Saturday, March 16, 2024

Perbuatan boros menurut Islam

Alquran dan Hadits Tegas Melarang Perbuatan Boros

Perbuatan boros dilarang Alquran dan hadits. Di dalam Surah Al-Isra Ayat 26, Allah SWT melarang manusia untuk tidak menghambur-hamburkan harta secara boros. 

Allah SWT melarang pemborosan dan mengabarkan bahwa sesungguhnya para pemboros itu adalah saudara-saudara setan, karena setan tidak mengajak kecuali kepada setiap perbuatan yang tercela. 

Maka setan membujuk manusia untuk bersifat bakhil dan pelit. Jika tidak berhasil membuat manusia pelit, maka setan mengajaknya ke arah pemborosan.

Berikanlah kepada kerabat dekat haknya, (juga kepada) orang miskin, dan orang yang dalam perjalanan. Janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros. (QS Al-Isra' : 26).

Allah SWT melarang kaum Muslimin bersikap boros yaitu membelanjakan harta tanpa perhitungan yang cermat, sehingga menjadi mubazir. Larangan ini bertujuan agar kaum Muslimin mengatur pengeluarannya dengan perhitungan yang secermat-cermatnya, agar apa yang dibelanjakan sesuai dengan keperluan dan pendapatan mereka. Kaum Muslimin juga tidak boleh menginfakkan harta kepada orang-orang yang tidak berhak menerimanya, atau memberikan harta melebihi dari yang seharusnya.

Keterangan lebih lanjut tentang bagaimana seharusnya kaum Muslimin membelanjakan hartanya disebutkan dalam firman Allah SWT.

"(Termasuk hamba-hamba Tuhan Yang Maha Pengasih) orang-orang yang apabila menginfakkan (harta), mereka tidak berlebihan, dan tidak (pula) kikir, di antara keduanya secara wajar." (QS Al-Furqan: 67)

Adapun keterangan yang menjelaskan makna yang terkandung dalam ayat tentang larangan boros yang berarti mubazir dapat diperhatikan dalam hadis-hadis Nabi Muhammad SAW.

Diriwayatkan dari Abdullah bin Umar, ia berkata, Rasulullah SAW bertemu Sa’ad pada waktu berwudhu, lalu Rasulullah bersabda, "Alangkah borosnya wudhumu itu hai Sa’ad.” Sa’ad berkata, “Apakah di dalam berwudhu ada pemborosan?” Rasulullah SAW bersabda, “Ya, meskipun kamu berada di sungai yang mengalir.” (Riwayat Ibnu Majah)

Diriwayatkan dari Anas bin Malik bahwa ia berkata, “Datanglah seorang laki-laki dari Bani Tamim kepada Rasulullah SAW. Ia seraya berkata, “Wahai Rasulullah, saya adalah seorang yang berharta, banyak keluarga, anak, dan tamu yang selalu hadir, maka terangkanlah kepadaku bagaimana saya harus membelanjakan harta, dan bagaimana saya harus berbuat." Maka Rasulullah SAW bersabda, “Hendaklah kamu mengeluarkan zakat dari hartamu jika kamu mempunyai harta, karena sesungguhnya zakat itu penyucian yang menyucikan kamu, peliharalah silaturrahim dengan kaum kerabatmu, dan hendaklah kamu ketahui tentang hak orang yang meminta pertolongan, tetangga, dan orang miskin." 

Kemudian lelaki itu berkata, "Wahai Rasulullah, dapatkah engkau mengurangi kewajiban itu kepadaku?” Rasulullah SAW membacakan ayat, "Dan berikanlah haknya kepada kerabat dekat, juga kepada orang miskin dan orang yang dalam perjalanan; dan janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros." 

Lalu lelaki itu berkata, “Cukuplah bagiku wahai Rasulullah, apabila aku telah menunaikan zakat kepada amil zakatmu, lalu aku telah bebas dari kewajiban zakat yang harus dibayarkan kepada Allah dan Rasul-Nya.” 

Lalu Rasulullah SAW bersabda, “Ya, apabila engkau telah membayar zakat itu kepada amilku, engkau telah bebas dari kewajiban itu dan engkau akan menerima pahalanya, dan orang yang menggantikannya dengan yang lain akan berdosa.” (Riwayat Ahmad)

Friday, March 15, 2024

Nikmat Allah SWT sungguh tak terhingga



Kota Jambi, Jum'at 15 Maret 2024

MasyaaAllah Tabarakallah..
Nikmat Engkau mana lagi ya Allah SWT yang harus didustakan ?
Sungguh ini rahmat dari-Mu, Engkau kuatkan hamba dan anak kandung hamba untuk melalui setiap fase kehidupan..semoga semakin Engkau kokohkan keimanan dan ketakwaan hamba dan anak kandung hamba kepada-Mu (aamiin).

Semua memang sudah di zona nya masing-masing, tidak ada yang terlalu cepat dan terlalu lambat. Dan pertolongan Allah SWT selalu diwaktu yang tepat. Alhamdulillah, rencana-Mu selalu terbaik dan terindah. Semoga selalu Engkau kelilingi hamba dan anak kandung hamba dengan orang - orang mukmin muslimin untuk saling menyayangi karena Engkau ya Allah SWT (aamiin).

Masa dimana nantinya akan menjadi memori bahagia untuknya di waktu kecil. Karena anak yang bahagia akan mempengaruhi kecerdasan emosionalnya. Belajar untuk bisa mengelola dan memanajamen diri sehingga bisa menjadi manusia yang bermanfaat di dalam kebaikan. Karena sebaik - baik nya adalah manusia yang bermanfaat bukan untuk dimanfaatkan untuk hal yang tidak baik. Na'udzubillah minzalik.

Tetangga zalim menurut Islam

Selain menjalankan hubungan baik kepada Allah SWT dengan beribadah, kita juga tak boleh melupakan hubungan baik antar sesama manusia, terutama kepada tetangga. Sebab hidup di tengah masyarakat akan selalu membutuhkan peran serta satu sama lain.

Rasulullah SAW bersabda,”Tidak akan masuk surga orang yang tetangganya tidak merasa aman dari gangguannya” (HR. Bukhori dan Muslim).

Berdasarkan hadits Rasulullah SAW di atas, tentunya akan membuat kita lebih hati-hati bersikap dalam hidup bertetangga. Terutama dalam menunaikan hak tetangga seperti yang dipaparkan dalam hadis Rasulullah SAW berikut :

Artinya, “Apakah kalian tahu hak tetangga? Jika tetanggamu meminta bantuan kepadamu, engkau harus menolongnya. Jika dia meminta pinjaman, engkau meminjaminya. Jika dia fakir, engkau memberinya. Jika dia sakit, engkau menjenguknya. Jika dia meninggal, engkau mengantar jenazahnya. Jika dia mendapat kebaikan, engkau menyampaikan selamat untuknya. Jika dia ditimpa kesulitan, engkau menghiburnya. Janganlah engkau meninggikan bangunanmu di atas bangunannya, hingga engkau menghalangi angin yang menghembus untuknya, kecuali atas izinnya. Jika engkau membeli buah, hadiahkanlah sebagian untuknya. Jika tidak melakukannya, maka simpanlah buah itu secara sembunyi-sembunyi. Janganlah anakmu membawa buah itu agar anaknya menjadi marah. Janganlah engkau menyakitinya dengan suara wajanmu kecuali engkau menciduk sebagian isi wajan itu untuknya. Apakah kalian tahu hak tetangga? Demi Dzat yang menggenggam jiwaku, tidaklah hak tetangga sampai kecuali sedikit dari orang yang dirahmati Allah,” (HR At-Thabarani).

Sabda Nabi kepada Abu Dzar RA (Sahabat Nabi): "Hai Abu Dzar, jika engkau memasak kuah, maka perbanyaklah airnya, kemudian berikan kepada tetanggamu." (HR Bukhari).

Rasulullah SAW bersabda :

"Barang siapa beriman kepada Allah dan Hari Akhir, hendaklah ia berbuat baik kepada tetangganya." (HR Bukhari).

Siapakah Yang Termasuk Tetangga Kita?

Dari kisah yang pernah diriwayatkan az-Zuhri, tetangga itu ialah 40 rumah yang terdekat dengan kita. Suatu hari, seorang laki-laki datang kepada Nabi SAW untuk mengadukan perangai tetangganya. Lantas, Rasulullah SAW memerintahkan lelaki itu untuk berseru di depan masjid--menghadap khalayak di jalan.

"Ingatlah wahai manusia, 40 rumah itu masih tetanggamu!"

Mendapati Tetangga Yang Buruk

Allah SWT berfirman dalam Alquran surat Fushilat 34 :

Dan tidaklah sama kebaikan dengan kejahatan. Tolaklah (kejahatan itu) dengan cara yang lebih baik, maka tiba-tiba orang yang antara kamu dan dia ada permusuhan seolah-olah telah menjadi teman yang sangat setia.

Rasulullah SAW pernah mengajarkan kepada para sahabat dan umatnya untuk berdoa agar dilindungi dari teman maupun tetangga yang jahat, berikut doanya :

Allaahumma innii a’udzubika min jaari suu’I fii daaril muqaamati, fainna jaaral baadiyati yatahawwalu.”

Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari tetangga yang jahat di tempat tinggal tetapku, karena tetangga orang Badui (desa) itu berpindah-pindah. (hasan. HR. Bukhari no. 117, al-Hakim I/532, an-Nasa’i VIII/274) 

Amalan di bulan Ramadhan

1. Puasa Ramadhan

Amalan utama di bulan Ramadhan adalah berpuasa. Hal itu sebagaimana tercantum dalam Surat Al Baqarah ayat 183. Dalam ayat ini, puasa Ramadhan ditegaskan sebagai kewajiban bagi setiap umat Islam yang sudah balig dan berakal sehat.

Sebagaimana sebuah Hadits Nabi Muhammad SAW :

Artinya: "Dari Abi Hurairah berkata, bahwa Rasulullah SAW, bersabda: 'Barangsiapa yang berpuasa pada bulan Ramadhan dengan dilandasi keimanan kepada Allah dan mengharap pahala dari Allah, akan diampuni dosanya pada masa lampau'" (HR. Bukhari).

2. Sholat tarawih

Meskipun hukumnya sunah, sholat tarawih termasuk ke dalam amalan utama di bulan Ramadhan. 

Dalam Kitab Shahih Bukhari disebutkan :

Artinya: "Dari Abi Hurairah berkata bahwa Rasulullah SAW senang melakukan tarawih di bulan Ramadhan tetapi bukan mewajibkannya, kemudian bersabda: Siapa yang melaksanakan tarawih karena Allah dan hanya mengharap pahala dari Allah akan diampuni dosanya pada masa lampau. Kemudian Rasulullah meninggal dunia dan ketentuannya tetap demikian pada khalifah Abu Bakr dan Umar bin Khattab."

3. Sedekah dan membayar zakat fitrah

Rasulullah SAW pernah menyatakan bahwa bulan Ramadhan merupakan waktu yang tepat untuk bersedekah. Hal ini diterangkan dalam sebuah hadits :

Artinya: Dari Anas dikatakan, "Wahai Rasulullah, Kapan shodaqah yang paling utama? Rasul menjawab, 'sedekah di bulan Ramadhan". (HR. At-Tirmidzi).

Selain bersedekah, wajib bagi setiap Muslim yang menjumpai Ramadhan harus membayar zakat.

Zakat fitrah adalah upaya untuk membersihkan hati dan perkataan kotor dari orang yang berpuasa, juga untuk berbagi makan kepada orang miskin.

Rasulullah SAW mewajibkan zakat fitrah sebagai sarana penyucian dari hati dan perkataan yang kotor bagi orang yang berpuasa. Selain itu, sebagai bentuk pemberian makan orang-orang miskin. Siapa yang melaksanakannya sebelum sholat maka akan diterima, sedang siapa yang melaksanakannya setelah sholat Idul Fitri maka dianggap sebagai sedekah biasa." (HR. Abi Daud).

4. Tadarus Al-Quran

Amalan utama bulan Ramadhan berikutnya adalah tadarus Al Quran. Lebih baik lagi jika mengkhatamkan Al Quran.

Al Quran juga diturunkan saat bulan Ramadhan. Oleh sebab itu, setiap 17 Ramadhan selalu diperingati dengan Nuzulul Quran atau malam turunnya Al Quran.

Itulah lima amalan utama bulan Ramadhan yang bisa dilakukan untuk meminta rahmat Allah SWT.

Do'a dalam Islam



Pengertian doa dalam Islam adalah sikap berserah diri kepada Allah SWT. Memperlihatkan sikap berserah diri dan merasa membutuhkan Allah SWT, karena tidak dianjurkan ibadah melainkan untuk berserah diri dan tunduk kepada Pencipta serta merasa butuh kepada Allah SWT.

Pengertian doa dalam Islam merupakan ibadah kepada Allah SWT. Allah SWT pun menegaskan bagi orang-orang yang tidak mau berdoa kepada-Nya, itulah gambaran kesombongan sesungguhnya sebagaimana dalam Al-Quran surah Ghafir ayat 60 ini.

Dan Tuhanmu berfirman, “Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Aku perkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang sombong tidak mau menyembah-Ku akan masuk neraka Jahanam dalam keadaan hina dina.”

Doa adalah Ibadah yang Paling Mulia

Dalam Islam, doa adalah ibadah yang paling mulia di sisi Allah SWT. Hal ini ditegaskan oleh Rasulullah SAW dalam hadis yang diriwayatkan Abu Hurairah dengan musnad Ahmad: “Tidak ada yang paling mulia di sisi Allah SWT daripada doa.”

Cara Berdoa dalam Islam

Sebuah doa dalam ajaran islam dapat segera dikabulkan apabila diungkapkan dengan keikhlasan hati dan dipanjatkan berulang kali. Allah SWT menjelaskannya dalam Al-Qur’an surah Al-A’raf ayat 55-56.

“Berdoalah kepada Tuhanmu dengan berendah diri (tadharu’) dan suara yang lembut. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas. Dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi sesudah Allah memperbaikinya, dan berdoalah kepada-Nya dengan rasa takut akan tidak diterima dan penuh harapan untuk dikabulkan. Sesungguhnya rahmat Allah sangat dekat kepada orang-orang yang berbuat baik.”

Pengertian doa dalam Islam yang menjadi bagian dari ibadah adalah ibarat kedudukan “mustaka” dari sebuah bangunan masjid. Doa adalah tiang penyangga, komponen penguat, serta syiar dalam sebuah ibadah. Doa adalah wujud permohonan kepada Allah SWT disertai kerendahan hati untuk mendapat kebaikan dan kemaslahatan dari-Nya.

Waktu Mustajab Berdoa

Waktu mustajab untuk berdoa adalah waktu di mana doa akan mudah dikabulkan oleh Allah SWT. Berdoa adalah momen seorang hamba bisa berkomunikasi langsung dengan sang Pencipta, Allah SWT. 

1. Saat Puasa dan Berbuka Puasa

Waktu mustajab untuk berdoa yang pertama adalah saat seseorang sedang menjalankan ibadah puasa. Bahwa di waktu mustajab untuk berdoa seperti untuk orang-orang yang menjalanklan ibadah puasa, agar memperbanyak doa.

2. Dalam Sujud

Tak bisa dipungkiri bahwa dalam setiap sujud salat yang ditunaikan adalah waktu mustajab untuk berdoa. Rasulullah SAW pun bersabda bahwa dalam sujud salat, itulah waktu seorang hamba sangat dekat dengan Rabbnya.

3. Di Sepertiga Malam Terakhir

Di sepertiga malam terakhir adalah waktu mustajab untuk berdoa. Ketika banyak orang terlelap tidur, Allah SWT turun pada sepertiga atau penghujung malam untuk melihat hambanya yang memanjatkan doa. Sepertiga malam terakhir merupakan waktu mustajab untuk berdoa, di mana doa-doa mudah diijabah.

4. Selesai Salat Wajib

Usai menunaikan salat fardhu wajib jangan langsung beranjak pergi, sempatkanlah untuk berdoa terlebih dahulu. Inilah waktu mustajab untuk berdoa yang setiap hari umat muslim bisa temukan, jangan disia-siakan. Jangan lupa untuk mengiringinya dengan bacaan zikir dan wirid.

5. Di Antara Azan dan Iqamah

“Doa diantara adzan dan iqamah tidak tertolak.” (H.R. Tirmidzi)

Di antara azan dan iqamah adalah waktu mustajab untuk berdoa. Di waktu tersebut, kemungkinan doa pasti dikabulkan cukup besar dan kemungkinan ditolak kecil. Waktu mustajab untuk berdoa ini sama dengan saat perang sedang berkecamuk.

6. Minum Air Zam-Zam

Waktu mustajab untuk berdoa adalah saat seorang muslim minum air zam-zam. Hal ini bisa dilakukan sebelum atau menjelang mulai meminumnya. Maka jangan sampai di waktu mustajab untuk berdoa ini dilewatkan begitu saja.

7. Hari Jumat

Rasulullah SAW bersabda tentang hari Jumat yang menjadi waktu mustajab untuk berdoa. Dijelaskan bahwa di waktu mustajab untuk berdoa adalah termasuk saat yang penuh dengan keberkahan dan sakral.

8. Saat Turun Hujan

Ketika hujan turun itulah saat terbaik untuk memanjatkan doa. Hujan yang diturunkan sebagaimana kekuasaan Allah SWT punya tujuan mendatangkan manfaat dan memberikan keberkahan. Inilah waktu mustajab untuk berdoa dan jangan sampai terlewatkan begitu saja.

9. Malam Lailatul Qadar

Selain hari Jumat, waktu mustajab untuk berdoa jatuh di malam Lailatul Qadar. Malam ini dikenal sebagai malam diturunkannya kitab suci Al-Qur’an ke bumi oleh Allah SWT kepada Rasul-Nya.


Thursday, March 14, 2024

Bersih menurut Islam



Kebersihan menurut bahasa artinya bersih dari berbagai kotoran, baik yang bersifat hissiyah (nyata), seperti najis berupa air seni dan lainnya, maupun yang bersifat maknawiyah seperti aib dan perbuatan maksiat.

Menjaga kebersihan adalah salah satu perintah Allah SWT bagi seluruh umat muslim, tanpa terkecuali. Allah SWT menyukai kebersihan dan meminta seluruh umat-Nya untuk selalu menjaga kebersihan diri. 

Keutamaan Menjaga Kebersihan

1. Kebersihan adalah kebaikan

Rasulullah shallallahu „alaihi wasallam bersabda; “ Ketika laki-laki sedang berjalan dan menemukan ranting berduri di tengah jalan, kemudian dia menyingkirkan ranting tersebut hingga Allah pun bersyukur kepadanya lalu mengampuni dosa-dosanya.”( HR. Muslim).

2. Islam dibangun atas kebersihan

Rasulullah SAW berkata untuk membersihkan segala sesuatu karena Islam dibangun atas kebersihan :

Artinya: “Bersihkanlah segala sesuatu semampu kamu. Sesungguhnya Allah ta’ala membangun Islam ini atas dasar kebersihan dan tidak akan masuk surga kecuali setiap yang bersih.” (HR Ath-Thabrani).

3. Kunci diterimanya sholat

Bersuci merupakan kunci diterimanya sholat. Hal ini sesuai dengan sabda Rasulullah SAW :

Artinya: "Kunci (diterimanya atau sahnya) shalat adalah bersuci.” (HR Tirmidzi, Ahmad, al-Baihaqi, Hakim, Ibnu Majah, ad-Daruquthni, dan ad-Darimi).

4. Amalan yang mulia

Islam melihat upaya membersihkan lingkungan sebagai salah satu amal mulia. Hingga Allah akan berterima kasih dan memberikan ampunan kepada hamba yang menyingkirkan dahan pohon. Seperti yang diriwayatkan dalam salah satu hadis, bahwa Rasulullah SAW bersabda :

Artinya: “Ada seorang lelaki yang membuang dahan pohon yang menghalangi jalan, lalu ia berkata, “Demi Allah, aku akan singkirkan dahan ini agar tidak mengganggu dan menyakiti kaum muslimin,” maka Allah pun memasukkannya ke surga,” (HR Muslim).

5. Allah SWT menyukai tempat yang bersih

Kebersihan juga merupakan salah satu hal yang disukai Allah, hal ini berdasarkan hadits :

Artinya: “Dari Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam: Sesungguhnya Allah SWT itu suci yang menyukai hal-hal yang suci, Dia Maha Bersih yang menyukai kebersihan, Dia Maha Mulia yang menyukai kemuliaan, Dia Maha Indah yang menyukai keindahan, karena itu bersihkanlah tempat-tempatmu.” (HR Tirmidzi).

Tuesday, March 12, 2024

Mengendalikan amarah sesuai sunah Nabi Muhammad SAW


Marah merupakan salah satu ungkapan emosi yang terjadi secara alami. Rasulullah SAW mengajarkan cara untuk meredam emosi ketika marah. Ketahui caranya agar tak langsung tersulut emosi.

Apabila tengah menghadapi cobaan, umat muslim sebaiknya mencontoh sikap Rasulullah SAW yang selalu tenang dan sabar. Akan tetapi, sebagai manusia biasa, kita seringkali kesulitan dalam mengendalikan marah yang menggebu-gebu.

Rasulullah SAW sebagai suri tauladan telah mengajarkan pada umatnya tentang bagaimana mengendalikan marah, menjaga kestabilan emosi, dan juga berserah diri kepada Allah SWT.

Dalil Tentang Bahaya Marah

Allah SWT telah berfirman dalam Al-Qur'an surat Al Imran ayat 134 terkait anjuran untuk menahan marah :

Artinya: "(yaitu) orang yang berinfak, baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang lain. Dan Allah mencintai orang yang berbuat kebaikan."

Seorang laki-laki datang kepada Rasulullah SAW seraya berkata, "Ya Rasulullah, berilah aku nasihat untuk melakukan amal saleh!" Beliau menjawab, "Jangan marah!" Tetapi laki-laki itu bertanya lagi dan beliau pun menjawab, "Jangan marah!"

Pada riwayat yang lain, suatu ketika, 'Abdullah bin 'Amr Ra bertanya kepada Rasulullah SAW, "Apa yang bisa menyelamatkan aku dari kemurkaan Allah SWT?" Rasulullah SAW menjawab, "Kendalikan marahmu!"

Nabi SAW bersabda kepada para sahabatnya, "Menurut kalian, siapakah orang yang kuat di antaramu?" Beberapa orang sahabat menjawab, "Orang yang kuat adalah orang yang tidak dapat dikalahkan oleh orang lain." Tetapi Rasulullah SAW bersabda, "Bukan. Bukan seperti itu. Orang yang kuat adalah orang yang mampu mengendalikan dirinya ketika marah."

Dalam hadits lainnya, Rasulullah bersabda, "Orang yang kuat bukanlah orang yang bertubuh kekar, tetapi orang yang bisa menguasai dirinya ketika marah."

Beliau pun menegaskan bahwa barangsiapa bisa menahan marahnya, maka Allah akan menutupi segala keaiban pada dirinya.

Cara Mengendalikan Marah

1. Menanamkan dalam hati untuk tidak marah kecuali karena Allah SWT

Contoh dari hal ini misalnya ketika melihat kemaksiatan yang merajalela, marah ketika melihat perbuatan yang zalim, dan lain sebagainya.

Dalam sebuah hadits dari Aisyah RA, dia berkata, "Rasulullah SAW tidak pernah sama sekali memukul sesuatu dengan tangannya, juga tidak pernah memukul wanita (istri), dan tidak pernah memukul seorang pembantu. Beliau memukul jika berjihad di jalan Allah. Dan tidaklah beliau disakiti dengan sesuatu sama sekali, lalu beliau membalas terhadap pelakunya.

Kecuali jika ada sesuatu di antara beliau membalas terhadap pelakunya. Kecuali jika ada sesuatu di antara perkara-perkara yang diharamkan Allah dilanggar, maka beliau akan membalas dengan hukuman karena Allah 'Azza wa jalla." (HR Muslim, Abu Dawud, dan Ibnu Majah).

2. Membaca Taawudz

Salah satu cara yang dicontohkan Rasulullah SAW untuk mengendalikan amarah adalah dengan membaca taawudz. Bacaan ini berfungsi sebagai perlindungan dari godaan setan yang terkutuk.

Sebagaimana Rasulullah SAW bersabda, "Jika seseorang yang marah mengucapkan: 'A'uudzu billah (aku berlindung kepada Allah SWT)' niscaya akan reda kemarahannya." (HR Abu 'Adi dalam Kitab Al-Kaamil).

3. Duduk atau mengambil posisi tidur

Umumnya, orang yang sedang diselimuti amarah merasa dirinya paling tinggi, paling benar, paling sempurna, dan paling tidak bersalah. Setelah mengambil posisi duduk, orang yang sedang marah diharapkan bisa sedikit lebih tenang dari sebelumnya.

Dalam sebuah riwayat hadits dari Abu Dzar RA berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Apabila kalian marah, dan dia dalam posisi berdiri, hendaknya dia duduk. Karena dengan itu marahnya bisa hilang. Jika belum juga hilang, hendak dia mengambil posisi tidur." (HR Ahmad 21348, Abu Daud 4782, dan perawinya dinilai shahih oleh Syu'aib Al-Arnauth).

4. Mengambil air wudhu

Cara ini juga sangat ampuh dalam mengendalikan dan meredakan amarah. Hal ini sebagaimana yang dijelaskan oleh Rasulullah SAW, "Sesungguhnya marah itu dari setan dan terbuat dari api, dan api hanya bisa dipadamkan oleh air. Oleh karena itu, apabila seorang di antara kamu marah, maka berwudhulah!" (HR Abu Daud).

5. Tetap sabar atau diam

Meskipun marah adalah salah satu sifat yang manusiawi karena manusia memiliki emosi, sejatinya marah tidak menyelesaikan masalah. Oleh karenanya, dengan tidak banyak berbicara dan melakukan hal-hal yang nantinya akan mengacaukan keadaan, hendaknya seseorang yang tengah marah bersabar atau berdiam diri.

Demikian cara mengendalikan marah sesuai ajaran Rasulullah SAW. Semoga kita semua dapat meneladani sikap Rasulullah SAW dalam menghadapi amarah.

Dibaca dengan hati !

Mesin Waktu - 8 Tahun 7 Bulan, tidak berakhir sia - sia karena ada Dilanomera

MasyaaAllah Tabarakallah.. Saya akan berbagi pengalaman hidup saya, agar semua bisa mengambil hikmah dari setiap perjalanan didalam pernikah...