Saturday, December 2, 2023

Bagaimana respon Presiden RI melihat kehancuran Rumah Tangga Profesi Apoteker Muda


Assalamu'alaikum Presiden RI 
Saya Apoteker Try, ber-KTP di Provinsi Jambi tepatnya di Kota Jambi, kelahiran tahun 1990.
Boleh ya saya sedikit bercerita tentang perasaan saya sebagai warga negara Indonesia sekaligus ibu rumah tangga berprofesi apoteker.
Kenapa ya saya merasa tidak sejahtera rumah tangga saya dibawah kepemimpinan anda? apa cuma saya yang merasakan hal seperti itu.

Bila saya menceritakan proses kehidupan saya dari saya lahir hingga saat ini, tak akan cukup satu botol tinta pak. Namun saya bersyukur dengan Allah SWT untuk apapun yang telah menjadi ketetapan Allah SWT.

Saya merasa tidak ada keadilan saja di Indonesia semenjak saya mengenal tentang Hukum Indonesia. Bapak tahu tidak, saya tidak menyukai anggota POLRI. Karena image yang tidak baik. Saya merasa Hukum di Indonesia bisa dipermainkan dengan Harta, Tahta dan Jabatan ya pak? Wah, sedih, sakit, terluka pak bila seperti itu.

Saya hanya berharap, semoga disuatu hari nanti ada pemimpin Negara Indonesia yang amanah, jujur dan dapat dipercaya. Yang bisa memperhatikan ibu rumah tangga berprofesi apoteker seperti saya. Hancur pak perasaan saya dibawah kepemimpinan bapak. Silahkan bapak audit seluruh program kerja bapak untuk Negara Indonesia, terutama pengadilan agama.

Salam hormat saya,

Apoteker Try.


Penyebab penyakit mata



Penyebab Munculnya Penyakit Mata

Penyebab penyakit mata sebenarnya tidak bisa diketahui dengan pasti. Faktor usia menjadi salah satu penyebab kinerja organ mata mengalami penurunan sehingga membuat penglihatan menjadi terganggu. Faktor genetika dari silsilah keluarga juga bisa menimbulkan penyakit mata.

Selain itu, faktor penyakit lain juga berperan dalam memunculkan gangguan mata. Sebut saja diabetes dan hipertensi yang tidak tertangani dengan baik. Risiko penyakit tersebut secara tidak langsung bisa mempengaruhi penglihatan seseorang.

Faktor gaya hidup juga sedikit banyak berpengaruh pada kesehatan mata. Terlalu sering terpapar layar gadget juga bisa membuat mata lelah dan iritasi. Penanganan yang tidak tepat pun bisa membuat kesehatan mata menjadi terganggu.


Penyakit kulit




Ada beberapa jenis penyakit kulit yang umum terjadi, di antaranya:

1. Eksim

Eksim menyebabkan kulit gatal, merah, kering, dan teriritasi. Kondisi ini juga bernama dermatitis atopik yang biasanya terjadi saat bayi atau usia dini dan dapat bertahan hingga dewasa.

Gejalanya dapat teratasi dengan produk perawatan kulit khususnya sabun. Namun, pilih yang tidak mengandung bahan kimia dan pewangi. Sebab, ini bisa membuat kulit jadi lebih kering.

2. Herpes

Herpes atau cold sore terjadi karena infeksi herpes simplex virus. Tandanya berupa lepuhan atau luka di bagian mulut atau bibir. Gejala umumnya dapat sembuh tanpa pengobatan dalam 2 hingga 4 minggu. 

Penyebabnya adalah bakteri Staphylococcus dan bakteri gram positif lainnya. Untuk membunuhnya, kamu bisa menggunakan sabun untuk menjaga kebersihan tubuh.

3. Psoriasis

Psoriasis adalah penyakit kulit yang akibat kelainan autoimun. Gejalanya berupa sensasi panas di kulit dan bercak gatal dalam ukuran dan tingkat keparahan yang bervariasi.

Bagi pengidap psoriasis, penggunaan sabun yang tepat dapat mencegah iritasi lebih lanjut. Cara ini juga dapat mempercepat proses penyembuhan, bahkan mengobatinya.

4. Jerawat

  • Pustula, yaitu jerawat dengan nanah di ujungnya.
  • Papula, yaitu benjolan yang muncul akibat infeksi pada folikel rambut.
  • Nodul, yaitu benjolan yang menyakitkan di bawah permukaan kulit.
  • Kista, benjolan yang lebih besar, nyeri, berisi nanah di bawah permukaan kulit.

Pilihlah produk perawatan wajah yang tidak menyumbat pori-pori, non-comedogenic, non-acnegenic, dan bebas minyak.

5. Biduran

Biduran atau urtikaria adalah penyakit kulit dengan gejala bercak merah atau bengkak pada kulit. Tanda tersebut biasanya muncul karena reaksi alergi terhadap makanan, obat-obatan, gigitan serangga, atau suhu.

Biduran dapat muncul dalam berbagai ukuran dan bentuk. Gejalanya dapat berlangsung beberapa jam hingga beberapa hari sebelum hilang dengan sendirinya. 

6. Jamur kulit

Jamur kulit adalah infeksi yang terjadi akibat pertumbuhan jamur berlebihan di permukaan kulit. Gejalanya berupa kemerahan, gatal-gatal, dan ruam kulit di area selangkangan, ketiak, kuku, kulit kepala, atau kaki.

Untuk meminimalisir rasa gatalnya, kamu bisa membersihkan area yang terkena dengan sabun dan air mengalami sebanyak dua kali sehari. Langkah ini efektif mengendalikan penyebaran infeksi. 

7. Cacar air

Cacar air, juga dikenal sebagai varisela, adalah penyakit infeksi virus yang disebabkan oleh virus varisela-zoster (VZV). Tandanya ruam kulit yang gatal dan berisi cairan, serta demam ringan. 

Penyakit kulit ini menular melalui kontak langsung dengan pengidap atau melalui udara ketika mereka bersin atau batuk. Gangguan lebih umum terjadi pada anak-anak ketimbang orang dewasa.

Dengan mandi secara teratur menggunakan sabun yang cocok, kamu dapat menurunkan risiko keparahan gejala. Menjaga kulit tetap bersih juga menjadi langkah pencegahan infeksi sekunder.








Penyakit Ambeien

 


Ambeien atau wasir adalah pembengkakan atau peradangan pembuluh darah di ujung usus besar (rektum) dan anus. Kondisi ini disebabkan oleh peningkatan tekanan pembuluh darah di sekitar anus. Salah satunya karena mengejan terlalu keras.

Ambeien atau yang juga dikenal dengan wasir ( hemoroid ) adalah kondisi yang umumnya tidak menimbulkan gejala dan dapat membaik dalam hitungan hari. Namun, pada kondisi yang parah ambeien dapat menimbulkan nyeri, gatal, dan perdarahan setelah buang air besar.

Penyebab Ambeien

Belum diketahui secara pasti penyebab ambeien, tetapi kondisi ini diduga terjadi ketika tekanan pada perut atau tungkai meningkat. Peningkatan tekanan tersebut kemudian menyebabkan pembuluh darah di sekitar anus menjadi bengkak dan meradang.

Beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko terjadinya ambeien, yaitu:

  • Konstipasi atau sembelit yang berkepanjangan akibat kekurangan asupan serat dari makanan
  • Sering mengangkat beban berat
  • Kebiasaan duduk dalam waktu yang lama
  • Diare yang berkepanjangan
  • Kebiasaan mengejan saat buang air besar
  • Batuk dan muntah-muntah yang berlangsung lama
  • Obesitas atau kelebihan berat badan
  • Kehamilan
  • Riwayat ambeien dalam keluarga
  • Seks anal

Selain itu, beberapa kondisi medis juga diduga dapat menyebabkan ambeien, yakni:

  • Penyakit radang usus, seperti Crohn’s disease dan kolitis ulseratif
  • Penumpukan cairan di rongga perut (asites)
  • Prolaps rektum
  • Cedera tulang belakang
  • Kanker usus besar

Gejala Ambeien

Tanda dan gejala yang muncul akibat ambeien tergantung pada jenis ambeien yang dialami. Berikut adalah penjelasannya:

Ambeien eksternal

Ambeien jenis ini ditandai dengan pembuluh darah yang membengkak di luar anus sehingga dapat terlihat dari luar. Gejala yang dapat muncul pada ambeien eksternal atau ambeien luar adalah:

  • Gatal atau iritasi, nyeri, dan bengkak di sekitar anus
  • Nyeri ketika menyentuh benjolan yang menggantung di luar anus
  • Perdarahan saat buang air besar

Ambeien internal

Ambeien internal terjadi ketika pembengkakan pembuluh darah berada di dalam anus sehingga ambeien tidak terlihat atau teraba dari luar. Gejala yang dapat ditemukan pada ambeien jenis ini adalah:

  • Perdarahan ketika buang air besar tanpa disertai rasa sakit
  • Nyeri ketika mengejan, jika ambeien menyebabkan timbulnya benjolan yang keluar dari anus (prolaps)
  • Gatal pada anus

Kapan harus ke dokter

Periksakan diri Anda ke dokter jika Anda mengalami gejala ambeien seperti yang telah disebutkan sebelumnya, atau jika gejala tidak membaik setelah sebelumnya Anda melakukan perawatan mandiri selama 7 hari. Periksakan juga ke dokter bila keluhan di atas disertai gejala dari penyakit atau kondisi yang lebih serius, seperti:

  • Perubahan warna dan konsistensi tinja
  • Perubahan pola buang air besar yang telah berlangsung lama
  • Perdarahan hebat
  • Pusing
  • Pingsan

Pengobatan Ambeien

Meski umumnya ambeien dapat pulih dengan sendirinya dalam beberapa hari, pengobatan tetap harus dilakukan guna mengurangi keluhan yang dirasakan. Beberapa metode pengobatan ambeien yang dapat dilakukan adalah:

Obat-obatan

Salah satu metode yang dapat digunakan untuk mengobati ambeien adalah dengan obat-obatan. Obat-obat tersebut bisa didapatkan di apotik atau dengan resep dokter. Beberapa obat-obatan tersebut antara lain:

  • Obat oles
    Obat oles dapat digunakan guna meredakan pembengkakan dan gatal akibat ambeien. Obat oles ambeien tersedia dalam bentuk krim, salep, dan supositoria.
  • Kortikosteroid
    Untuk meredakan peradangan yang terjadi di dalam atau di luar anus, dokter akan meresepkan krim kortikosteroid kepada pasien.
  • Obat pereda nyeri
    Pasien dapat mengonsumsi obat pereda nyeri, seperti paracetamol, guna meredakan nyeri dan pembengkakan akibat ambeien. Namun, konsultasikan terlebih dahulu dengan dokter terkait jenis obat pereda nyeri yang tepat guna menghindari terjadinya perburukan gejala.
  • Obat pencahar (laksatif)
    Jika ambeien disebabkan oleh sembelit, dokter akan meresepkan obat pencahar yang berfungsi untuk membantu melancarkan buang air besar.

Pencegahan Ambeien

Beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya ambeien adalah:

  • Konsumsi makanan yang kaya serat.
  • Perbanyak asupan cairan tubuh.
  • Jangan tunda buang air besar.
  • Hindari mengejan berlebihan.
  • Hindari duduk terlalu lama.
  • Lakukan olahraga secara teratur.


Parameter berputarnya rumah sakit, dimulai dari roda Instalasi Farmasi

 

Instalasi Farmasi adalah unit pelaksana fungsional yang menyelenggarakan seluruh kegiatan pelayanan kefarmasian di Rumah Sakit. Instalasi Farmasi harus melakukan pencatatan dan pelaporan terhadap penerimaan dan penggunaan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai sumbangan/dropping/ hibah.

Instalasi farmasi Rumah Sakit Adalah suatu bagian atau unit dalam rumah sakit dibawah kepemimpinan seorang apoteker yang telah memenuhi syarat undang-undang berlaku serta bertanggung jawab atas seluruh pekerjaan kefarmasian yang terdiri dari pelayanan paripurna mencakup perencanaan, dispensing obat berdasar resep bagi pasien rawat inap ataupun rawat jalan, serta pengendalian mutu kesehatan di rumah sakit.

Tujuan dari Instalasi Farmasi Rumah Sakit adalah : 

Melakukan pelayanan farmasi yang maksimal baik dalam keadaan gawat darurat maupun dalam keadaan normal sesuai keadaan pasien dan fasilitas yang ada di instalasi farmasi rumah sakit. 

Memberi pelayanan yang bermutu sesuai dengan hasil evaluasi, analisa, serta telaah pelayanan. 

Melakukan Komunikasi Informasi dan Edukasi (KIE) mengenai obat yang diberikan kepada pasien. 

Pengawasan pada obat-obatan berdasarkan aturan yang berlaku. 

Menjalankan pelayanan sesuai dengan etik farmasi dan prosedur kefarmasian.


Rumah Sakit merupakan institusi pelayanan kesehatan

 



Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat.

Standar Pelayanan Kefarmasian adalah tolok ukur yang dipergunakan sebagai pedoman bagi tenaga kefarmasian dalam menyelenggarakan pelayanan kefarmasian.

Pelayanan Kefarmasian adalah suatu pelayanan langsung dan bertanggung jawab kepada pasien yang berkaitan dengan sediaan farmasi dengan maksud mencapai hasil yang pasti untuk meningkatkan mutu kehidupan pasien.

Instalasi Farmasi adalah unit pelaksana fungsional yang menyelenggarakan seluruh kegiatan pelayanan kefarmasian di Rumah Sakit.

Pengaturan Standar Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit bertujuan untuk: meningkatkan mutu Pelayanan Kefarmasian, menjamin kepastian hukum bagi tenaga kefarmasian dan melindungi pasien dan masyarakat dari penggunaan Obat yang tidak rasional dalam rangka keselamatan pasien (patient safety).

Pelayanan farmasi klinik, meliputi pengkajian dan pelayanan Resep, penelusuran riwayat penggunaan Obat, rekonsiliasi Obat, Pelayanan Informasi Obat (PIO), konseling, visite, Pemantauan Terapi Obat (PTO), Monitoring Efek Samping Obat (MESO), Evaluasi Penggunaan Obat (EPO), dispensing sediaan steril, dan Pemantauan Kadar Obat dalam Darah (PKOD).

Penyelenggaraan Standar Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit harus didukung oleh ketersediaan sumber daya kefarmasian, pengorganisasian yang berorientasi kepada keselamatan pasien, dan standar prosedur operasional.




Kista pada wanita

 


Kista adalah sebuah kantung yang terbentuk dari jaringan membran dan berisiko cairan, udara, semisolid, hingga zat lainnya. Kista dapat muncul pada beberapa bagian tubuh hingga dibawah kulit.

Gejala Kista

Gejala utamanya adalah benjolan yang tumbuh pada bagian tubuh tertentu, yang letaknya tergantung kepada jenis yang dialami. Benjolan dapat tumbuh di wajah, leher, dada, punggung, kulit kepala, telapak tangan, dan telapak kaki.

Namun, beberapa tumbuh di bagian tubuh dalam sehingga perkembangan benjolan tidak dapat dirasakan dengan baik, seperti pada payudara hingga ovarium. 

Kista memiliki pertumbuhan dan perkembangan yang sangat lambat. Selain itu, ia juga tidak menyebabkan rasa nyeri pada pengidapnya, kecuali jika mengalami infeksi.

Berikut ini tanda kista mengalami infeksi:

  • Keluar darah atau nanah berbau tidak sedap dari benjolan.
  • Kemerahan di kulit sekitar area.
  • Infeksi yang memicu nyeri.
  • Kaku atau kesemutan, terutama pada bagian tubuh yang ditumbuhi kista.
  • Mual dan Muntah.
  • Demam.
  • Pusing.

Selain infeksi, kondisi ini juga dapat menyebabkan rasa tidak nyaman. Ketika ukuran kista sangat besar, ia bisa menimpa saraf atau pembuluh darah, tumbuh pada area yang sensitif, hingga memengaruhi fungsi organ tubuh. 

Penyebab Kista

Berikut ini hal-hal yang dapat memicu atau memperparah kista:

Kondisi genetik, Tumor, Infeksi, Kelainan pada perkembangan embrio, Cacat pada sel, Kondisi inflamasi kronis, Penyumbatan pada saluran pada tubuh, Parasit, Cedera.

Faktor Risiko Kista

1. Usia

  • Berikut ini beberapa faktor pemicu yang harus diketahui:

Menurut U.S National Library of Medicine (NLM), wanita yang berusia di antara usia pubertas sampai menopause menempati risiko paling tinggi untuk terkena kista di bagian ovarium. Pasalnya pada masa ini wanita masih mengalami periode menstruasi. Pada saat wanita mengalami menstruasi, munculnya benjolan cairan di ovarium bisa saja terbentuk. Ini bukan menjadi masalah selama benjolan di ovarium bisa hilang dengan sendirinya, tidak membesar, dan tidak menyebabkan gejala.

Kondisi penyebab kista ovarium jarang terjadi pada wanita setelah menopause. Namun, wanita yang sudah menopause dan mempunyai benjolan berisi cairan di ovarium mempunyai risiko yang lebih tinggi untuk terkena kanker ovarium.

2. Sindrom ovarium polikistik (PCOS)

Wanita yang memiliki sindrom ovarium polikistik mempunyai risiko benjolan di ovarium yang lebih tinggi. Sindrom ovarium polikistik terjadi ketika tubuh tidak memproduksi cukup hormon bagi folikel dalam ovarium untuk melepaskan sel telur. Akibatnya, terbentuklah benjolan folikel. Sindrom ovarium polikistik juga dapat mengganggu produksi hormon pada wanita, sehingga banyak masalah yang dapat terjadi karena hal ini.

3. Endometriosis

Endometriosis terjadi saat bagian dari jaringan yang melapisi rahim (endometrium) terbentuk di bagian luar rahim, seperti pada tuba falopi, ovarium, kandung kemih, usus besar, vagina, ataupun rektum. Terkadang, kantung berisi darah (benjolan/fibroid) terbentuk pada jaringan ini. Benjolan berisi yang terbentuk karena endometriosis ini disebut dengan endometrioma. Benjolan ini dapat menyebabkan pengidap merasa sakit saat berhubungan intim dan selama periode menstruasi.

4. Obat penyubur kandungan

Obat penyubur kandungan biasanya dipakai untuk membantu ovulasi (melepaskan sel telur) seperti gonadotropin, clomiphene citrate, ataupun letrozole. Ini karena mereka dapat memengaruhi keseimbangan hormon dalam tubuh. Penggunaan obat penyubur kandungan juga dapat meningkatkan risiko adanya benjolan di ovarium, seringnya dalam jenis kista fungsional.

Penggunaan obat ini dapat menyebabkan terbentuknya kondisi ini dalam jumlah banyak dan dalam ukuran besar pada ovarium. Kondisi ini disebut dengan sindrom hiperstimulasi ovarium (ovarian hyperstimulation syndrome).

5. Kemoterapi dengan tamoxifen

Wanita pengidap kanker payudara yang pernah menjalankan kemoterapi dengan tamoxifen memiliki risiko adanya benjolan di ovarium yang lebih tinggi. Tamoxifen dapat menyebabkan terbentuknya benjolan di ovarium Namun, benjolan berisi cairan ini dapat hilang setelah pengobatan selesai.

Pengobatan Kista

Kista dapat hilang dengan sendirinya tanpa diobati. Pengidap pun dapat mempercepat proses penyembuhan dengan penggunaan kompres hangat. Namun jangan mencoba memecahkannya, karena dapat menyebabkan infeksi.

Bila kista tidak hilang, kunjungi dokter spesialis untuk mendapatkan penanganan medis. Dokter dapat menghilangkan kista dengan beberapa metode berikut:

  • Pengangkatan melalui operasi, bila aspirasi tidak berhasil.
  • Menyuntikkan kortikosteroid, guna mengurangi radang.
  • Menusuk kista dengan jarum dan melakukan penyedotan (aspirasi) cairan.

Komplikasi Kista

Kista yang membesar dapat menyebabkan rasa tidak nyaman pada pengidapnya. Maka sebaiknya segera lakukan pemeriksaan jika mengalami berbagai keluhan kesehatan yang terkait dengan kemunculan kondisi ini.

Pencegahan Kista

  • Kista yang membesar dapat menyebabkan rasa tidak nyaman pada pengidapnya. Maka sebaiknya segera lakukan pemeriksaan jika mengalami berbagai keluhan kesehatan yang terkait dengan kemunculan kondisi ini.

    Meskipun pada umumnya tidak dapat dicegah, tapi beberapa jenisnya dapat dihindari. Contoh, Kalazion dapat dicegah dengan membersihkan kelopak mata menggunakan pembersih yang lembut. Sedangkan kista pilonidal, bisa dicegah dengan menjaga kulit tetap kering dan bersih, serta tidak duduk terlalu lama. Wanita dengan kista ovarium dapat mencegah terbentuknya kista baru dengan minum pil KB.

Dibaca dengan hati !

Mesin Waktu - 8 Tahun 7 Bulan, tidak berakhir sia - sia karena ada Dilanomera

MasyaaAllah Tabarakallah.. Saya akan berbagi pengalaman hidup saya, agar semua bisa mengambil hikmah dari setiap perjalanan didalam pernikah...