Friday, December 1, 2023

Di Apotek harus ada ruang konseling



Konseling obat adalah bagian dari pelayanan kefarmasian di apotek yang bertujuan untuk mencegah penggunaan obat yang salah, meningkatkan pengetahuan pasien, kepatuhan, serta efektifitas terapi obat. Konseling menjadi salah satu cara apoteker untuk mempromosikan layanan kesehatan yang lebih baik lagi. Apoteker di apotek bertanggung jawab memberikan konseling kepada pasien atau keluarga pasien yang mewakili.  

Kriteria pasien yang wajib mendapat konseling obat 

Ada beberapa kriteria yang ditetapkan bagi pasien atau keluarga pasien untuk wajib menerima konseling obat di apotek, seperti: Pasien dengan kondisi khusus. Contoh: pasien pediatri, geriatri, gangguan fungsi hati/ginjal, ibu hamil dan menyusui). Pasien dengan terapi jangka panjang atau penyakit kronis. Misal: AIDS dan epilepsi. Pasien yang menggunakan obat dengan instruksi khusus. Contoh: penggunaan kortikosteroid dengan tappering down/offPasien yang menggunakan obat dengan indeks terapi sempit (digoksin, fenitoin, dan teofilin). Pasien dengan polifarmasi (pasien penerima beberapa obat untuk indikasi penyakit yang sama). Pasien yang memiliki tingkat kepatuhan rendah dan berisiko membahayakan kesehatannya.

Tujuan konseling obat di apotek

Konseling harus dilakukan oleh apoteker penanggung jawab di apotek. Tujuan dari praktik konseling, seperti:

Membangun kepercayaan (trust) antara apoteker sebagai pihak yang bertanggung jawab dalam pengobatan dengan pasien, Menunjukkan perhatian dan kepedulian kepada pasien agar mereka termotivasi untuk patuh, Membantu pasien untuk beradaptasi dengan penyakit dan obatnya, Membantu pasien untuk patuh pada aturan penggunaan obat yang benar, Meningkatkan kemampuan dan kesadaran pasien dalam menyelesaikan masalah kesehatannya sendiri, Mencegah/mengurangi masalah yang berkaitan dengan efek samping obat, reaksi obat yang merugikan, hingga ketidakpatuhan.


Tahapan dalam praktik konseling obat

Praktik konseling tentu tidak dilakukan dengan asal-asalan. Berikut tahapan kegiatan konseling obat di apotek:


Membuka komunikasi antara apoteker dan pasien

Aspek komunikasi memegang peran penting akan keberhasilan praktik konseling. Aspek komunikasi dalam membuka konseling meliputi apa saja? Pertama, memperkenalkan diri dan menanyakan nama pasien. Kedua, wajib menggunakan bahasa yang mudah dimengerti pasien. Ketiga, lakukan juga komunikasi non verbal (bahasa tubuh), misal untuk mempraktikkan cara pakai obat. 


Menilai pemahaman pasien 

Apoteker harus bisa mengidentifikasi tingkat pemahaman pasien tentang penggunaan obat melalui three prime questions, yaitu:

Apa yang disampaikan dokter tentang obat yang diberikan?

Apa yang dijelaskan dokter tentang cara pemakaian obat?

Apa yang dijelaskan dokter tentang hasil yang diharapkan setelah pasien menerima terapi obat tersebut?   


Menggali informasi yang dibutuhkan

Apoteker diharapkan mampu menggali informasi lebih lanjut dengan memberi pasien kesempatan untuk menyampaikan berbagai masalah yang mereka hadapi seputar penggunaan obat. Lalu, beri mereka solusi dan penjelasan untuk menyelesaikan masalah seputar penggunaan obat tersebut.


Menggali informasi yang dibutuhkan

Apoteker diharapkan mampu menggali informasi lebih lanjut dengan memberi pasien kesempatan untuk menyampaikan berbagai masalah yang mereka hadapi seputar penggunaan obat. Lalu, beri mereka solusi dan penjelasan untuk menyelesaikan masalah seputar penggunaan obat tersebut.


Menyampaikan informasi obat secara detail

Apa saja aspek informasi obat yang wajib kamu sampaikan kepada pasien saat konseling?

Pertama, nama obat dan tujuan pengobatan. Kedua, aturan pakai obat, seperti frekuensi dan waktu penggunaan obat, serta takarannya. Terutama untuk obat-obat yang sangat dipengaruhi oleh frekuensi penggunaan. Ketiga, cara penggunaan obat – terutama untuk obat-obat yang cara penggunaanya khusus/spesifik (disertai contoh). Keempat, lama penggunaan obat – terutama untuk obat antibiotik yang harus sesuai dengan resep dokter agar tidak terjadi resistensi. Kelima, efek samping obat. Keenam, tanda-tanda toksisitas. Tujuannya agar pasien memahami dengan baik bila terjadi tanda-tanda toksisitas setelah mengonsumsi obat. Ketujuh, cara penyimpanan obat. 
Sebagai langkah akhir, apoteker wajib melakukan verifikasi akhir untuk memastikan pemahaman pasien terhadap konseling obat yang dilakukan. Tidak lupa untuk mendokumentasikan konseling tersebut dengan meminta tanda tangan pasien sebagai bukti bahwa pasien sudah memahami seluruh informasi yang diberikan dalam konseling.   

Tantangan dalam konseling obat di apotek

Hanya saja terkadang ada sejumlah tantangan yang menjadi hambatan, seperti:

Ketersediaan apoteker di apotek. Konseling wajib dilakukan oleh profesi apoteker (tidak boleh diwakilkan/diganti), padahal kamu tidak selalu stand by di apotek. Terkadang pasien datang di luar jam praktek apoteker, sehingga konseling tidak bisa dilakukan.
Tidak hanya dari sisi apoteker, ada juga pasien yang tidak memiliki banyak waktu (terburu-buru) saat datang ke apotek. Karena kurangnya waktu tersebut, membuat waktu konseling terbatas dan pemberian informasi jadi kurang lengkap.
Terkadang apotek juga ramai pelanggan. Jadi konseling hanya dilakukan dengan singkat. Namun, sebaiknya apoteker tetap harus berupaya agar informasi yang disampaikan jelas dan mudah dimengerti.
Apoteker perlu mengidentifikasi tingkat pemahaman pasien yang menerima
konseling agar bisa menyesuaikan cara penyampaian informasi bila ada pasien yang masih belum mengerti.
Kurangnya tempat yang memadai di apotek untuk melakukan konseling kepada pasien.

Pelaksanaan konseling di apotek menjadi wajib bagi pasien yang masuk dalam kriteria yang telah disebutkan di atas. Di luar kriteria tersebut, apoteker juga diperkenankan melakukan konseling obat kepada pasien atau pelanggan. 

Apoteker bisa coba meminimalisir hambatan di atas, misal dengan membuka praktek di jam-jam ramai atau aktif meminta pasien menjadwalkan konseling di tengah kesibukan mereka. Dengan begitu, pasien/pelanggan dapat terlayani lebih maksimal.







  

No comments:

Post a Comment

Silahkan ketik sambil senyum ya

Dibaca dengan hati !

Mesin Waktu - 8 Tahun 7 Bulan, tidak berakhir sia - sia karena ada Dilanomera

MasyaaAllah Tabarakallah.. Saya akan berbagi pengalaman hidup saya, agar semua bisa mengambil hikmah dari setiap perjalanan didalam pernikah...