umatnya dari kejahatan manusia.

2. Diberi Kekuatan oleh Allah SWT

Allah SWT akan memberikan kekuatan kepada hamba-Nya untuk melaksanakan segala hal seperti beribadah.

3. Kembalikan Kondisi Fisik dan Mental

Allah SWT akan mengembalikan kekuatan umat-Nya seperti semula.

Golongan yang mendapat naungan di hari kiamat

Golongan yang Dinaungi Allah pada Hari Kiamat, Pemimpin Adil Termasuk

Ada tujuh golongan yang mendapat naungan Allah SWT kelak pada hari kiamat. Salah satunya pemimpin yang adil.

Mereka adalah imam atau pemimpin yang adil, pemuda yang tumbuh dewasa dalam beribadah kepada Allah, seseorang yang hatinya bergantung ke masjid, dua orang yang saling mencintai dan berpisah karena Allah SWT, laki-laki yang menolak diajak berzina, orang yang sedekah sembunyi-sembunyi, dan orang yang berzikir dalam keadaan sepi hingga meneteskan air matanya.

Sebagaimana disebutkan dalam hadits yang berasal dari Abu Hurairah RA, dari Nabi SAW, beliau bersabda :

Artinya: "Ada tujuh golongan yang dinaungi Allah pada hari kiamat, pada saat tiada naungan kecuali naungan-Nya: (1) pemimpin yang adil, (2) seorang pemuda yang tumbuh dewasa dalam beribadah kepada Allah, (3) seorang yang hatinya bergantung ke masjid, (4) dua orang yang saling mencintai di jalan Allah, keduanya berkumpul karena-Nya dan berpisah karena-Nya, (5) seorang laki-laki yang diajak berzina oleh seorang wanita yang mempunyai kedudukan lagi cantik, lalu ia berkata, 'Sesungguhnya aku takut kepada Allah. "Dan (6) seseorang yang bersedekah dengan satu sedekah lalu ia menyembunyikannya sehingga tangan kirinya tidak tahu apa yang diinfakkan tangan kanannya, serta (7) seseorang yang berzikir kepada Allah dalam keadaan sepi lalu ia meneteskan air matanya." (HR Bukhari, Muslim, Malik, an-Nasa'i, dan lainnya). 

Pada hari kiamat kelak, orang yang berada di bawah naungan Allah SWT (dalam riwayat lain naungan Arsy Allah SWT) tersebut tidak akan merasakan panasnya matahari. Posisi matahari pada hari kiamat akan berada di atas kepala manusia dalam jarak yang begitu dekat, yakni sejauh beberapa lengan. Selain itu, pintu-pintu Jahannam akan dibuka hingga angin dan panasnya berhembus menuju orang-orang yang tidak mendapat naungan Allah SWT.

Rasulullah SAW bersabda, "Pada hari kiamat nanti matahari akan didekatkan kepada manusia hingga menjadi sejauh satu atau dua mil." (HR Muslim, At-Tirmidzi, Ahmad). 


Sombong menurut Islam

Bahaya Sifat Sombong Berdasarkan Al-Qur’an dan Hadits 

Sombong merupakan watak dan sifat manusia yang merasa agung atau mengagungkan dirinya sendiri serta menganggap rendah dan kurang yang lainnya. Meski sifat sombong merupakan fitrah yang sudah muncul sejak manusia lahir, akan tetapi ada baiknya seorang manusia diajarkan tentang adab dan tata krama, seperti bersikap tawadhu (rendah diri), saling menerima dan memaafkan. 

Sifat sombong juga biasanya disertai dengan sifat riya (pamer), karena merasa dirinya lebih dari segalanya. Padahal dalam Islam, riya masuk dalam musyrik kecil. 

Kenapa bisa musyrik, karena setiap kelebihan yang sejatinya dari Allah SWT, akan tetapi malah diakuisisi secara sepihak oleh manusia itu sendiri. Jika ia mengingat Tuhannya sebagai pemilik segalanya, maka ia tidak akan sombong dan riya.

Ada beberapa sifat sombong yang sangat berbahaya berdasarkan Al-Qur’an dan Al-Hadits. 

Pertama, dibenci Allah SWT dan Rasulullah SAW. 

Allah swt berfirman, “Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena sombong) dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri. ” (QS Luqman : 18).

Rasulullah saw  juga pernah bersabda yang artinya, “Sombong adalah menolak kebenaran dan meremehkan manusia.” (HR Muslim).

Semua makhluk di alam semesta diciptakan oleh Allah SWT sesuai dengan kehendak dan keinginan-Nya. Hal tersebut menurut Allah SWT sangat baik dan indah. Dan bagi manusia selalu ada hikmah-Nya. Kenapa manusia diciptakan berbeda-beda, kenapa harus ada jin, malaikat, hewan, tumbuhan, dan lain-lain, agar sesama makhluk Allah SWT saling mengenal dan mengagungkan Allah SWT. 

Akan tetapi ketika kita merasa lebih mulia dari yang lainya, padahal sejatinya kemuliaan yang kita miliki bersumber dari Allah, dan Allah menginginkan kemulian tersebut untuk mengagungkan dan memuji-Nya, maka niscaya Allah akan membenci diri kita. 

Kedua, diabaikan Allah SWT.

Di dalam sebuah hadis, Rasulullah SaW pernah bersabda yang artinya, “Ada tiga golongan yang tidak akan diajak bicara oleh Allah, tidak disucikan oleh-Nya, dan baginya adzab yang pedih, (yaitu) orang yang sudah tua berzina, penguasa pendusta dan orang miskin yang sombong.” (HR Muslim).

Agama Islam mengajarkan untuk tidak menyombongkan diri dari segala keadaan dan peristiwa, seperti sombong dalam keadaan kaya dan miskin. Lalu pertanyaannya, apakah orang miskin bisa sombong? Jawabannya sangat bisa. Karena sombong selalu mengikuti hawa nafsu manusia. 

Kebanyakan orang miskin yang sombong timbul dalam dirinya rasa iri hati, karena tidak mampu mencapai sesuatu. Bukannya selalu bersyukur dan menerima, justru malah selalu suudzan dan selalu mengeluh. 

Ketiga, menjadi makhluk yang hina. 

Allah SWT berfirman yang artinya, “Orang-orang yang bersikap sombong di muka bumi tanpa alasan yang benar, mereka akan Aku palingkan dari kebenaran sehingga mereka tidak dapat memahami bukti-bukti kekuasaan-Ku. Sekalipun orang-orang yang sombong itu menyaksikan bukti-bukti kekuasaan-Ku, mereka tetap tidak mau beriman. Jika mereka melihat jalan sesat justru mereka mau mengikutinya. Begitulah karakter orang-orang yang sombong, mereka telah mendustakan agama Kami, dan mereka telah melalaikan bukti-bukti kekuasan Kami.” (QS Al-A’raf : 146).

Orang yang sombong seringkali tidak akan pernah mau kalah dan mengalah. Andaikata ada yang mengunggulinya, ia akan bersikap sinis dan berlomba-lomba untuk melebihi yang lain lagi, atau bahkan bisa berbohong, mereka-reka cerita dan peristiwa yang tujuannya mengangkat dirinya. 

Itu semua disebabkan karena hatinya telah mati. Jika hati sudah mati, sangat sulit akan menerima masukan dan nasehat dari saudaranya. Sebenarnya sangat kasihan dengan orang seperti ini, karena sejatinya ia sedang menggali lobang kehinaan dari dirinya sendiri.

Keempat, hatinya terkunci.

Allah SWT akan menutup rapat pintu hati manusia yang bersikap sombong, sehingga ia tidak akan lagi mampu menerima kebenaran, sebagaimana tertulis di dalam dalil berikut :

“…….demikianlah Allah mengunci mati hati orang yang sombong dan sewenang-wenang.” (QS Al-Mukmin : 35).

Seperti yang ada di atas, orang yang sombong sangat sulit untuk menerima kebenaran jika hatinya telah mati dan dikunci oleh Allah swt. Jalan satu-satunya ia harus benar-benar bertaubat kepada-Nya, serta harus mempelajari hikmah tentang kepemilikan semu dan kepemilikan yang sejati. 

Kelima, menjadi pengikut Iblis. 

Allah SWT berfirman yang artinya, “Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para malaikat: “Sujudlah kamu kepada Adam,” maka sujudlah mereka kecuali Iblis, ia enggan dan takabur maka ia termasuk golongan orang-orang yang kafir.” (QS Al-Baqarah : 34).

Peristiwa ini menjadi penanda bahwa makhluk yang mulia bisa menjadi hina disebabkan karena kesombongannya. Sombong tidak hanya memandang manusia yang rendah, manusia yang mulia juga bisa menjadi lebih rendah jika memiliki sifat sombong. 

Keenam, menjadi penghuni neraka.  

Orang yang sombong akan dibenci Allah SWT sehingga menjadi pengikut iblis yang mendekam selamanya di neraka, sebagaimana tertulis di dalam sabda Rasulullah saw. berikut :
Para penghuni neraka adalah orang-orang yang keras kepala, kasar lagi sombong.” (HR Bukhari dan Muslim).

Maksud hadits tersebut menjadi penanda bahwa orang yang memiliki sifat sombong bisa menjalar menjadi sifat yang buruk lainnya, seperti menjadi riya, iri dengki, dendam, sum’ah, musyrik dan lain sebagainya. 

Minder atau rendah diri berarti ingin merasa lebih baik dari yang lain

Larangan Rendah Diri Dalam Islam

Adakalanya kita merasa minder atau rendah diri ketika melihat teman-teman kita telah sukses tetapi kita sendiri masih biasa-biasa saja. Umumnya, rasa rendah diri ini muncul tanpa disadari dan orang yang mengalaminya akan melakukan berbagai macam kompensasi yang berlebihan sebagai cara untuk mengatasi rasa rendah diri. Rendah diri atau minder adalah perasaan bahwa seseorang lebih rendah dibanding orang lain dalam satu atau lain hal. Perasaan ini muncul akibat sesuatu yang nyata atau hasil imajinasi.

Dalam psikologi, rendah diri termasuk dalam suatu penyakit yang dapat menimbulkan bahaya dan merugikan diri sendiri. Rendah diri disebabkan oleh berbagai macam faktor yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal adalah faktor-faktor yang berasal dari diri sendiri seperti kelainan fisik dan lain-lain. Sementara itu, yang dimaksud dengan faktor eksternal adalah faktor-faktor yang berasal dari luar diri seperti ekonomi, lingkungan keluarga, dan lain-lain.

Sikap rendah diri dapat menyebabkan orang menarik diri dari pergaulan, ragu dalam bertindak, dan tidak ingin bersaing secara positif. Banyaknya sisi negatif yang timbul akibat sikap rendah diri inilah yang membuat Islam melarang umatnya untuk bersikap rendah diri.

Rendah diri atau minder bukanlah merendahkan diri atau rendah hati. Jika rendah diri mengandung makna yang negatif dan dilarang dalam Islam, maka sikap merendahkan diri atau rendah diri justru dianjurkan dalam Islam. Mengapa demikian? Karena sikap merendahkan diri atau rendah hati dapat menghindarkan manusia dari sifat sombong atau takabur dan menganiaya orang lain.

Dari Iyadh bin Himar r.a, ia berkata, Rasulullah SAW bersabda : “Sesungguhnya Allah menurunkan wahyu kepadaku, yaitu hendaklah kalian bersikap tawadhu’ (merendahkan diri), sehingga tidak ada seorang pun bersikap sombong kepada yang lain, dan tidak ada seseorang menganiaya yang lain.” (HR. Muslim).

Selain itu, orang yang merendahkan diri atau rendah hati juga akan diangkat derajatnya oleh Allah SWT. Sebaliknya, orang yang sombong karena merendahkan orang lain pasti akan direndahkan oleh Allah SWT.

Dari Abu Hurairah r.a., ia berkata, Rasulullah SAW bersabda : “Tiada berkurang harta karena sedekah. Allah pasti akan menambah kemuliaan kepada seseorang yang suka memaafkan. Dan seseorang yang selalu merendahkan diri karena Allah, pasti Allah akan mengangkat derajatnya.” (HR. Muslim).

Dari Anas r.a, ia berkata : Unta Rasulullah SAW yang bernama Al-‘Adlba, tidak pernah dilampaui atau hampir tidak dapat dikejar, kemudian ada seorang Badui yang mengendarai untanya dan dapat mendahului unta beliau, maka hal itu cukup menggelisahkan kaum muslimin; dan hal itu kemudian diketahui Rasulullah. Beliau bersabda : “Kebenaran di tangan Allah, dan siapa saja di dunia ini yang menyombongkan diri, Allah pasti akan merendahkannya.” (HR. Bukhari).

Demikianlah ulasan singkat tentang larangan rendah diri dalam Islam dan perbedaannya dengan merendahkan diri atau rendah hati.

Rezeki halal menurut Islam

Ini Ciri-ciri Rezeki Halal dan Berkah

Ciri-ciri rezeki halal dan berkah bisa dilihat dari beberapa hal. Seorang muslim harus memastikan bahwa rezeki yang diperoleh berupa harta haruslah berasal dari sumber yang halal sehingga bisa mengundang keberkahan.

Umat muslim dianjurkan untuk bekerja demi mencari rezeki. Bekerja bahkan hukumnya wajib.

Rezeki yang halal bisa didapatkan dengan bekerja. Rezeki halal adalah rejeki yang diperoleh dengan jalan yang dihalalkan oleh Allah SWT dan Rasulullah SAW, seperti rezeki dari hasil pertanian, rezeki dari perdagangan, dan sebagainya.

Sementara rezeki yang haram adalah rezeki yang dihasilkan dengan cara yang diharamkan oleh Allah SWT, seperti rezeki hasil mencuri, menerima suap, merampok dan sebagainya.

Dalam Al-Qur'an suray Al-Baqarah ayat 168, dijelaskan bahwa Allah SWT berfirman tentang perintah untuk mencari rezeki halal :

Artinya: Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syaitan; karena sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagimu.

Banyak orang mencari rezeki berlimpah, tetapi melupakan keberkahan rezeki. Akibatnya, banyak orang yang dari segi materi menganggap tercukupi, tetapi ternyata kenyataan hidup yang ia
rasakan pahit.

Keberkahan rezeki akan membuat orang yang mendapatkannya merasa tenteram. Sebaliknya, orang yang mencari banyaknya rezeki justru tidak akan merasa tenteram dalam hidupnya.

Ciri-ciri Rezeki Halal dan Berkah

1. Rezeki yang membuat dekat dengan Allah SWT

Ciri harta yang berkah adalah harta tersebut jika dimiliki oleh seorang muslim dengan cara yang benar maka akan makin mendekatkan pemiliknya dengan Allah SWT.

Semakin bertambahnya harta, orang tersebut bukan makin sombong atau malah berpaling dari-Nya. Tapi orang tersebut justru makin rajin ibadahnya karena rasa syukur atas salah satu nikmat Allah SWT tersebut.

Harta yang menjauhkan pemiliknya dengan Allah SWT merupakan musibah bagi dirinya. Perlu diingat bahwa ujian dari Allah SWT bisa datang dalam berbagai bentuk, termasuk dalam bentuk harta.

Jadi, syarat harta yang baik adalah harta yang didapat dengan cara yang halal kemudian digunakan untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT. Semakin ia menggunakan harta itu semakin ia dekat dengan Allah dan bertambah ketakwaannya.

2. Rezeki yang bermanfaat

Rezeki berupa harta yang dimiliki oleh seorang muslim harus selalu membawa manfaat bagi manusia yang lain. Sebagai contohnya yakni, seorang yang memiliki kecukupan harta akan membelanjakan harta tersebut untuk keperluan amal, membantu orang yang membutuhkan atau memberi sumbangan untuk kegiatan sosial.

Semakin banyak rezeki yang ia peroleh maka semakin banyak juga amal kebaikan yang dilakukan.

Hal ini sebagaimana ditegaskan dalam Al-Qur'an surat Al Lail ayat 17-21 :

Artinya: "Akan dijauhkan darinya (neraka) orang yang paling bertakwa, yang menginfakkan hartanya (di jalan Allah) untuk membersihkan (diri dari sifat kikir dan tamak). Tidak ada suatu nikmat pun yang diberikan seseorang kepadanya yang harus dibalas, kecuali (dia memberikannya semata-mata) karena mencari keridhaan Tuhannya Yang Mahatinggi. Sungguh, kelak dia akan mendapatkan kepuasan (menerima balasan amalnya)." (QS Al Lail: 17-21)

3. Rezeki yang Selalu Dicukupkan

Rezeki yang berkah adalah harta yang dimiliki oleh seorang muslim yang membuat dirinya selalu merasa berkecukupan dengan harta tersebut. Pertambahan harta miliknya tidak membuatnya rakus tapi makin bersahaja dan hidup sederhana.

Harta yang baik adalah harta yang pemiliknya merasa cukup dengan harta itu. Seseorang yang selalu merasa cukup akan merasakan hidupnya yang tenang, tidak berlebihan dalam mengejar dunia.

Itulah beberapa tanda dan ciri-ciri rezeki yang halal serta berkah. Semoga Allah SWT senantiasa memberikan rezeki yang baik sehingga dijauhkan dari keburukan.

Dibaca dengan hati !

Mesin Waktu - 8 Tahun 7 Bulan, tidak berakhir sia - sia karena ada Dilanomera

MasyaaAllah Tabarakallah.. Saya akan berbagi pengalaman hidup saya, agar semua bisa mengambil hikmah dari setiap perjalanan didalam pernikah...