Thursday, March 7, 2024

Anak ku bukan untuk pencitraan

Kota Jambi, Kamis 7 Maret 2024

MasyaaAllah Tabarakallah.. Ini foto Dilan menuju 6 bulan. Alhamdulillah, anak sholeh yang menjadi penyenang dan penyejuk hati ibu nya. Terkadang seorang ibu ada rasa sebal nya, namun selalu berusaha untuk tidak berucap dengan kata - kata yang buruk. Sebab tidak ingin juga menjadi orang tua yang durhaka. 

Berbakti kepada orang tua karena Allah SWT, jadi bisa membedakan mana yang benar dan salah tentunya dengan pedoman Al - Quran. Islam itu agama yang lurus, mengajarkan untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT dengan beribadah mengharapkan keridhoan-Nya, bukan hanya sebatas keridhoan manusia. Bila manusia nya saja lalai terhadap kewajibannya kepada Allah SWT, maka tidak wajib untuk dipatuhi. Dekati lah orang - orang beriman dan bertakwa yang bisa membuat diri semakin dekat dengan Allah SWT. Karena ibadah yang tertinggi adalah ridho terhadap takdir Allah SWT. 

Dilanomera Suhelizy bukan dijadikan untuk pencitraan, anak yang diharapkan kehadirannya lewat usaha dan do'a dengan hasil tawakal kepada Allah SWT. Lahir di rahim yang halal dan bersih, alhamdulillah. Semoga selalu menjadi anak yang sholeh, cerdas, pintar, bahagia dan baik hati nya serta apa yang diinginkan dan dicita - citakan nya tercapai dalam keridhoan Allah SWT (aamiin). 

Keutamaan puasa Ramadhan

Keutamaan Puasa Ramadhan, Salah Satunya Doanya Mujarab

Pertama, termasuk rukun Islam

Islam itu dibangun di atas lima perkara. Tidak sempurna keislaman seseorang kecuali dengan mengerjakan lima perkara tersebut. Rasulullah SAW bersabda :

Islam itu dibangun di atas lima perkara: syahadat(persaksian) bahwa tidak ada ilah (sembahan) yang berhak diibadahi dengan benar kecuali hanya Allah dan bahwa Muhammad adalah rasul (utusan) Allah, mendirikan shalat, membayar za kat, berhaji ke Baitullah, dan berpuasa di bulan Ramadhan.’” (HR al-Bukhari: 8 dan Muslim: 16)

Kedua, menghapus dosa yang telah lalu

Dari Abu Hurairah Ra bahwasanya Rasulullah SAW bersabda :

“Barangsiapa berpuasa Ramadhan atas dasar iman dan mengharap pahala dari Allah, maka dosanya yang telah lalu akan diampuni.” (HR. Bukhari no. 38 dan Muslim No. 860).

Yang dimaksud berpuasa atas dasar iman yaitu berpuasa karena meyakini akan kewajiban puasa. Sedangkan yang dimaksud ihtisab adalah mengharap pahala dari Allah Ta’ala. (Lihat Fathul Bari, 4: 115).

Ketiga, merupakan sebab masuk surga

Berdasarkan hadits :

Abu Abdillah Jarir Al-Anshari RA menerangkan, ada seorang lelaki yang bertanya kepada Rasulullah SAW, ''Bagaimana pendapatmu jika aku telah mengerjakan sholat maktubah (sholat fardhu lima waktu), berpuasa Ramadhan, menghalalkan yang halal dan mengharamkan yang haram, dan aku tidak menambahnya dengan suatu apapun. Apakah aku bisa masuk surga?'' Rasul menjawab, ''Ya.'' (HR Muslim "15).

Keempat, do’anya terkabulkan

Rasulullah SAW bersabda :

”Sesungguhnya Allah membebaskan beberapa orang dari api neraka pada setiap hari di bulan Ramadhan, dan setiap muslim apabila dia memanjatkan do’a, akan dikabulkan.” (HR. Al Bazaar. Al Haitsami dalam Majma’ Az-Zawaid, 10: 14 mengatakan bahwa perowinya tsiqoh -terpercaya-. Lihat Jami’ul Ahadits, 9: 224). 

Ini merupakan keutamaan yang besar bagi bulan Ramadhan dan orang yang berpuasa, menunjukkan keutamaan do’a dan orang yang berdo’a.” (Faidhul Qadir, al-Munawi, 2/614)

Kelima, pahala yang berlipat ganda tanpa batas.

Berdasarkan hadits:

dari Abu Hurairah radhiallahu’anhu berkata, Rasulullah SAW bersabda :

"Semua amal Bani Adam akan dilipat gandakan kebaikan sepuluh kali sampai tujuh ratus kali lipat. Allah Azza Wa Jallah berfirman, ‘Kecuali puasa, maka ia untuk-Ku dan Aku yang akan memberikan pahalanya."

Yakni Aku akan memberikan pahala yang banyak tanpa menentukan kadarnya. Hal ini seperti firman Allah Ta’ala, "Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah Yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas." (QS. Az-Zumar: 10)

Makna ungkapan ‘Puasa untuk-Ku’, maksudnya adalah bahwa dia termasuk ibadah yang paling Aku cintai dan paling mulia di sisi-Ku.

Ibnu Abdul Bar berkata, "Cukuplah ungkapan ‘Puasa untuk-Ku’ menunjukkan keutamaannya dibandingkan ibadah-ibadah lainnya.

Diriwayatkan oleh An-Nasa’i, 2220 dari Abu Umamah rahdiallahuanhu berkata, Rasulullah SAW bersabda, "Hendaklah kalian berpuasa, karena tidak ada yang menyamainya." (Dishahihkan oleh Al-Albany dalam shahih Nasai). 


Pembunuhan disengaja menurut islam

Dosa Membunuh Orang Menurut Islam: Berbalas Neraka Jahannam

Membunuh orang tanpa sebab yang dibenarkan syariat termasuk salah satu dosa besar dalam Islam. Dalam Al-Qur'an maupun hadits telah disebutkan ancaman bagi pelaku pembunuhan. Membunuh merupakan perbuatan buruk yang paling disukai Iblis.

Setiap tiba waktu pagi, iblis menyebar pasukannya, seraya berkata, "Siapa yang mampu menyesatkan seorang muslim, aku akan memasangkan mahkota kepadanya."

Salah seorang setan berkata, "Aku senantiasa menggoda seseorang hingga dia menceraikan istrinya."

Iblis berkata, "Terlalu mudah baginya untuk menikah lagi."

Setan lain melapor, "Aku senantiasa menggoda seorang lelaki hingga dia durhaka kepada orang tuanya."

Iblis berkata, "Terlalu mudah baginya untuk berbakti kepada mereka."

Setan lain melapor, "Aku senantiasa menggoda Fulan hingga dia minum khamar."

Iblis berkata, "Engkau layak."

Setan lain melapor, "Aku senantiasa menggoda seorang lelaki hingga dia berzina."

Iblis berkata, "Engkau layak."

Setan lain melapor, "Aku senantiasa menggoda seorang lelaki hingga dia membunuh."

Iblis berkata, "Engkaulah yang paling layak."

Dosa Membunuh Orang

Tingkat pembunuhan didasarkan pada seberapa buruk dan seberapa berhak orang yang dibunuh untuk terus hidup dan juga jasanya kepada manusia.

Ia menyebut, orang yang paling keras siksanya di akhirat adalah orang yang membunuh nabi, membunuh pemimpin yang adil, atau ulama yang memerintahkan manusia kepada kebatilan. Adapun, membunuh orang mukmin dengan sengaja, kata Ibnu Qayyim al-Jauziyyah, adalah kekal di neraka.

"Karena itu pula balasan membunuh orang mukmin dengan sengaja adalah kekal di neraka, mendapat laknat, kemurkaan Allah, dan siksa pedih di neraka, selama tidak ada penghalang dilakukannya balasan tersebut."

Balasan membunuh orang mukmin dengan sengaja telah disebutkan dalam Al-Qur'an. Allah SWT berfirman :

Artinya: "Siapa yang membunuh seorang mukmin dengan sengaja, balasannya adalah (neraka) Jahanam. Dia kekal di dalamnya. Allah murka kepadanya, melaknatnya, dan menyediakan baginya azab yang sangat besar." (QS An Nisa': 93). 

balasan bagi orang yang membunuh mukmin dengan sengaja adalah neraka Jahannam. 

Sementara itu, dalam ayat lain Allah SWT berfirman :

Artinya: "Oleh karena itu, Kami menetapkan (suatu hukum) bagi bani Israil bahwa siapa yang membunuh seseorang bukan karena (orang yang dibunuh itu) telah membunuh orang lain atau karena telah berbuat kerusakan di bumi, maka seakan-akan dia telah membunuh semua manusia. Sebaliknya, siapa yang memelihara kehidupan seorang manusia, dia seakan-akan telah memelihara kehidupan semua manusia. Sungguh, rasul-rasul Kami benar-benar telah datang kepada mereka dengan (membawa) keterangan-keterangan yang jelas. Kemudian, sesungguhnya banyak di antara mereka setelah itu melampaui batas di bumi." (QS Al Maidah: 32). 

Ayat tersebut menjelaskan suatu ketentuan bahwa membunuh seorang manusia berarti membunuh semua manusia, sebagaimana memelihara kehidupan seorang manusia berarti memelihara kehidupan semua manusia.


Nasihat kematian dari Imam Syafi'i


Kehidupan dunia ini tidaklah kekal dan hanya sementara. Akan ada masa di mana semuanya berakhir termasuk dunia dan seisinya. Ketika itu, manusia dan makhluk lainnya akan binasa.

Allah SWT berfirman dalam surat Ar - rumus ayat 54 yang berbunyi :

Terjemahan: Allah adalah Zat yang menciptakanmu dari keadaan lemah, kemudian Dia menjadikan(-mu) kuat setelah keadaan lemah. Lalu, Dia menjadikan(-mu) lemah (kembali) setelah keadaan kuat dan beruban.595) Dia menciptakan apa yang Dia kehendaki. Dia Maha Mengetahui lagi Mahakuasa.

Nasihat Kematian Imam Syafi'i

Sadar atau tidak, sesungguhnya seluruh manusia sedang menuju kepada kematian. Siap atau tidak, cepat atau lambat, tua atau muda, semua manusia akan menghadapinya.

Orang yang cerdas akan menjadikan kematian sebagai nasihat dan guru dalam kehidupan. Sedikit saja lengah, maka ia telah kehilangan guru terbaik dalam hidupnya.

Hal ini sebagaimana disabdakan oleh Rasulullah SAW,

"Cukuplah kematian itu sebagai penasihat." (HR Thabrani dan Baihaqi)

Sementara itu, Imam Syafi'i juga memberi nasihat perihal kematian. Nasihat kematian Imam Syafi'i tersebut di antaranya:

"Tidak sepantasnya seorang mukmin lalai dari mengingat mati dan menyiapkan diri untuk menyambutnya."

Pesan yang dapat diambil dari nasihat ini, setiap mukmin harus senantiasa mengingat kematian setiap saat. Dengan begitu, dirinya akan selalu terhindar dari perbuatan tercela maupun perbuatan dosa.

Mukmin tersebut tidak mungkin menyia-nyiakan waktunya yang hanya sebentar sebelum kematian menjemput ini dengan perbuatan sia-sia atau bahkan tercela. Oleh karena itu, dirinya akan senantiasa memperbanyak perbuatan baik dan mendekatkan diri kepada Allah SWT.

Nasihat kematian Imam Syafi'i yang kedua :

"Jadikan akhirat di hatimu, dunia di tanganmu, dan kematian di pelupuk matamu."

Nasihat ini memiliki pesan yang hampir sama dengan nasihat sebelumnya. Nasihat ini muncul karena banyaknya orang yang di dunia yang sangat tidak memprioritaskan akhirat dan malah fokus pada kehidupan duniawi.

Banyak dari manusia yang berpikiran bahwa akhirat adalah ilusi atau cerita fiksi yang keberadaannya tidak diyakini. Itulah sebabnya, Imam Syafi'i menasihati agar menjadikan akhirat senantiasa ada di hati kita.

Sementara itu, mestinya hal-hal yang duniawi harus ditempatkan di "tangan." Artinya manusia tidak boleh menjadikannya tujuan utama dalam kehidupan. Sebab semua hal yang ada di dunia ini adalah fana dan tidak kekal.

Dibaca dengan hati !

Mesin Waktu - 8 Tahun 7 Bulan, tidak berakhir sia - sia karena ada Dilanomera

MasyaaAllah Tabarakallah.. Saya akan berbagi pengalaman hidup saya, agar semua bisa mengambil hikmah dari setiap perjalanan didalam pernikah...