Thursday, November 30, 2023

MasyaaAllah Tabarakallah , Apotek merupakan praktek apoteker




Menurut saya, untuk membuka tempat praktek apoteker modal utamanya adalah niat. Dengan niat dan tujuan yang baik pasti akan berakhir baik.

Selanjutnya hitung saja modal yang diperlukan untuk membuka apotek, minimal 1 tahun bila tidak ada perkembangan berarti tutup saja. Bila untuk balik modal sekitar 3 tahun. Sebelum membuka apotek ada baiknya perhatikan lokasi dan studi kelayakan dahulu. Pilihlah apoteker yang mempunyai jati diri bila sebagai pemilik saham apotek. Bedakan Apoteker Pengelola Apotek dengan Apoteker Pendamping ya. Ingat, Apotek bukan toko kelontongan. Jadikan saja Apotek cerdas yang harus mempunyai Visi dan Misi untuk meningkatkan kwalitas kesehatan masyarakat luas.

Jika ingin bermitra dengan dokter, pilih saja dokter spesialis. Bila saran saya, dokter SPOG, Jantung, THT, Penyakit kulit dan kelamin atau anak. Ini untuk mempercepat modal berputar di Apotek. Tetap patuhi SOP yang berlaku agar aman sampai tujuan.

Bedakan tugas Asisten Apoteker dan bagian administrasi. Buka Apotek tidak bisa asal - asalan, karena yang diperjual belikan bukan cemilan. Menurut saya, gagalnya suatu kota / daaerah dalam mengelola pengadaan famasi bila jarak Apotek sudah tidak beraturan.

Untuk saya sendiri lagi punya cita - cita dan impian untuk mengelola klinik kecantikan herbal. Karena saya ingin perempuan Indonesia bisa cantik natural. Do'akan saja ya diwaktu yang tepat dan terbaik menurut Allah SWT (aamiin).

Rungkad - Ambyar Habis - Habisan



Beda ya Psikolog dengan Psikiater, yang pasti itu profesi yang ada sumpah !
Apa itu Psikolog? Psikolog adalah seorang ahli dalam bidang psikologi yang mempelajari tingkah laku dan kondisi kesehatan mental manusia berdasarkan faktor sosial, budaya, serta pengaruh lingkungan.

Tugas seorang psikiater adalah menangani gangguan jiwa dengan mengevaluasi pasien dari segi spiritual, mental, dan fisik. 

“Perbedaan utama antara psikolog dan psikiater yaitu pendidikan yang ditempuh. Psikiater adalah dokter, sedangkan psikolog merupakan seorang ahli psikologi.”

Diharapkan untuk negara Indonesia agar tidak ada malpraktek. Gunakan ijazah sesuai dengan ilmunya masing - masing. Ijazah yang terakreditasi bisa dipertangungjawabkan sampai mati !

Haiiii apoteker Unjani XV, masih ingat dengan " Tanda Peringatan Pada Obat Bebas Terbatas "

 


Teringat ketika saya melanjutkan profesi apoteker, disaat ujian laporan PKPA di Apotek tentang " Tanda Peringatan pada Obat Bebas Terbatas " ? saya tidak bisa menjawab !
Alhamdulillah, saya lulus dengan nilai A untuk Praktek Kerja Profesi Apoteker di Apotek, sungguh Allah Maha baik. Terpenting saya ikut sumpah apoteker karena Allah SWT. Ntah mengapa ada perasaan sedih disaat saya mengucapkan sumpah apoteker. Luar biasa rencana Allah SWT untuk saya dan akhirnya saya diizinkan berijazah apoteker dengan sumpah apoteker. Artinya Allah SWT percaya dengan mengamanahkannya kepada saya. Terimakasih ya Allah SWT.

Obat bebas terbatas adalah obat yang dapat diperoleh tanpa resep dokter, sehingga dapat dibeli langsung melalui Apotek maupun Toko Obat Berizin namun memperolehnya dalam jumlah terbatas. Terdapat sediaan Obat Bebas Terbatas adalah campuran obat bebas dan obat keras. Cara mengenali obat bebas terbatas adalah terdapat tanda logo lingkaran berwarna BIRU dengan garis tepi berwarna hitam pada kemasannya.

Biasanya pada kemasan golongan obat ini terdapat peringatan-peringatan berkaitan dengan pemakaian/penggunaannya yang ditulis dalam kotak, supaya pasien/masyarakat dapat menggunakan obat ini dengan benar.

Beda ya PIO dan Konseling di Apotek


Pelayanan Informasi Obat (PIO) merupakan kegiatan yang dilakukan oleh Apoteker dalam pemberian informasi mengenai obat yang tidak memihak, dievaluasi dengan kritis dan dengan bukti terbaik dalam segala aspek penggunaan obat kepada profesi kesehatan lain, pasien atau masyarakat. Meningkatkan pengetahuan obat, menjamin peresepan yang rasional, dan mengurangi kesalahan pengobatan.

Menurut WHO, pengobatan yang rasional adalah suatu keadaan dimana pasien menerima pengobatan sesuai dengan kebutuhan klinis mereka, dengan dosis, cara pemberian dan durasi yang tepat, dengan cara sedemikian rupa sehingga meningkatkan kepatuhan pasien terhadap proses pengobatan dan dengan biaya yang paling terjangkau bagi mereka dan masyarakat pada umumnya.

Bila definisi WHO tersebut diterjemahkan, maka ”meningkatkan kepatuhan” berarti bahwa pemberian pengobatan harus disertai dengan pemberian informasi yang memadai. Dengan kata lain, informasi obat dan pengobatan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari proses terapi rasional.

Dalam proses penyerahan obat, ada delapan langkah penting yang harus dilakukan untuk menjamin terlaksananya penyerahan obat yang benar kepada pasien dari petugas penyerah obat. Setiap langkah membawa tanggungjawab dan  atau pertimbangan yang penting untuk dilakukan.

Dalam hal ini, diasumsikan bahwa pemberi resep telah melakukan diagnosis yang benar serta memilih obat yang benar dan regimen yang tepat, serta pasien mempunyai akses terhadap apotek.

Langkah tersebut adalah sebagai berikut :

Petugas penyerah obat menerima resep yang benar dari pasien atau pemberi resep (secara tertulis atau lisan) dan melakukan pengkajian resep terhadap antara lain :Originalitas (keaslian) resep. Jika diperlukan komunikasi dengan pemberi resep untuk resep yang meragukan dan tidak jelas.

Petugas penyerah obat membaca resep dengan benar dan memeriksa ketepatan instruksi yang tertulis pada resep, terhadap : Nama obat, Dosis, cara dan lama pemberian. Ketersediaan obat. Petugas penyerah obat kemudian mencari obat di tempat penyimpanannya.

Obat yang diresepkan tersedia dalam kondisi layak pakai (tidak kadaluarsa atau rusak). Petugas penyerah obat harus : Menjamin obat disimpan pada tempat yang benar, Memeriksa tanggal kadaluarsa dan melakukan proses FIFO (First in First Out), Melakukan proses periksa dan periksa ulang (jika memungkinkan) terhadap ketepatan nama, kekuatan dan bentuk sediaan obat yang diberikan.

Petugas penyerah obat harus memiliki pengetahuan obat dan cara penggunaan obat yang tepat dan dapat pula melakukan hal berikut : Penyiapan obat dengan tepat, Pengecekan kembali terhadap jenis obat dan dosis.

Petugas penyerah obat harus mengkomunikasikan kepada pasien cara yang tepat untuk menggunakan obat melalui informasi mengenai : Etiket obat yang mencantumkan informasi mengenai nama pasien, nama obat, petunjuk penggunaan obat, tanggal pemberian obat, identitas pemberi resep, dan identitas petugas penyerah obat. Instruksi berupa simbol, untuk pasien yang buta huruf. Pemberian label/etiket informasi tambahan untuk obat.

Pasien mengerti terhadap instruksi dari petugas penyerah obat. Petugas penyerah obat harus ; Mengulang secara lisan, instruksi yang tertulis pada etiket, jika memungkinkan dalam bahasa yang jelas dan lugas, yang dimengerti oleh pasien. Meminta pasien untuk mengulang instruksi yang diberikan. Menekankan kebutuhan terhadap adanya kepatuhan. Menginformasikan peringatan dan perhatian terkait penggunaan obat. Memberikan perhatian khusus terhadap kondisi tertentu seperti wanita hamil, pasien yang memiliki gangguan penglihatan dan pendengaran, buta huruf, anak dan pasien lansia dan pasien yang mendapatkan lebih dari satu jenis obat.

Yakinkan pasien untuk mematuhi instruksi dari terapi

Untuk meningkatkan kepatuhan, pemberian obat harus disertai dengan pemberian informasi yang memadai. Komunikasi dengan pasien atau keluarganya seringkali menemui hambatan, sehingga pasien gagal untuk mengikuti petunjuk pengobatan. Berikut ini beberapa kemungkinan penyebab yang telah teridentifikasi:

Ada kesenjangan antar pemberi dan penerima informasi, baik dalam penggunaan bahasa, cara penuturan, ataupun cara pendekatan.

Waktu untuk memberikan informasi terbatas.

Pemberi informasi tidak berhasil menarik perhatian atau keterbukaan pasie/keluarganya.

Informasi yang diberikan tidak diartikan secara benar, atau tidak dimengerti.

Petunjuk yang diberikan tidak dipahami.

Petunjuk yang diberikan tidak disepakati.

Petunjuk yang diberikan tidak dapat dilaksanakan.

Petunjuk diberikan secara tidak lengkap.

Hal-hal yang harus dikerjakan terlupa.

Pasien tidak suka diajak berdiskusi.

Pasien/keluarga merasa sudah mengetahui.

Keyakinan pasien/keluarganya sulit diubah.

Tidak tersampaikannya informasi secara baik, mutlak menjadi tanggung jawab apoteker atau petugas penyerah obat lainnya, walaupun hambatannya mungkin ada di pihak penerima. Untuk itu, perlu diwaspadai kemungkinan adanya hambatan diatas, agar dapat segera diantisipasi.

Petugas penyerah obat melakukan pendokumentasian terhadap langkah yang dilakukan, yaitu:

Memasukkan detil informasi pada profil pengobatan pasien.

Memasukkan data resep.

Melengkapi data inventori.

Konseling merupakan proses interaktif antara Apoteker dengan pasien/keluarga untuk meningkatkan pengetahuan, pemahaman, kesadaran dan kepatuhan sehingga terjadi perubahan perilaku dalam penggunaan Obat dan menyelesaikan masalah yang dihadapi pasien. Untuk mengawali konseling, Apoteker menggunakan three prime questions. Apabila tingkat kepatuhan pasien dinilai rendah, perlu dilanjutkan dengan metode Health Belief Model. Apoteker harus melakukan verifikasi bahwa pasien atau keluarga pasien sudah memahami Obat yang digunakan. 

Kriteria pasien/keluarga pasien yang perlu diberi konseling: 

Pasien kondisi khusus (pediatri, geriatri, gangguan fungsi hati dan/atau ginjal, ibu hamil dan menyusui).  Pasien dengan terapi jangka panjang/penyakit kronis (misalnya: TB, DM, AIDS, epilepsi). Pasien yang menggunakan Obat dengan instruksi khusus (penggunaan kortikosteroid dengan tappering down/off).  Pasien yang menggunakan Obat dengan indeks terapi sempit (digoksin, fenitoin, teofilin). Pasien dengan polifarmasi; pasien menerima beberapa Obat untuk indikasi penyakit yang sama. Dalam kelompok ini juga termasuk pemberian lebih dari satu Obat untuk penyakit yang diketahui dapat disembuhkan dengan satu jenis Obat. Pasien dengan tingkat kepatuhan rendah. 

Tahap kegiatan konseling: 

Membuka komunikasi antara Apoteker dengan pasien 

Menilai pemahaman pasien tentang penggunaan Obat melalui Three Prime Questions, yaitu: - Apa yang disampaikan dokter tentang Obat Anda? - Apa yang dijelaskan oleh dokter tentang cara pemakaian Obat Anda? - Apa yang dijelaskan oleh dokter tentang hasil yang diharapkan setelah Anda menerima terapi Obat tersebut? Menggali informasi lebih lanjut dengan memberi kesempatan kepada pasien untuk mengeksplorasi masalah penggunaan Obat. Memberikan penjelasan kepada pasien untuk menyelesaikan masalah penggunaan Obat. Melakukan verifikasi akhir untuk memastikan pemahaman pasien Apoteker mendokumentasikan konseling dengan meminta tanda tangan pasien sebagai bukti bahwa pasien memahami informasi yang diberikan dalam konseling. 

Wednesday, November 29, 2023

Kekasih Bayangan - Hantu dan Kuntilanak


Liriknya : Aku tahu engkau, sebenarnya tahu namun engkau memilih seolah tak tahu !

Anda sehat ? Wow..berdrama selama 8 tahun 7 bulan ? Subhanallah..

Dari awal bila dijadikan permainan pasti gagal, itu modal nekat berkuman - kuman. Akhirnya hanya bisa Hoax sana sini tanpa ada bukti yang asli !

Untuk kenal mereka saja, saya tidak tertarik. Jadi tidak usah berharap ada kata damai karena sudah berlalu. Tidak dendam, tidak benci namun saya tidak suka dengan sikap dan perlakuan anda. Anda kasar dan tidak mempunyai rasa kasih sayang kepada anak. Saya tidak ingin mendidik anak saya tanpa kasih sayang. Tidak ada tentang pembagian jatah waktu untuk anak, karena tidak akan ada kata perpisahan yang niatnya mengharapkan keridhoan Allah SWT. Bila memang suatu hari nanti, niat anda memang karena mengharapkan keridhoan Allah SWT untuk bertemu anak, saya do'akan tunggu anak telah mengerti tentang " ARSEN ".

Seorang ibu memberikan vitamin agar tumbuh kembang anaknya optimal, sedangkan anda memberikan apa ? pikirkan !

Bila ada pihak yang merasa pencemaran nama baik ? silahkan berCermin ! yang ada kalian malu sendiri. 

Ini Indonesia negara bersih, tidak boleh dikotori dengan KKN !

Kalian memang PKI atau mau belajar jadi PKI ?

Tidak ada usaha instant mengharapkan hasil yang berproses. Jadi saja warga negara Indonesia yang patuh pada peraturan sudah membantu negara untuk sejahtera.

Sebatas mengingatkan, karena kita lahir dan besar di negara Indonesia bukan berarti bisa suka - suka. SOP itu sebagai jaminan untuk tetap berada di rel nya. Jadi apa yang kalian tuai sekarang adalah hasil dari apa yang ditabur.

Bila ingin selamat sampai tujuan ikuti saja rambu - rambu nya, karena pada akhirnya hidup hanya menunggu kapan waktu bertemu dengan-Nya.

Kenapa saya hanya bisa menulis disini, karena saya sudah merasa nyaman untuk betah didalam rumah saat ini. Merasa lagi dekat dengan Allah SWT. Saya tidak suka mencari masalah, namun bila kalian cari masalah..silahkan intropeksi diri kalian.

Tidak akan ada asap apabila tidak ada api. Dan api yang dari saya hanya saya pakai untuk memasak dan membakar sampah !

Saya harus menulis seperti ini, karena kejadian ini berulang kali !

Sekarang saya berpikir, masih amankah Indonesia saat ini ?!

Atau sudah banyak hantu dan kuntilanak yang berkeliaran dimana - mana ?

Jadi sebelum kalian bertindak, silahkan kalian analisa dan pikirkan secara matang !

Flashback, jika niat dan tujuan kalian karena Allah SWT. Tidak akan ada korban jiwa.

Silahkan pulang saja ke habitat kalian masing - masing, tidak usah membuat rusuh kehidupan yang sekarang sudah nyaman. Perbaiki sholat kalian agar hidup kalian diperbaiki Allah SWT.

Saya dan anak lanang yang terluka.

Mengulas kembali Farmakokinetika

 


Farmakokinetika adalah iimu yang mempelajari perjalanan obat di dalam tubuh, mulai dari absorpsi, distribusi obat ke seluruh tubuh, dan eliminasi melalui proses metabolisme dan atau ekskresi.

1. Absorpsi

Agar suatu senyawa obat dapat mencapai jaringan tubuh tertentu, biasanya senyawa tersebut harus dibawa ke aliran darah terlebih dahulu- biasanya melalui permukaan lendir/mukus seperti saluran pencernaan (penyerapan usus) – sebelum diambil oleh sel target. Faktor-faktor seperti kelarutan senyawa yang buruk, waktu pengosongan lambung, waktu transit usus, ketidakstabilan kimia dalam lambung dan ketidakmampuan senyawa obat untuk menembus dinding usus semuanya dapat mengurangi sejauh mana suatu obat diserap setelah pemberian oral. Penyerapan secara kritis menentukan bioavailabilitas suatu senyawa obat. Obat-obatan yang diserap dengan buruk ketika dikonsumsi secara oral harus diberikan dengan cara yang kurang nyaman, seperti melalui intravena atau inhalasi. Rute administrasi merupakan pertimbangan penting dalam pemberian suatu senyawa.

2. Distribusi

Senyawa harus dibawa ke lokasi target biasanya melalui aliran darah. Senyawa obat kemudian dapat menyebar ke otot dan organ dengan durasi waktu yang berbeda. Setelah masuk ke sirkulasi sistemik, baik dengan injeksi intra vaskular atau dengan penyerapan dari berbagai situs ekstraseluler, obat mengalami berbagai proses distribusi yang cenderung menurunkan konsentrasi plasma.

Distribusi adalah transfer obat yang dapat dibalikkan antara satu kompartemen ke kompartemen lain. Beberapa faktor yang mempengaruhi distribusi obat termasuk diantaranya adalah kecepatan aliran darah regional, ukuran molekul, polaritas dan ikatan dengan protein serum, membentuk kompleks. Distribusi obat ini dapat menjadi masalah serius di beberapa penghalang alami seperti penghalang darah-otak.

3. Metabolisme

Senyawa obat mulai dipecah segera setelah memasuki tubuh. Sebagian besar metabolisme obat molekul kecil dilakukan di organ hati oleh enzim redoks, disebut enzim sitokrom P450. Ketika metabolisme terjadi, senyawa awal (induk) diubah menjadi senyawa baru yang disebut metabolit. Ketika metabolit inert secara farmakologis, metabolisme menonaktifkan dosis yang diberikan obat induk dan ini biasanya mengurangi efek obat pada tubuh. Metabolit mungkin juga aktif secara farmakologis, kadang-kadang lebih dari obat induk.

4. Ekskresi

Senyawa obat dan metabolitnya perlu dikeluarkan dari tubuh melalui proses ekskresi, biasanya melalui ginjal (urin) atau di dalam feses. Jika ekskresi tidak berjalan normal, maka akumulasi zat asing dapat mempengaruhi metabolisme.

Ada tiga lokasi utama di mana ekskresi obat terjadi. Ginjal adalah situs yang paling penting dan merupakan tempat produk diekskresikan melalui urin. Ekskresi empedu atau ekskresi fekal adalah proses yang dimulai di hati dan melewati usus sampai produk akhirnya diekskresikan bersama dengan atau feses atau tinja. Metode ekskresi utama terakhir adalah melalui paru-paru (misalnya untuk gas anestesi).

5. Toksisitas

Toksisitas obat, sering bermanifestasi sebagai toksisitas hati dan kardiotoksisitas, adalah alasan utama gesekan obat. Identifikasi potensi toksisitas pada tahap awal dalam penemuan obat dapat menghemat waktu dan biaya pengembangan dan yang paling penting mengurangi kemungkinan kegagalan tahap akhir.


Dawai - Air Mata Di Ujung Sajadah dengan kekuatan do'a


Do'a itu kekuatan, dengan do'a yang tidak mungkin pasti menjadi mungkin atas izin Allah SWT.
Do'a membuat untuk terus semangat dan tidak berputus asa dalam menjalani kehidupan yang terkadang membuat lelah. Karena selalu ada harapan dengan usaha yang diiringi do'a.
Sudah begitu banyak do'a yang dimohonkan kepada Allah SWT dan dikabulkan diwaktu dan saat yang tepat terbaik menurut Allah SWT.
Perjalanan hidup yang telah sampai dititik ini, membuat hati masih harus belajar ikhlas dan ridho untuk yang telah menjadi ketetapan Allah SWT. Pernah ada rasa ingin menyerah karena merasa sendiri, dan ternyata Allah SWT Maha baik. Tidak membiarkan hamba-Nya sendiri dalam berjuang menggapai mimpi dan cita - citanya. Pernah ada dititik yang merasa ini sudah takdirnya dan disaat semuanya diserahkan kepada Allah SWT merasa ringan.

Dengan tahajud bisa seketika mengangkat rasa kesedihan, yang rasanya ya Allah SWT berasa mimpi. Dan ternyata Allah SWT sungguh Maha baik. Allah SWT tidak membiarkan hambanya terus terzalimi dan terfitnah. Hanya menunggu waktu yang tepat Allah SWT tunjukkan apa yang sebenarnya terjadi. Karena setiap hati yang tersakiti oleh manusia keji akan ada balasannya dari Allah SWT.

Sekarang semua terasa ringan untuk dilalui, sebab tujuan sudah berbeda. Tetap jalani hidup dengan si buah hati. Amanah, Anugerah dan rizki utama dari Allah SWT.

Ngaca diri saja untuk mereka yang merasa benar bisa mengambil nya dari ibu yang mengandung, melahirkan dan merawatnya. DImana kalian disaat saya merasa sendiri mengasah, asih, asuh anak saya sendiri. Punya hak dan hukum apa kalian setelah saya mengetahui yang sebenarnya !

Kalian zalim dan fasik, sudah diberi rambu - rambu terus dilawan. Sekarang kalian jalani saja balasan setimpal dari Allah SWT karena Allah SWT Maha adil.

Tidak akan ada perpisahan bila tidak ada yang memutuskan, dan gunting itu bukan ada di saya. Pertanggungjawabkan saja 8 tahun 7 bulan itu dihadapan Allah SWT. Terlihat seperti hal kecil dihadapan anda namun tidak dihadapan Allah SWT. Belum saatnya atau sudah anda rasakan kepedihan itu disaat saya tidak menyadari bahwa itu azab.

Akhirnya saya sadar ternyata Allah SWT tidak pernah meninggalkan hamba-Nya dan Allah SWT selalu bersama orang - orang yang sabar. Saat ini sedang belajar untuk menerima keadaan yang diluar ekspektasi saya sebagai ibu rumah tangga yang sudah mempunyai Visi dan Misi dalam berumah tangga. Seketika rumah tangga itu hancur, mudah bagi Allah SWT untuk menggantikannya dengan yang lebih baik diwaktu terbaik menurut Allah SWT dan hanya Allah SWT yang mengetahui apa yang akan terjadi dikemudian hari.

Dibaca dengan hati !

Mesin Waktu - 8 Tahun 7 Bulan, tidak berakhir sia - sia karena ada Dilanomera

MasyaaAllah Tabarakallah.. Saya akan berbagi pengalaman hidup saya, agar semua bisa mengambil hikmah dari setiap perjalanan didalam pernikah...