Wednesday, January 31, 2024

Kehebatan Khalid bin walid anti racun

Kehebatan Khalid bin Walid, Tak Mempan Racun Paling Mematikan

Sahabat Khalid bin Walid dikenang sebagai sahabat Rasulullah SAW yang jenius dalam membuat strategi perang. Ia dijuluki Saifullah Al-Maslul (Pedang Allah yang Terhunus). Beliau juga memiliki tauhid yang sangat kuat dan pemberani. Ia tak pernah takut berhadapan dengan kematian.

Selain sebagai Panglima Perang, Khalid bin Walid juga dikenal sebagai sahabat yang memiliki tauhid tinggi. Suatu ketika saat berada di Persia, ia melihat sang Ratu Persia sedang memegang racun paling mematikan di daerah tersebut. Seseorang yang meminum racun itu langsung mati seketika.

“Apa itu?” tanya Khalid.

“Ini racun yang paling dahsyat dan kuat di Persia, tidak ada orang yang cicipi kecuali mati.” Jawab Sang Ratu.

“Tidak ada kematian kecuali atas izin Allah Ta’ala,” kata Khalid bin Walid sambil ketawa.

Khalid lalu meminta racun itu dan meminumnya. Dia tidak merasakan sakit, apalagi sampai kehilangan nyawa. Padahal ia menenggak racun mematikan itu sampai habis, tidak lagi dicicipi.

Sebelum meminum racun, dia membaca doa;

“Dengan nama Allah Yang bersama Nama-Nya sesuatu pun tidak akan celaka baik di bumi dan di langit. Dialah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” (HR Abu Daud, Ibnu Majah, dan Ahmad).

Saat melihat kejadian itu, Sang Ratu pun berkomentar, “jika semua pasukan muslim seperti ini, maka tidak ada lagi yang bisa menandingi di dunia ini.”

Masih kurang ya hukuman dari Allah SWT

Hukuman Terberat dari Allah untuk Manusia

SEORANG murid mengadu kepada gurunya, “Syaikh, betapa banyak kita berdosa kepada Allah dan tidak menunaikan hak-Nya sebagaimana mestinya. Tapi saya kok tidak melihat Allah menghukum kita.”

Sang Guru menjawab dengan tenang, “Betapa sering Allah menghukummu tapi engkau tidak merasa.” Lanjutnya, “Sesungguhnya salah satu hukuman Allah terbesar yang bisa menimpamu wahai anakku, ialah ‘sedikitnya taufiq’ (kemudahan) untuk mengamalkan ketaatan dan amal-amal kebaikan.”

Tidaklah seseorang diuji dengan musibah yang lebih besar dari “kekerasan hatinya dan kematian hatinya.” Sebagai contoh, sadarkah engkau bahwa Allah telah mencabut darimu rasa bahagia dan senang dengan munajat kepada-Nya, merendahkan diri kepada-Nya, menyungkurkan diri di hadapan-Nya? Sadarkah engkau tidak diberikan rasa khusyu’ dalam shalat?

Sadarkah engkau, bahwa beberapa harimu telah berlalu dari hidupmu, tanpa membaca Al-Quran. Padahal engkau mengetahui firman Allah, “Sekiranya Kami turunkan Al-Quran ini ke gunung, niscaya engkau melihatnya tunduk, retak, karena takut kepada Allah.” Tapi engkau tidak tersentuh dengan ayat-ayat Al-Quran, seakan engkau tidak mendengarnya.

Sadarkah engkau, telah berlalu beberapa malam yang panjang sedang engkau tidak melakukan qiyamullail di hadapan Allah, walaupun terkadang engkau begadang.

Sadarkah engkau, bahwa telah berlalu atasmu musim-musim kebaikan seperti Ramadhan, enam hari di bulan Syawwal, sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah, dan seterusnya tapi engkau belum diberi taufiq untuk memanfaatkannya sebagaimana mestinya?

Hukuman apa lagi yang lebih berat daripada itu?

Tidakkah engkau merasakan beratnya mengamalkan banyak ketaatan (amal ibadah)? Tidakkah Allah menahan lidahmu untuk berdzikir, beristighfar dan berdo’a kepadanya? Tidakkah terkadang engkau merasakan bahwa engkau lemah di hadapan hawa nafsu? Hukuman apa lagi yang lebih berat dari semua ini?

Sadarkah engkau, yang mudah bagimu berghibah, mengadu domba, berdusta, memandang remeh pada yang haram? Sadarkah engkau, bahwa Allah membuatmu lupa kepada akhirat, lalu Allah menjadikan dunia sebagai perhatian terbesarmu dan ilmu tertinggi? Semua pembiaran ini dengan berbagai bentuknya, hanyalah beberapa hukuman Allah kepadamu. Sedang engkau menyadarinya, atau tidak menyadarinya.

Waspadalah wahai sahabatku, agar engkau tidak terjatuh ke dalam dosa-dosa dan meninggalkan kewajiban-kewajiban. Karena hukuman yang paling ringan dari Allah terhadap hamba-Nya ialah, “Hukuman yang terasa pada harta, atau anak, atau kesehatan.”

Sesungguhnya hukuman terberat ialah, “Hukuman yang tidak terasa pada kematian hati, lalu ia tidak merasakan nikmatnya ketaatan, dan tidak merasakan sakitnya dosa.” Karena itu wahai sahabat-sahabatku, “Perbanyaklah di sela-sela harimu, amalan taubat dan istighfar, semoga Allah menghidupkan hatimu.” 

Rezeki yang Halal dan Berkah



Subhanallah..lagi berusaha untuk bersabar ya Allah SWT.

Memang penghasilannya tidak akan seviral penghasilan jadi youtuber. Karena ini sudah termasuk hobi jadi merasa ringan saja untuk mengerjakannya. Bukankah pekerjaan yang menyenangkan itu, hobi yang bisa dibayar. Alhamdulillah..

Semoga saja pihak-pihak yang mempunyai kewenangan dan kewajiban untuk mempermudah penghasilan usaha blogger saya ini segera melakukan tindakan sesuai SOP. Karena yang saya inginkan rezeki yang halal dan berkah atas ridho Allah SWT.

Saya yakin semua akan ada waktunya. Dan saya yakin, bila sudah rezekinya si fulan tidak akan tertukar dengan si wulan..ups!

Pantang menyerah dan berputus asa agar selalu dicintai Allah SWT



Rabu, 31 Januari 2024

MasyaaAllah Tabarakallah..
Ini baju toga ke-2 yang saya kenakan untuk profesi apoteker, lulusan fakultas farmasi di Universitas Jenderal Achmad Yani, Yayasan Eka Paksi.

Alhamdulillah..
Tempatnya di Cimahi, saya suka karena udaranya sejuk. Makanan masih masuk selera saya, karena saya sukanya pedas manis.

Ingin pakai toga ke-3 untuk lulusan spesialist farmasi anti virus, agar bisa membantu negara - negara dunia untuk mengurangi angka kematian akibat virus. Bila bakteri saja terus bisa berkembang biak apalagi virus !

Saya selalu belajar dan berusaha untuk bersyukur dalam setiap keadaan, termasuk saat ini ada hal yang tidak saya sukai. Dan saya lagi berusaha sabar. Semoga solusinya segera ada dan masalahnya terselesaikan.

Saya belajar untuk tidak tergesa - gesa karena itu termasuk godaan setan. Saya yakin semua sudah ada waktu dan zona nya. Apalagi jodohnya !

Berbicara soal jodoh saya yakin, yang baik akan bertemu dengan yang baik dan sebaliknya. Saya yakin jodoh saya sedang dijaga Allah SWT dan sudah saling menjaga lewat do'a. Karena jodoh itu mutlak rahasia dan ketentuan Allah SWT. Pasti dipertemukan bila memang sudah waktunya.

Ya Allah SWT, Ya Wahab, Ya Jabbar, Ya Aziz, Ya Mujib..hanya Engkau yang Maha berkuasa di alam semesta ini. Jodohkan hamba dengan manusia pilihan-Mu yang bisa membuat cintanya kepada hamba dan anak kandung hamba semakin membuatnya mencintai-Mu (aamiin).

Kebaikan balasannya tetap kebaikan


Hasanah Artinya Kebaikan, Pahami Konsepnya Berdasarkan Al-Qur'an

Dalam bahasa arab, kata hasanah artinya mengacu pada kata benda yang memiliki arti "kebaikan" atau "perbuatan baik." Dalam konteks agama Islam, hasanah artinya juga merujuk pada pahala atau balasan baik dari Allah SWT bagi tindakan-tindakan baik yang dilakukan oleh individu dalam menjalani kehidupan mereka.

Dalam pandangan Islam, perbuatan baik dan amal shalih yang dilakukan oleh seseorang akan dihitung sebagai "hasanah" dalam pengumpulan amal kebaikan di akhirat.

Kata hasanah artinya memiliki makna positif dan sering digunakan untuk mendorong individu untuk melakukan perbuatan baik, menjalani hidup dengan moralitas, dan berusaha untuk mencapai nilai-nilai kebaikan dalam kehidupan sehari-hari.

Arti Kata Hasanah secara Etimologi

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, hasanah artinya adalah kebaikan. Secara etimologi, kata "hasanah" berasal dari akar kata Arab "hasana"), yang memiliki makna dasar "baik," "bagus," atau "cantik." Bentuk masdarnya adalah "hasanatan" , yang secara harfiah berarti "kebaikan." Dalam penggunaan bahasa sehari-hari, kata ini merujuk pada sesuatu yang baik atau perbuatan baik.

Sementara itu secara terminologi Islam, hasanah artinya mengacu pada tindakan kebajikan atau amal saleh yang dilakukan oleh individu. Ini mencakup segala tindakan yang dianggap baik, positif, dan bermanfaat, baik dalam hubungannya dengan Tuhan maupun dalam hubungannya dengan sesama manusia. Perbuatan baik ini mencakup berbagai tindakan moral dan etis, seperti berbuat baik kepada orang lain, beramal shalih, mempraktikkan nilai-nilai Islam, dan melakukan ketaatan kepada Allah SWT.

Konsep Hasanah Menurut Surat An-Nisa Ayat 78-79

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, hasanah artinya kebaikan. Perlu diketahui bahwa "hasanah" merupakan salah satu kata yang banyak disebutkan dalam Al Quran, misalnya dalam Surat An-Nisa ayat 78-79,

Artinya: Dimanapun kamu berada, kematian akan mendapatkan kamu, kendatipun kamu berada di dalam benteng yang tinggi dan kokoh. Jika mereka memperoleh kebaikan, mereka mengatakan, "Ini dari sisi Allah", dan jika mereka ditimpa suatu keburukan mereka mengatakan, "Ini dari engkau (Muhammad)." Katakanlah, "Semuanya (datang) dari sisi Allah." Maka mengapa orang-orang itu (orang-orang munafik) hampir-hampir tidak memahami pembicaraan (sedikit pun)?" Kebajikan apa pun yang kamu peroleh, adalah dari sisi Allah, dan keburukan apa pun yang menimpamu, itu dari (kesalahan) dirimu sendiri. Kami mengutusmu (Muhammad) menjadi Rasul kepada (seluruh) manusia. Dan cukuplah Allah yang menjadi saksi. (QS. An-Nisa: 78-79).


Hukuman bagi perampok dalam Islam

Sanksi Pidana Islam terhadap pelaku Hirabah/Perampokan

Kejahatan telah terjadi di berbagai penjuru dunia,bukan hanya di Indonesia saja tetapi di seluruh belahan dunia. Maraknya kejahatan seperti pembunuhan,penipuan,hingga perampokan biasanya disebabkan karena faktor ekonomi dan kurangnya lapangan pekerjaan sehingga banyak orang yang melakukan kekerasan demi mendapatkan apa yang mereka inginkan.

Perampokan/hirabah menurut Hukum Pidana Islam adalah keluar untuk mengambil harta,atau membunuh,atau menakut-nakuti,dengan cara kekerasan,dengan berpegang kepada kekuatan,dan jauh dari pertolongan(bantuan).

Dibaca dengan hati !

Mesin Waktu - 8 Tahun 7 Bulan, tidak berakhir sia - sia karena ada Dilanomera

MasyaaAllah Tabarakallah.. Saya akan berbagi pengalaman hidup saya, agar semua bisa mengambil hikmah dari setiap perjalanan didalam pernikah...