Kota Jambi, Senin 26 Februari 2024
Semangat Senin ya.. Dengan pengalaman kerja praktek profesi apoteker saya di apotek swasta selama 4 tahun. Lebih dominan dalam 5P, namun tetap ada juga memberikan pelayanan kefarmasian PIO dan Konseling.
Saya sudah punya SOP untuk apotek, hanya saja sudah tidak menyimpan filenya dalam bentuk apapun. Karena buat saya, SOP itu bisa terus diperbaharui dengan melakukan evaluasi di setiap periode. Tergantung kebutuhan tempat kerja praktek masing - masing.
1. Perencanaan barang di apotek.
Sediakan buku perencanaan barang apotek (BPBA) . Jadi, setiap kebutuhan barang - barang apotek di catat di BPBA. Bila menggunakan sistem komputer, pakailah program yang bisa menghitung ketersediaan barang di apotek. Jumlah barang masuk dan keluar setiap harinya, sehingga bisa dianalisa berapa kebutuhan / hari. Dan lihat barang - barang yang fast moving atau yang memang harus di stock minimal 1 item. Jumlah pesanan disesuaikan dengan budget apotek. Karena bila perencanaan bisa terencana dengan teratur, pasti administrasi apotek itu rapi. Gunakan analisa CEA, CUA dan CMA.
2. Pengadaan barang di apotek.
Pilihlah PBF yang legal dan ada izinnya. Karena menjamin kwalitas barang apotek aman dari pemalsuan. Biasanya akan ada beberapa PBF menyediakan barang apotek yang sama, analisa saja PBF mana yang bisa memberi banyak keuntungan. Seperti tempo pembayaran, diskon barang apotek dan berapa lama barang apotek yang dipesan bisa datang. Perhatikan bila ada diskon atau promo, apakah barang tersebut ada kadaluarsa nya. Berapa lama barang apotek bisa habis. Jadi, untuk menstock barang di apotek tidak boleh asal stock. Pertimbangkan cash flow, sehingga bisa mendapatkan margin yang optimal.
3. Penyimpanan barang di apotek.
Gunakan ilmu farmasi FIFO dan FEFO. Disusun sesuai rak yang disediakan. Perhatikan LASA dan gunakan kartu stock. Menurut saya pakai metode " cuci piring ", setiap barang yang keluar di pisahkan dahulu sebelum dihitung kembali sisa nya. Biasanya yang sering terjadi selisih sediaan obat tablet dan kapsul yang / box. Bisa salah gunting jumlah pemberian. Untuk barang apotek yang dekat dengan tanggal kadaluarsa pisahkan dan bila bisa diretur, langsung diretur ke PBF nya.
Simpan copy surat pesanan dan faktur dengan rapi, sehingga bila diperlukan mudah untuk dicari.
4. Pendistribusian barang di apotek.
Distribusikan barang apotek berdasarkan kebutuhan pasien / customer, dokter tempat praktek dengan kwalitas aman sesuai SOP. Ada barang apotek yang memerlukan resep sebagai arsip yang nantinya akan jadi laporan ke BPOM. Distribusikan secara tepat kepada konsumen dengan memberikan pelayanan kefarmasian.
5. Pelaporan barang di apotek.
Untuk pelaporan ada barang - barang yang harus dilaporkan setiap bulannya ke BPOM dan Dinkes terkait.