Wednesday, April 10, 2024

Mau bersilaturahmi, kenali ciri udara sehat


1. Tidak Berwarna

Ciri-ciri udara bersih yang pertama adalah tidak berwarna. Udara dari asap knalpot yang berwarna hitam misalnya, maka udara tersebut tidaklah bersih. oksigen di dalamnya juga sudah terkontaminasi. 

Jika dibiarkan, hal ini bisa menimbulkan masalah pernapasan. Udara yang memiliki warna merupakan udara yang sudah bercampur dengan gas-gas atau benda lainnya sehingga menimbulkan warna yang asing dan merusak kemurnian udara. 

2. Tidak Berbau

Pernahkah menghirup gas yang bercampur dengan asap sisa produksi di pabrik atau asap kendaraan? Pastinya ada bau tertentu yang menyertai setelahnya. Oksigen murni tidak memiliki bau sama sekali. 

3. Tidak Ada Rasa

Ciri-ciri udara bersih selanjutnya adalah udara tidak mempunyai rasa. Udara murni merupakan udara yang tidak memiliki rasa apapun. Indikasi rasa pada udara ini bisa dirasakan melalui bau pada udara tersebut. 

Jika Anda mendapati adanya rasa saat menghirup oksigen, maka besar kemungkinan gas tersebut telah tercemar zat tertentu. Sehingga tidak murni lagi.

4. Tidak Tercampur dengan Benda Asing

Untuk menandakan udara bersih atau tidak, pastikan bahwa udara tersebut tidak tercampur dengan benda- benda asing lainnya. Campuran udara dengan berbagai benda yang bersifat lainnya bisa menyebabkan udara jadi tidak bersih dan tidak menyehatkan. Sebab, beberapa benda yang tercampur di dalamnya memiliki sifat yang membahayakan kesehatan.

Udara yang tercampur dengan benda- benda lainnya juga terkadang menimbulkan perubahan pada warna, bau, dan rasa sehingga bisa mengetahuinya. 

5. Terasa Segar Saat Dihirup

Ciri-ciri udara bersih dan sehat selanjutnya adalah udara yang di hirup terasa segar. Berbeda dengan udara yang yang telah tercemar, jika terhirup maka akan membuat dada terasa sesak.

6. Terasa Sejuk

Udara yang bersih merupakan udara yang terasa sejuk saat dihirup. Berbeda dengan udara yang sudah tercemar, udara bersih tidak akan terasa panas di badan. Sebaliknya, udara bersih akan terasa sejuk ketika menyentuh permukaan kulit.

Merayakan hari raya Idul Fitri bersama anak tercinta



Kota Jambi, Rabu 10 April 2024

MasyaaAllah Tabarakallah, nikmat Allah SWT mana lagi yang harus didustakan?
Hari kemenangan telah tiba, setelah satu bulan lamanya berpuasa. Melatih diri agar menjadi lebih sabar. Alhamdulillah, lebaran ditahun ini merayakan berdua bersama anak tercinta dalam keadaan yang lebih baik tanpa tekanan mental, psikis dan fisik. Semoga masih bisa bertemu bulan ramadhan ditahun depan bersama anak tercinta dengan ibadah yang lebih baik dari sebelumnya (aamiin).

Selalu belajar bersyukur untuk setiap keadaan yang sudah ditetapkan Allah SWT, tidak ingin larut dalam kekecewaan dan kesedihan. Karena orang beriman tidak boleh sedih yang berlebihan. Karena setiap ujian dari Allah SWT pasti bisa dilalui sebab Allah SWT tidak akan memberikan ujian diluar batas kemampuan hambanya. Subhanallah, lebaran ditahun lalu nyaris nyawa melayang karena belum paham apa yang sebenarnya terjadi. Ternyata sungguh Allah SWT maha baik, dengan kesabaran yang Allah SWT berikan terbuka jelas dengan sendirinya apa yang sebenarnya terjadi. Sungguh ada banyak hikmah yang bisa diambil dan dicerna dari setiap peristiwa yang terjadi. Karena rambut boleh sama hitam, hati manusia siapa yang tahu. Sosok suami dan ayah yang seharusnya menjadi sandaran untuk istri dan anak malah seperti duri dalam sekam. Semoga selalu Engkau lindungi ya Allah SWT, hamba dan anak dimanapun berada. Dikelilingi oleh orang - orang mukmin muslimin untuk saling mendo'akan karena Engkau (aamiin).

Allahuakbar.. Allahuakbar.. Allahuakbar..takbir telah berkumandang, sungguh dengan kebesaran Allah SWT kembali di hari nan Fitri..minal aidin wal faidzin, mohon maaf lahir dan batin..semoga amal ibadah selama dibulan puasa diterima disisi Allah SWT (aamiin).

Selamat hari raya Idul Fitri 1445H.

Salam berbahagia.
Apoteker Try dan Dilan.

Keutamaan hari raya Idul Fitri 1445H


Setelah selesai menjalankan ibadah Ramadan, maka biasanya umat Islam di seluruh penjuru dunia akan merayakan hari kemenangan, yakni hari raya Idul Fitri. Ini termasuk salah satu hari yang suci, sebab ada banyak keutamaan Idul Fitri yang bisa langsung dirasakan apabila merayakannya.

Pada hari raya Idul Fitri, setiap muslim disunahkan untuk saling mengunjungi dan memaafkan kesalahan satu sama lainnya. Maka dari itu, Idul Fitri adalah saat di mana setiap orang beriman bisa kembali dalam keadaan suci, sebagaimana hakikat hari raya Idul Fitri sendiri.

Sejarah Idul Fitri

Lembaran sejarah menorehkan, hari raya Idul Fitri mulai dilaksanakan oleh Rasulullah SAW selepas beliau berhijrah ke Madinah. Sejak saat itu pula, salat Idul Fitri dilaksanakan.

Selepas Islam datang, yang ditonjolkan bukan lagi pameran kekuatan, kekayaan, dan kebolehan, tetapi, takbir, tahmid, salat Ied, perasaan kasih sayang terhadap kaum miskin, dan saling memaafkan sebagai wujud ketakwaan.

Pada hari raya Idul Fitri, Allah SWT juga menjanjikan ampunan bagi orang-orang yang melaksanakan ibadah salat hari raya Idul Fitri. Rasulullah bersabda:

Artinya: “Diriwayatkan dari Ibnu Mas’ud dari Nabi Muhammad, bahwa Nabi bersabda: ketika umat Nabi melaksanakan puasa pada bulan Ramadhan dan mereka keluar untuk melaksanakan shalat Idul Fitri, maka Allah berfirman:

Wahai Malaikatku, setiap yang telah bekerja akan mendapatkan upahnya. Dan hamba-hambaku yang telah melaksanakan puasa Ramadhan dan keluar rumah untuk melakukan shalat Idul Fitri, serta memohon upah (dari ibadah) mereka, maka saksikanlah bahwa sesungguhnya aku telah memaafkan mereka.

Kemudian ada yang berseru, ‘Wahai umat Muhammad, kembalilah ke rumah-rumah kalian, aku telah menggantikan keburukan kalian dengan kebaikan’.

Maka Allah SWT berfirman: Wahai hamba-hamba-Ku, kalian berpuasa untukku dan berbuka untukku, maka tegaklah kalian dengan mendapatkan ampunan-Ku terhadap kalian.

Di sisi lain, hari raya Idul Fitri juga bisa jadi Hari Jamuan Allah SWT dan hari untuk berzikir. Karena itu, pada hari raya, kaum muslim tidak diperkenankan berpuasa.

Namun, setelah tanggal satu Syawal berlalu, kaum muslim dianjurkan berpuasa selama enam hari. Puasa enam hari itu dimaksudkan untuk menutup berbagai ke kekurangan yang terdapat dalam pelaksanaan puasa Ramadhan.

Dalam sebuah hadis dikemukakan, “Barang siapa berpuasa pada bulan Ramadan, kemudian ia berpuasa pula selama enam hari pada bulan Syawal, ia seakan berpuasa sepanjang masa.” (HR. Muslim).

Keutamaan Idul Fitri

1. Hari penuh kebahagiaan dan kegembiraan

Hari raya Idul Fitri adalah hari di mana umat muslim di seluruh dunia berbahagia dan bersuka cita. Kebahagiaan dan kegembiraan ini adalah karena Allah SWT akan menganugerahkan pahala dan ampunan kepada mereka yang berhasil menyempurnakan ibadahnya.

Allah berfirman dalam Alquran yang artinya, “Katakanlah dengan karunia Allah dan rahmat-Nya, hendaklah dengan itu mereka bergembira. Karunia Allah dan rahmat-Nya itu adalah lebih baik dari apa yang mereka kumpulkan.” (QS. Yunus: 58).

2. Hari yang baik

Hari raya Idul Fitri juga merupakan hari yang baik. Ini karena hari raya idul fitri hendaknya diisi dengan dzikir. rasa syukur, serta ampunan. Sebab, itulah ciri-ciri yang membedakan antara hari raya pada masa jahiliyah dengan hari raya pada masa Islam.

Sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam ketika beliau sampai di Madinah, “Allah telah memberi ganti bagi kalian dua hari yang jauh lebih baik, yaitu Idul Fitri dan Idul Adha.” (HR. Ab Daud dan An-Nasa’i).

3. Hari kembali berbuka

Hari raya Idul Fitri adalah hari bagi umat Islam di seluruh dunia kembali berbuka atau makan. Ini berdasarkan makna dari kata Id dan fitri.

Kata Id berasal dari kata aada–yauudu yang berarti kembali. Sedangkan fitri, dalam hal ini, diartikan sebagai buka puasa untuk makan.

Fitri yang berarti buka puasa diambil dari akar kata ifthar (sighat mashdar dari aftaro-yufthiru). Adapun hadis yang membahas terkait hal ini, dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu, ia berkata,

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam tidaklah keluar pada hari Idul Fitri (ke tempat shalat) sampai beliau makan beberapa kurma terlebih dahulu. Beliau memakannya dengan jumlah yang ganjil.” (HR. Bukhari).

Karena itu, disunahkan untuk makan terlebih dahulu sebelum melaksanakan shalat Idul Fitri. Dilarang pula untuk berpuasa di hari raya Idul Fitri, sebab hari itu merupakan pertanda bahwa puasa Ramadhan telah berakhir.

4. Hari kembali menjadi suci

Keutamaan hari idul fitri berikutnya adalah di mana umat muslim bisa kembali suci. Hal ini berkaitan dengan arti kata Fitri, yakni suci atau bersih dari segala dosa, kesalahan, kejelekan, dan keburukan.

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu,“Barangsiapa berpuasa Ramadhan atas dasar iman dan mengharap pahala dari Allah, maka dosanya yang telah lalu akan diampuni.” (HR. Bukhari dan Muslim).

5. Hari pembagian pahala dan ampunan

Idul Fitri juga momen di mana Allah SWT membagikan ampunan dan pahala kepada mereka yang telah berpuasa selama bulan Ramadan sekaligus mengerjakan amalan saleh atas dasar iman.

Dari ibni mas’ud RA, dari Nabi Muhammad SAW: “Tatkala umat nabi malaksanakan puasa ramadhan dan mereka keluar untuk melaksanakan salat ‘ied, maka Allah berfirman: Wahai malaikatku, setiap yang telah bekerja mendapatkan upahnya,

Dan hamba-hambaku yang melaksanakan puasa ramadhan dan keluar rumah untuk melaksanakan salat Ied dan memohon upah atau ganjaran mereka, maka saksikanlah bahwa sesungguhnya aku telah memaafkan mereka,

Makna Idul Fitri

Allah SWT menjadikan tiga hari raya di dunia untuk orang-orang yang beriman, yaitu: hari raya Jumat, hari raya Idul Fitri, dan hari raya Idul Adha. Semua itu, (dianggap hari raya) setelah sempurnanya ibadah dan ketaatannya.

Dan Idul Fitri bukanlah bagi orang yang menggunakan pakaian baru. Namun, bagi orang yang ketaatannya bertambah. Idul Fitri bukanlah bagi orang yang berpenampilan dengan pakian dan kendaraan. Namun, Idul Fitri hanyalah bagi orang yang dosa-dosanya diampuni.

Hukum Merayakan Idul Fitri

Mayoritas ulama berpendapat bahwa hukum merayakan Idul Fitri adalah sunah muakkad, yaitu sangat dianjurkan dan mendekati wajib. Adapun dalil merayakan Idul Fitri, Dari Abu Said Al Qudri, beliau berkata:

Rasulullah SAW selalu keluar pada hari raya Idul Adha dan hari raya ldul Fitri. Beliau memulai dengan salat. Setelah menyelesaikan salat dan mengucapkan salam, beliau berdiri menghadap kaum muslimin yang duduk di tempat salat mereka masing-masing.” (HR Muslim).

Tuesday, April 9, 2024

Masa kanak-kanak harus nya bahagia



Kota Jambi, Selasa 9 April 2024

Alhamdulillah..semoga Dilanomera Suhelizy selalu dalam lindungan Allah SWT (aamiin). Ketika di perumahan Griya Assalam, Dilan juga biasa bermain bersama teman - temannya. Hanya ada waktunya di sore hari saja. Mainnya juga tidak jauh dari halaman rumah, pernah sampai pergi tanpa izin main keluar duduk dirumah tetangga yang blok nya saja sudah berjauhan. Sempat heran karena tidak dibolehkan main jauh dari sekitaran rumah, Alhamdulillah dengan naluri seorang ibu anak itu bisa langsung ditemukan. Karena saat itu masih utuh rumah tangga saya dan ayah nya marah karena anak nya main tidak tahu kemana.

Saya berusaha untuk memberikan memori yang bahagia kepada Dilan, karena anak yang bahagia akan mudah untuk bisa mengelola emosinya. Dilan nanti akan tumbuh dengan pikiran yang lebih dewasa karena keadaan mengajarkan Dilan untuk menjadi anak yang kuat. Kekhawatiran saya hanya ada pada oknum yang hendak memanfaatkan proses perceraian saya dengan ex.suami. Sebab untuk saya, keamanan dan kenyamanan anak itu prioritas. Jadi, saya serahkan kepihak berwajib untuk menjadi pihak ketiga menyelesaikan kasus rumah tangga saya.

Sekarang saya dan Dilan tengah berbenah dari ujian yang sudah terlewati. Semoga kedepannya Allah SWT berikan nikmat dan rahmat yang bertubi - tubi untuk saya, Dilan dan orang - orang mukmin muslimin (aamiin).

Adab bertamu menurut Islam


Adab bertamu dalam Islam antara lain adalah:

1. Minta Izin Maksimal 3 Kali

Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam mengajarkan kepada kita, bahwa batasan untuk meminta izin untuk bertamu adalah tiga kali. Sebagaimana dalam sabdanya :

Dari Abu Musa Al-Asy'ary radhiallahu'anhu, dia berkata: "Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, 'Minta izin masuk rumah itu tiga kali, jika diizinkan untuk kamu (masuklah) dan jika tidak maka pulanglah!'" (HR. Bukhari dan Muslim)

2. Mengucap Salam

Terkadang karena mungkin terlalu dekat dengan saudara atau teman, kita mengabaikan ada untuk mengucapkan salam. Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam mengajarkan, hendaknya seseorang ketika bertamu memberikan salam dan meminta izin untuk masuk. Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman :

"Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memasuki rumah yang bukan rumahmu sebelum meminta izin dan memberi salam kepada penghuninya. Yang demikian itu lebih baik bagimu, agar kamu (selalu) ingat." (QS. An-Nuur [24]: 27)

Sebagaimana juga terdapat dalam hadits dari Kildah ibn al-Hambal radhiallahu'anhu, ia berkata,

"Aku mendatangi Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam lalu aku masuk ke rumahnya tanpa mengucap salam. Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, 'Keluar dan ulangi lagi dengan mengucapkan 'assalamu'alaikum', boleh aku masuk?'" (HR. Abu Daud dan Tirmidzi berkata: Hadits Hasan)

Dalam hal ini (memberi salam dan minta izin), sesuai dengan poin pertama, maka batasannya adalah tiga kali. Maksudnya adalah, jika kita telah memberi salam tiga kali namun tidak ada jawaban atau tidak diizinkan, maka itu berarti kita harus menunda kunjungan kita kali itu.

Adapun ketika salam kita telah dijawab, bukan berarti kita dapat membuka pintu kemudian masuk begitu saja. Atau jika pintu telah terbuka, bukan berarti kita dapat langsung masuk. Mintalah izin untuk masuk dan tunggulah izin dari sang pemilik rumah untuk memasuki rumahnya.

Hal ini disebabkan, sangat dimungkinkan jika seseorang langsung masuk, maka 'aib atau hal yang tidak diinginkan untuk dilihat belum sempat ditutupi oleh sang pemilik rumah. Sebagaimana diriwayatkan dari Sahal bin Sa'ad radhiallahu'anhu bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda :

"Sesungguhnya disyari'atkan minta izin adalah karena untuk menjaga pandangan." (HR. Bukhari dan Muslim).

3. Ketuk Pintu dengan Sopan

Adab berikutnya adalah mengetuk pintu dengan sopan agar pemilik rumah tidak merasa terganggu. Maka, hendaknya ketukan itu adalah ketukan yang sekedarnya sebagaimana diceritakan oleh Anas bin Malik radhiallahu'anhu :

"Kami di masa Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam mengetuk pintu dengan kuku-kuku." (HR. Bukhari dalam Adabul Mufrod bab Mengetuk Pintu)

4. Tidak Mengintip

Mengintip ke dalam rumah mungkin sering kita lakukan untuk memastikan apakah ada orang di rumah. Padahal Rasulullah SAW sangat mencela perbuatan ini dan memberi ancaman kepada para pengintip, sebagaimana dalam sabdanya :

"Andaikan ada orang melihatmu di rumah tanpa izin, engkau melemparnya dengan batu kecil lalu kamu cungkil matanya, maka tidak ada dosa bagimu." (HR. Bukhari Kitabul Isti'dzan).

"Dari Anas bin Malik radhiallahu'anhu sesungguhnya ada seorang laki-laki mengintip sebagian kamar Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, lalu nabi berdiri menuju kepadanya dengan membawa anak panah yang lebar atau beberapa anak panah yang lebar, dan seakan-akan aku melihat beliau menanti peluang untuk menusuk orang itu." (HR. Bukhari Kitabul Isti'dzan).

5. Perhatikan Batas Waktu Bertamu

Terkadang kita suka lupa waktu saat berkunjung ke rumah kerabat atau teman. Namun, ketika seseorang bertamu terlalu lama dikhawatirkan akan memberikan rasa tidak nyaman dan akan membebani sang penerima tamu. Sebagaimana sabda Rasulullah SAW :

"Menjamu tamu adalah tiga hari, adapun memuliakannya sehari semalam dan tidak halal bagi seorang muslim tinggal pada tempat saudaranya sehingga ia menyakitinya." Para sahabat berkata: "Ya Rasulullah, bagaimana menyakitinya?" Rasulullah SAW berkata, "Sang tamu tinggal bersamanya sedangkan ia tidak mempunyai apa-apa untuk menjamu tamunya." (HR Baihaqi).

6. Dianjurkan Membawa Hadiah untuk Tuan Rumah

Memberikan hadiah untuk orang lain sangat disarankan bagi Umat Islam. Saat bertamu, sebaiknya membawa hadiah untuk tuan rumah. Rasulullah SAW bersabda:

"Hendaklah kalian saling memberi hadiah, niscaya kalian akan saling mencintai." (HR Bukhari).

Monday, April 8, 2024

Kisah perintah pertama kali puasa dalam Islam


Puasa merupakan perintah Allah SWT yang ditujukan kepada seluruh umat muslim di seluruh dunia melalui Nabi Muhammad SAW. Terdapat kisah perintah puasa pertama kali yang diperintahkan kepada Nabi Muhammad SAW dan puasa yang diperintahkan bukan untuk pada bulan Ramadhan.  

Sebelum adanya perintah dari Allah SWT mengenai puasa Ramadhan, Nabi Muhammad SAW dan umatnya telah mengerjakan puasa di setiap bulannya pada tanggal 13, 14, dan 15. Nabi Muhammad SAW dan umatnya juga berpuasa setiap tanggal 10 bulan Muharram atau biasa juga disebut puasa Asyura.

Setelah itu, 18 bulan setelah Nabi Muhammad SAW hijrah ke Madinah, lebih tepatnya pada bulan Syaban tahun kedua Hijriah, Allah SWT menurunkan perintah untuk wajib berpuasa kepada umat muslim di seluruh dunia. Allah SWT menurunkan perintah secara langsung kepada umat muslim untuk melakukan puasa pada surah Al-Baqarah ayat 183 :

Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kalian berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kalian agar kalian bertakwa.”

Pada ayat yang di atas dijelaskan, bahwa umat muslim yang beriman wajib untuk berpuasa seperti apa yang dilakukan umat muslim dahulu melaksanakan ibadah puasa. Puasa tersebut dilakukan selama sebulan penuh pada bulan suci Ramadhan.

Puasa pada bulan Ramadhan pertama kalinya disyariatkan pada tahun kedua Hijriah yaitu, pada Senin, 10 Syaban tahun ke-2 Hijriah atau satu setengah tahun setelah Rasulullah SAW dan umatnya hijrah dari Makkah ke Madinah. Dari awal perintah puasa pada bulan ramadhan turun hingga Rasulullah SAW wafat, setidaknya Nabi Muhammad SAW telah melaksanakan sembilan kali puasa dalam sembilan tahun.

Puasa Ramadhan memang bertujuan untuk meningkatkan ketakwaan dan menghindari perbuatan buruk dengan tujuan menahan diri dari berbagai hal yang tidak dibolehkan selama berpuasa, umat muslim diharapkan dapat lebih fokus beribadah dan mendekatkan diri kepada Allah SWT.


Keutamaan membaca Al - quran di bulan Ramadhan

Keutamaan Membaca dan Khatam Al-Qur'an di Bulan Ramadan

Bagi yang membaca dan mengkhatamkan Al Quran pada bulan Ramadan dipercaya akan mendapat sejumlah keistimewaan. Berikut keutamaannya yang didasarkan dari sejumlah hadits:

1. Doanya Mustajab

Keutamaan dalam membaca dan mengkhatamkan Al Quran pada bulan Ramadan doanya niscaya akan mustajab. Hal tersebut disampaikan dalam sebuah hadist yang disampaikan oleh Imam At Thabrani dalam Al-Mu'jam Al-Kabir. Sebagaimana Rasulullah SAW bersabda:

"Barang siapa yang selesai melaksanakan salat fardhu, maka baginya doa yang mustajab, dan barang siapa yang selesai membaca Al-Qur'an maka baginya juga doa yang mustajab," (HR At-Thabrani).

2. Memperoleh Ketenangan dan Naungan Malaikat

Keutamaan lainnya bagi yang membaca dan mengkhatamkan Al Quran dianggap sebanding dengan mempelajari isinya. Maksudnya, bagi yang mengamalkan akan memperoleh ketenangan dan naungan dari para malaikat.

Keutamaan tersebut sebagaimana disebutkan dalam sebuah hadis yang diriwayatkan Abu Hurairah RA:

Artinya: "Tidaklah suatu kaum berkumpul di satu rumah diantara rumah-rumah Allah (masjid), kemudian mereka membaca kitab Allah (Al-Qur'an) dan saling mempelajarinya, melainkan akan turun atas mereka sakinah (ketenangan) dan Allah meliputi mereka dengan rahmat, mereka akan dinaungi para malaikat, dan Allah akan membanggakan mereka di hadapan para malaikat." (HR Muslim).

3. Diangkat Derajatnya oleh Allah SWT

Selain mendapat ketenangan dan naungan dari malaikat, keutamaan membaca dan mengamalkan Al Quran juga akan ditingkatkan derajatnya oleh Allah SWT. Umar bin Khattab RA berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda,

"Sesungguhnya Allah SWT akan mengangkat derajat suatu kaum dengan kitab ini (Al-Qur'an), dengannya pula Allah akan merendahkan kaum yang lain," (HR Muslim).

4. Mendapat Syafaat Pada Hari Kiamat

Dalam suatu hadits disebutkan bahwasanya umat Muslim yang membaca Al Quran akan diharamkan dari sifat iri dengki oleh Allah SWT.

Artinya: Dari Ibnu Umar r.a berkata bahwa Nabi SAW bersabda, "Tidak dihalalkan dengki itu, melainkan terhadap dua macam orang, yaitu orang yang diberi kepandaian oleh Allah SWT dalam hal Al-Qur'an, lalu ia berdiri dengan Al-Qur'an itu (membaca sambil memikirkan dan mengamalkannya) di waktu malam dan waktu siang, juga seorang yang dikaruniai oleh Allah akan harta lalu ia menafkahkannya di waktu malam dan siang untuk kebaikan." (Muttafaq 'alaih).

5. Pahala Satu Huruf Dibalas dengan Sepuluh Kebaikan

Dalam sebuah haditrdisebutkan apabila siapa saja yang membaca satu huruf Al Quran pada bulan Ramadan akan dibalas dengan satu kebaikan dari bacaan tersebut.

Artinya: "Abdullah bin Mas'ud r.a. berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda, 'siapa yang membaca satu huruf dari Al-Qur'an maka baginya satu kebaikan dengan bacaan tersebut, satu kebaikan dilipatkan menjadi 10 kebaikan semisalnya dan aku tidak mengatakan الٓÙ…ٓ (Alif Lam Mim) satu huruf, melainkan Alif satu huruf, Lam satu huruf, dan Mim satu huruf." (HR Tirmidzi).

Dibaca dengan hati !

Mesin Waktu - 8 Tahun 7 Bulan, tidak berakhir sia - sia karena ada Dilanomera

MasyaaAllah Tabarakallah.. Saya akan berbagi pengalaman hidup saya, agar semua bisa mengambil hikmah dari setiap perjalanan didalam pernikah...