Saturday, December 2, 2023

Kista pada wanita

 


Kista adalah sebuah kantung yang terbentuk dari jaringan membran dan berisiko cairan, udara, semisolid, hingga zat lainnya. Kista dapat muncul pada beberapa bagian tubuh hingga dibawah kulit.

Gejala Kista

Gejala utamanya adalah benjolan yang tumbuh pada bagian tubuh tertentu, yang letaknya tergantung kepada jenis yang dialami. Benjolan dapat tumbuh di wajah, leher, dada, punggung, kulit kepala, telapak tangan, dan telapak kaki.

Namun, beberapa tumbuh di bagian tubuh dalam sehingga perkembangan benjolan tidak dapat dirasakan dengan baik, seperti pada payudara hingga ovarium. 

Kista memiliki pertumbuhan dan perkembangan yang sangat lambat. Selain itu, ia juga tidak menyebabkan rasa nyeri pada pengidapnya, kecuali jika mengalami infeksi.

Berikut ini tanda kista mengalami infeksi:

  • Keluar darah atau nanah berbau tidak sedap dari benjolan.
  • Kemerahan di kulit sekitar area.
  • Infeksi yang memicu nyeri.
  • Kaku atau kesemutan, terutama pada bagian tubuh yang ditumbuhi kista.
  • Mual dan Muntah.
  • Demam.
  • Pusing.

Selain infeksi, kondisi ini juga dapat menyebabkan rasa tidak nyaman. Ketika ukuran kista sangat besar, ia bisa menimpa saraf atau pembuluh darah, tumbuh pada area yang sensitif, hingga memengaruhi fungsi organ tubuh. 

Penyebab Kista

Berikut ini hal-hal yang dapat memicu atau memperparah kista:

Kondisi genetik, Tumor, Infeksi, Kelainan pada perkembangan embrio, Cacat pada sel, Kondisi inflamasi kronis, Penyumbatan pada saluran pada tubuh, Parasit, Cedera.

Faktor Risiko Kista

1. Usia

  • Berikut ini beberapa faktor pemicu yang harus diketahui:

Menurut U.S National Library of Medicine (NLM), wanita yang berusia di antara usia pubertas sampai menopause menempati risiko paling tinggi untuk terkena kista di bagian ovarium. Pasalnya pada masa ini wanita masih mengalami periode menstruasi. Pada saat wanita mengalami menstruasi, munculnya benjolan cairan di ovarium bisa saja terbentuk. Ini bukan menjadi masalah selama benjolan di ovarium bisa hilang dengan sendirinya, tidak membesar, dan tidak menyebabkan gejala.

Kondisi penyebab kista ovarium jarang terjadi pada wanita setelah menopause. Namun, wanita yang sudah menopause dan mempunyai benjolan berisi cairan di ovarium mempunyai risiko yang lebih tinggi untuk terkena kanker ovarium.

2. Sindrom ovarium polikistik (PCOS)

Wanita yang memiliki sindrom ovarium polikistik mempunyai risiko benjolan di ovarium yang lebih tinggi. Sindrom ovarium polikistik terjadi ketika tubuh tidak memproduksi cukup hormon bagi folikel dalam ovarium untuk melepaskan sel telur. Akibatnya, terbentuklah benjolan folikel. Sindrom ovarium polikistik juga dapat mengganggu produksi hormon pada wanita, sehingga banyak masalah yang dapat terjadi karena hal ini.

3. Endometriosis

Endometriosis terjadi saat bagian dari jaringan yang melapisi rahim (endometrium) terbentuk di bagian luar rahim, seperti pada tuba falopi, ovarium, kandung kemih, usus besar, vagina, ataupun rektum. Terkadang, kantung berisi darah (benjolan/fibroid) terbentuk pada jaringan ini. Benjolan berisi yang terbentuk karena endometriosis ini disebut dengan endometrioma. Benjolan ini dapat menyebabkan pengidap merasa sakit saat berhubungan intim dan selama periode menstruasi.

4. Obat penyubur kandungan

Obat penyubur kandungan biasanya dipakai untuk membantu ovulasi (melepaskan sel telur) seperti gonadotropin, clomiphene citrate, ataupun letrozole. Ini karena mereka dapat memengaruhi keseimbangan hormon dalam tubuh. Penggunaan obat penyubur kandungan juga dapat meningkatkan risiko adanya benjolan di ovarium, seringnya dalam jenis kista fungsional.

Penggunaan obat ini dapat menyebabkan terbentuknya kondisi ini dalam jumlah banyak dan dalam ukuran besar pada ovarium. Kondisi ini disebut dengan sindrom hiperstimulasi ovarium (ovarian hyperstimulation syndrome).

5. Kemoterapi dengan tamoxifen

Wanita pengidap kanker payudara yang pernah menjalankan kemoterapi dengan tamoxifen memiliki risiko adanya benjolan di ovarium yang lebih tinggi. Tamoxifen dapat menyebabkan terbentuknya benjolan di ovarium Namun, benjolan berisi cairan ini dapat hilang setelah pengobatan selesai.

Pengobatan Kista

Kista dapat hilang dengan sendirinya tanpa diobati. Pengidap pun dapat mempercepat proses penyembuhan dengan penggunaan kompres hangat. Namun jangan mencoba memecahkannya, karena dapat menyebabkan infeksi.

Bila kista tidak hilang, kunjungi dokter spesialis untuk mendapatkan penanganan medis. Dokter dapat menghilangkan kista dengan beberapa metode berikut:

  • Pengangkatan melalui operasi, bila aspirasi tidak berhasil.
  • Menyuntikkan kortikosteroid, guna mengurangi radang.
  • Menusuk kista dengan jarum dan melakukan penyedotan (aspirasi) cairan.

Komplikasi Kista

Kista yang membesar dapat menyebabkan rasa tidak nyaman pada pengidapnya. Maka sebaiknya segera lakukan pemeriksaan jika mengalami berbagai keluhan kesehatan yang terkait dengan kemunculan kondisi ini.

Pencegahan Kista

  • Kista yang membesar dapat menyebabkan rasa tidak nyaman pada pengidapnya. Maka sebaiknya segera lakukan pemeriksaan jika mengalami berbagai keluhan kesehatan yang terkait dengan kemunculan kondisi ini.

    Meskipun pada umumnya tidak dapat dicegah, tapi beberapa jenisnya dapat dihindari. Contoh, Kalazion dapat dicegah dengan membersihkan kelopak mata menggunakan pembersih yang lembut. Sedangkan kista pilonidal, bisa dicegah dengan menjaga kulit tetap kering dan bersih, serta tidak duduk terlalu lama. Wanita dengan kista ovarium dapat mencegah terbentuknya kista baru dengan minum pil KB.

No comments:

Post a Comment

Silahkan ketik sambil senyum ya

Dibaca dengan hati !

Mesin Waktu - 8 Tahun 7 Bulan, tidak berakhir sia - sia karena ada Dilanomera

MasyaaAllah Tabarakallah.. Saya akan berbagi pengalaman hidup saya, agar semua bisa mengambil hikmah dari setiap perjalanan didalam pernikah...