Arsenik terbagi dalam dua jenis, yaitu arsenik organik dan arsenik inorganik. Berikut adalah penjelasannya :
- Arsenik organikArsenik organik biasanya digunakan dalam pembuatan obat pembunuh serangga (insektisida) yang tidak berbahaya bagi manusia jika terpapar dalam jumlah kecil.
- Arsenik inorganikArsenik inorganik biasanya digunakan di industri tekstil atau pertambangan yang bisa ditemukan dalam bentuk gas dan sangat beracun jika terhirup. Arsenik jenis ini lebih berbahaya daripada arsenik organik.
Penyebab Keracunan Arsenik
Keracunan arsenik umumnya terjadi akibat mengonsumsi air tanah yang terkontaminasi arsenik. Hal ini bisa terjadi karena air tanah dapat menyerap arsenik secara alami, atau karena tanah tercemar limbah industri. Arsenik tidak memiliki rasa dan bau sehingga seseorang bisa terpapar arsenik tanpa menyadarinya.
Gejala Keracunan Arsenik
Gejala yang timbul akibat keracunan arsenik tergantung pada tingginya kadar arsenik yang masuk ke dalam tubuh dan jangka waktu terjadinya paparan. Berikut ini adalah beberapa gejala keracunan arsenik:
- Gangguan pencernaan, seperti mual, muntah, sakit perut, atau diare
- Kram otot
- Detak jantung tidak beraturan (aritmia)
- Kesemutan di jari tangan dan kaki
- Urine berwarna gelap
- Dehidrasi
- Gangguan di otak, seperti sakit kepala, kejang, atau delirium
- Napas dan urine beraroma seperti bawang putih
Selain itu, orang yang terpapar arsenik terus-menerus dalam jangka panjang juga dapat mengalami gejala berupa:
- Perubahan di kulit, seperti kulit yang menggelap, tumbuhnya kutil, atau timbul ruam kulit
- Munculnya garis-garis putih di kuku, yang disebut sebagai garis Mees
- Gangguan pencernaan yang berkepanjangan
- Sering kesemutan dan mati rasa
- Gangguan koordinasi gerak otot tubuh
Kapan harus ke dokter
Segera ke dokter jika Anda mengalami keluhan yang telah disebutkan di atas, terutama jika Anda berisiko terpapar arsenik atau gejala keracunan arsenik muncul secara tiba-tiba. Jika tidak segera mendapat pertolongan, keracunan arsenik dapat menyebabkan kematian.
Diagnosis Keracunan Arsenik
Untuk mendiagnosis keracunan arsenik, dokter akan melakukan tanya jawab mengenai gejala yang dialami pasien, serta tempat tinggal dan pekerjaan pasien. Selanjutnya, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik pada pasien.
Kadar arsenik dalam tubuh dianggap meningkat jika melebihi 50 mikrogram per liter darah atau urine. Namun, keracunan yang terjadi secara akut dan berbahaya dapat mencapai 5–100 kali lipat dari angka tersebut.
Pengobatan Keracunan Arsenik
Hingga saat ini, belum ditemukan obat untuk mengatasi keracunan arsenik. Upaya terbaik yang bisa dilakukan kepada seseorang yang keracunan arsenik adalah dengan menjauhkannya dari paparan arsenik.
Masa penyembuhan keracunan arsenik tergantung pada tingkat keparahan dan lamanya gejala yang dialami. Meski metode cuci darah (hemodialisis) bisa membuang arsenik dalam darah, prosedur ini hanya efektif jika arsenik belum terikat pada jaringan.
Selain itu, pasien bisa menjalani terapi khelasi dengan obat-obatan succimer atau dimercaprol. Terapi ini bertujuan untuk mengikat zat arsenik dalam darah agar bisa dibuang melalui urine.
Komplikasi Keracunan Arsenik
Keracunan arsenik yang tidak ditangani dengan baik dapat menimbulkan beberapa komplikasi serius meliputi:
- Bayi terlahir cacat atau meninggal akibat ibu hamil yang keracunan arsenik
- Gangguan tumbuh kembang pada anak
- Diabetes, penyakit jantung, penyakit paru-paru, dan kerusakan saraf
- Kanker paru-paru, kanker kandung kemih, kanker ginjal, kanker kulit, atau kanker hati
- Kematian
Pencegahan Keracunan Arsenik
Keracunan arsenik dapat dicegah dengan menghindari paparan arsenik. Beberapa upaya yang dapat dilakukan adalah:
- Mengenakan alat pelindung diri sesuai dengan standar prosedur operasional (SOP) jika bekerja di industri yang menggunakan arsenik
- Tidak menggunakan sumber air dari tanah
- Berhenti merokok, untuk menghindari paparan arsenik dari tembakau yang tercemar zat tersebut
- Mencuci sayur dan buah dengan air yang bersih sebelum mengonsumsinya
- Minum air dalam kemasan bila sedang bepergian
No comments:
Post a Comment
Silahkan ketik sambil senyum ya