Friday, December 8, 2023

Vitamin dan Suplemen untuk kesehatan



Vitamin dan Suplemen

Vitamin dan suplemen adalah dua hal yang sama-sama berfungsi untuk memberikan asupan nutrisi untuk tubuh, tetapi ternyata keduanya memiliki perbedaan. Vitamin sudah pasti tergolong sebagai suplemen, tetapi tidak semua suplemen mengandung vitamin di dalamnya.

Vitamin

Vitamin adalah nutrisi tambahan yang diperlukan bagi tubuh untuk bisa menunjang kinerja tubuh. Umumnya, vitamin berasal dari makanan dan buah-buahan yang bersifat organik. Aktivitas berjemur di sinar matahari pagi hari, juga dapat membantu produksi vitamin D pada tubuh.

Tidak semua vitamin dapat diproduksi oleh tubuh, maka manusia tetap membutuhkan vitamin sebagai nutrisi tambahan. Jika tidak mendapatkan kadar vitamin yang cukup, kondisi tersebut bisa menimbulkan beberapa gejala penyakit. Misalnya, saat seseorang kekurangan asupan vitamin C, maka ia bisa mengalami beberapa gejala, salah satunya mengalami gusi berdarah atau sariawan. 

Suplemen

Suplemen diartikan sebagai zat aditif yang mengandung nutrisi baik bagi tubuh. Jika vitamin bersifat organik dan berasal dari makanan atau buah-buahan, suplemen umumnya diproduksi secara mekanik.

Suplemen yang diolah secara mekanik ini (olahan pabrik) biasanya berbentuk pil, tablet, kapsul, ataupun berbentuk cairan. Karena diproduksi secara mekanik, suplemen umumnya mengandung lebih dari tiga macam vitamin dan mineral yang dibutuhkan oleh tubuh.

Suplemen akan menjadi substansi yang berbahaya jika dikonsumsi melebihi takaran atau dosis yang sudah ditentukan. Hal tersebut tentu saja disebabkan oleh banyaknya mineral dan vitamin yang terkandung di dalam suplemen.

Beberapa kalangan membutuhkan vitamin, seperti vegetarian yang mengalami kekurangan vitamin B12 atau B5. Selain itu, sebagian orang yang tidak menyukai sayuran atau buah atau memiliki alergi, juga dianjurkan untuk mengonsumsi suplemen.

Jenis-Jenis Vitamin

Secara umum vitamin dibagi menjadi 2 tipe, yaitu vitamin larut air dan vitamin larut lemak. Vitamin larut air merupakan vitamin yang tidak dapat disimpan dalam jumlah banyak dalam tubuh dan akan diekskresikan atau akan dibuang melalui urine. Vitamin larut air, contohnya vitamin B dan C. 

Vitamin larut lemak adalah vitamin yang larut dalam lemak dan kemudian diserap bersamaan dengan lemak dalam makanan dan disimpan dalam jaringan lemak tubuh dan di hati. Vitamin jenis ini ditemukan di banyak makanan nabati dan hewani dan dalam suplemen. Jenis vitamin ini adalah vitamin A, D, E, dan K.

Manfaat Vitamin

Vitamin membantu tubuh bekerja secara efektif. Kekurangan vitamin tertentu dapat menyebabkan gangguan fungsi tubuh. 

Nah, berikut ini adalah manfaat vitamin berdasarkan jenisnya:

  • Vitamin B1

Kekurangan vitamin B dapat menyebabkan penyakit beri-beri. Sumber utama vitamin B berasal dari ragi, kuaci, beras cokelat, gandum, asparagus, kubis, jeruk, kentang, dan telur.

  • Vitamin B2

Kekurangan vitamin B2 bisa menyebabkan ariboflavinosis. Vitamin B2 umumnya bersumber dari asparagus, pisang, keju, susu, yogurt, telur, ikan dan kacang hijau.

  • Vitamin B3

Kekurangan vitamin B3 dapat menyebabkan pellagra, dengan gejala seperti diare, dermatitis, dan gangguan mental. Sumber utama vitamin B3 berasal dari daging ayam, daging sapi, ikan (tuna dan salmon), susu, telur, alpukat, kurma, tomat, brokoli, dan ubi.

  • Vitamin B5

Bersumber dari daging-dagingan, gandum utuh, brokoli, alpukat, royal jelly, dan juga telur ikan.

  • Vitamin B6

Jika tubuh manusia kekurangan vitamin B6 maka akan menyebabkan anemia, atau kerusakan pada beberapa sistem saraf. Vitamin B6 sendiri bersumber dari bahan makanan seperti daging, pisang, gandum, sayuran, dan juga kacang.

  • Vitamin B7

Kekurangan vitamin B7 bisa menimbulkan dermatitis pada tubuh. Vitamin B7 berasal dari kuning telur, hati, dan beberapa jenis sayuran.

  • Vitamin B9

Vitamin ini disebut juga dengan asam folat dan akan sangat berguna untuk wanita hamil di awal masa kehamilannya. Jika tubuh wanita hamil kekurangan vitamin B9, maka ini akan meningkatkan risiko kandungan untuk mengalami cacat pada kelahiran. Sumber utama dari vitamin B9 berasal dari sayuran hijau, kuaci, dan juga ragi.

  • Vitamin B12

Kekurangan vitamin B12 dapat menyebabkan anemia. Sumber utamanya sendiri berasal dari ikan, kerang, daging sapi, daging unggas, telur, susu dan produk olahannya.

  • Vitamin C

Jika tubuh kurang asupan vitamin C, maka akan menimbulkan penurunan daya tahan tubuh. Vitamin C umumnya bersumber dari buah-buahan seperti jeruk dan kiwi. Selain buah, vitamin C juga bisa ditemukan dari beberapa jenis sayuran.

  • Vitamin A

Kekurangan vitamin A dapat menyebabkan rabun ayam atau rabun senja dan keratomalasia. Selain itu kekurangan vitamin A bisa menimbulkan kelainan pada kornea mata yang menyebabkan kornea mata menjadi kering. Vitamin A bersumber dari minyak ikan kod, wortel, brokoli, ubi, mentega, kubis, bayam, labu, beberapa jenis keju, telur, melon dan susu.

  • Vitamin D

Kekurangan vitamin D akan menyebabkan pelunakan pada tulang dan juga osteomalacia. Vitamin D bersumber dari sinar matahari pagi dan juga ikan, telur, hati sapi, dan juga jamur.

  • Vitamin E

Berasal dari buah kiwi, kacang almond, alpukat, telur, susu, kacang, dan juga minyak sayur.

  • Vitamin K

Vitamin K umumnya berasal dari sayuran hijau seperti seledri, alpukat, dan buah kiwi.

Suplemen sebagai Pengganti Vitamin yang Dibutuhkan Tubuh

Berdasarkan penjabaran di atas, tubuh membutuhkan vitamin untuk menjaga kesehatan dan menjalankan kinerjanya. Vitamin umumnya bersumber dari beberapa jenis bahan makanan. 

Sebagian orang mungkin tidak menyukai sayuran atau buah-buahan, maka peran suplemen dibutuhkan agar tubuh tetap bisa menjaga kesehatan. Konsumsi suplemen yang melebihi dosis berbahaya bagi kesehatan, karena bisa menimbulkan kerusakan pada organ dalam tubuh. 

Siapa yang Membutuhkan Suplemen?

Orang-orang dengan kondisi tertentu membutuhkan asupan suplemen. Misalnya lansia yang mengalami kekurangan nutrisi, depresi, disabilitas, dan masalah dengan gigi.

Beberapa obat atau kondisi medis juga dapat menghambat kemampuan seseorang untuk menyerap nutrisi dari makanan sehingga membutuhkan suplemen.  Orang dengan asupan alkohol tinggi, membutuhkan tiamin (vitamin B1), folat, vitamin B12, dan vitamin A dan C.

Bahaya Konsumsi Suplemen Berlebihan

Ada beberapa jenis suplemen yang bila dikonsumsi berlebihan bisa  berdampak pada kesehatan, diantaranya adalah:

  • Dosis tinggi beta karoten telah dikaitkan dengan risiko kanker paru-paru yang lebih besar pada perokok.
  • Ekstra kalsium dan vitamin D dapat meningkatkan risiko batu ginjal.
  • Vitamin E dosis tinggi dapat menyebabkan stroke yang disebabkan oleh pendarahan di otak.
  • Vitamin K dapat mengganggu efek anti-pembekuan pengencer darah.
  • Mengonsumsi vitamin B6 dalam jumlah tinggi selama satu tahun atau lebih telah dikaitkan dengan kerusakan saraf yang dapat mengganggu gerakan tubuh (gejalanya sering hilang setelah suplemen dihentikan).
  • Sebagian besar suplemen aman dikonsumsi, walaupun yang paling bermanfaat adalah mengonsumsi makanan yang mengandung vitamin yang dibutuhkan tubuh tersebut.


Thursday, December 7, 2023

Obat bebas terbatas warna lingkar dalamnya biru

 



Obat Bebas Terbatas adalah obat yang dapat dibeli secara bebas tanpa menggunakan resep dokter, namun mempunyai peringatan khusus saat menggunakannya. Tempat penjualan di Apotek.
Biasanya obat bebas terbatas yang sering di beli di Apotek seperti obat batuk, obat flu dan obat - obat dalam peringatan khusus. dengan memperhatikan efek sampingnya. Misalnya, obat batuk dan flu bisa mempunyai efek ngantuk.

Obat bebas dengan warna lingkar dalamnya hijau

 


Obat bebas umumnya dikonsumsi untuk mengatasi gejala ringan yang dianggap tidak membutuhkan konsultasi dengan dokter, seperti demam, gatal-gatal, atau nyeri ringan, misalnya sakit gigi dan sakit kepala.

Obat bebas umumnya berupa suplemen vitamin dan mineral, obat gosok, beberapa analgetik- antipiretik, dan beberapa antasidaObat ini telah digunakan dalam pengobatan secara ilmiah (modern) dan terbukti tidak memiliki risiko bahaya yang mengkhawatirkan. 


12 benar dalam pemberian obat

Berikut ini merupakan rincian prinsip 12 benar pemberian obat : 

  • benar klien, 
  • benar obat
  • benar dosis
  • benar waktu, 
  • benar rute pemberian
  • benar informasi medikasi kepada pasien, 
  • benar dokumentasi, hak klien untuk menolak, 
  • benar pengkajian, 
  • benar evaluasi, 
  • benar reaksi terhadap makanan, dan 
  • benar reaksi dengan obat lain.



Penyakit mata




Apa itu Penyakit Mata (Sakit Mata)

Mata adalah organ penglihatan yang penting bagi kehidupan. Itu sebabnya, kamu perlu menjaga kesehatannya agar tidak sakit mata atau terkena penyakit mata.

Beberapa penyakit mata mungkin bersifat sementara dan akan sembuh dengan sendirinya tanpa komplikasi.

Namun, masalah mata yang datang tiba-tiba dan berlangsung serius seringkali memiliki gejala yang tiba-tiba juga.

Berikut adalah sejumlah faktor yang menjadi penyebab sakit mata antara lain: 

1. Katarak

Katarak menyebabkan lensa mata menjadi berawan, sehingga penglihatan tampak kabur pada awalnya.

Pengidap katarak biasanya kesulitan melihat di malam hari, peka terhadap cahaya, dan tidak bisa membedakan warna dengan jelas.

2. Glaukoma

Glaukoma mengikis dan merusak saraf optik yang menunjang penglihatan mata.

Kerusakan saraf optik bisa terjadi karena timbunan cairan dalam mata yang meningkatkan tekanan di dalam bola mata. 

Ada dua jenis glaukoma, yaitu glaukoma sudut terbuka primer dan glaukoma sudut tertutup.

Keduanya bisa disebabkan oleh faktor usia, keturunan, komplikasi hipertensi pada mata, komplikasi diabetes, hingga penyakit mata tertentu seperti ablasi retina dan retinitis (infeksi peradangan retina).

3. Masalah Refraksi Mata

Masalah refraksi mata adalah gangguan penglihatan yang menyebabkan cahaya masuk tidak terpusat langsung ke retina.

Kelainan refraksi menyebabkan kebutaan sebesar 9,5 persen di Indonesia.

Beberapa kelainan refraksi pada mata, yaitu rabun dekat, rabun jauh, astigmatisme, dan presbiopi.

4. Konjungtivitis (Mata Merah)

Konjungtivitis atau mata merah adalah peradangan atau infeksi pada selaput transparan (konjungtiva) yang melapisi kelopak mata, dan menutupi bagian putih bola mata.

Ketika pembuluh darah kecil di bagian konjungtiva mengalami peradangan, warna merah lebih terlihat dan menutupi bagian putih dari bola mata.

5. Pterigium

Pterigium adalah gangguan mata akibat adanya selaput lendir yang menutupi bagian putih mata.

Penyakit mata ini sering terjadi akibat sering terpapar radiasi sinar matahari.

Adanya selaput lendir tersebut juga membuat mata seperti kelilipan benda asing. Gejalanya meliputi mata merah, pandangan kabur, serta mata yang terasa gatal atau panas.

6. Amblyopia (Mata Malas)

Amblyopia, atau mata malas, sering terjadi pada anak-anak. Penyakit mata ini terjadi ketika penglihatan pada salah satu mata berkurang karena mata dan otak tidak dapat bekerja sama dengan baik. 

Ada banyak hal yang bisa menjadi penyebab mata malas atau amblyopia.

Contohnya strabismus, ketidakseimbangan posisi kedua mata, rabun jauh, rabun dekat, atau astigmatisme pada satu mata.

7. Strabismus

Strabismus adalah istilah untuk menggambarkan ketidakseimbangan posisi kedua mata, sehingga mata terlihat juling.

Penyakit mata ini terjadi akibat kurangnya koordinasi antar mata, sehingga mata melihat ke arah yang berbeda dan tidak fokus secara bersamaan pada satu titik. 

8. Buta Warna

Ketika seseorang tidak dapat melihat warna tertentu, atau tidak dapat membedakan beberapa warna, kemungkinan ia mengalami buta warna.

Penyakit mata ini terjadi ketika sel-sel warna di mata (sel kerucut) tidak ada atau tidak berfungsi. 

Saat paling parah, seseorang hanya bisa melihat dalam bayangan abu-abu, tapi kondisi ini jarang terjadi.

Kebanyakan orang yang memiliki kondisi ini mendapatkannya sejak lahir.

9. Presbiopia

Penyakit mata ini terjadi ketika seseorang kehilangan kemampuan melihat objek dekat atau tulisan yang kecil.

Setelah seseorang berusia 40 tahun atau lebih, biasanya perlu melihat bahan bacaan lebih jauh dari mata agar lebih mudah dibaca.

10. Mata Kering

Mata kering terjadi ketika mata tidak mampu menghasilkan air mata dalam jumlah cukup dan berkualitas.

Seseorang mungkin merasa seperti ada sesuatu di dalam mata atau mengalami sensasi terbakar.

Dalam kasus yang parah, kekeringan ekstrem dapat menyebabkan hilangnya penglihatan. Namun, hal tersebut jarang terjadi. 

11. Alergi

Alergi mata juga dapat menjadi penyebab sakit mata secara umum. Kondisi ini terjadi akibat reaksi sistem kekebalan tubuh yang berlebihan terhadap zat atau alergen (zat pemicu alergi) yang masuk ke mata.

Ada sejumlah faktor yang dapat menjadi alergen penyebab alergi mata. Mulai dari makanan tertentu, polusi, asap, debu hingga penggunaan riasan pada area mata.

12. Cedera Mata

  • Masuknya benda atau partikel asing ke mata. 
  • Paparan bahan kimia, misalnya paparan sabun ketika mandi. 
  • Hantaman benda tumpul, luka tusuk pada mata, atau cedera akibat terjatuh. 

Cedera pada mata dapat terjadi akibat beberapa kondisi, meliputi:

Cedera pada mata ada yang bersifat ringan dan berat. Pada kasus yang ringan, cedera mata umumnya hanya menimbulkan nyeri dan kemerahan pada mata, serta mata berair.

Kendati demikian, cedera mata berat membutuhkan penanganan dari dokter. 

Gejala Penyakit Mata

Adapun gejala umum dari sakit mata adalah: 
  • Mata merah.
  • Terasa nyeri.
  • Gatal.
  • Kering.
  • Berair.
  • Pandangan kabur atau berbayang.
  • Kepala terasa pusing saat memfokuskan titik penglihatan pada satu objek.
  • Gejala sakit mata menimbulkan berbagai kondisi yang menyebabkan ketidaknyaman. Sakit mata kerap menghambat aktivitas pengidapnya.

Komplikasi Penyakit Mata

Komplikasi yang timbul bisa berbeda-beda berdasarkan penyakit yang mendasari, contohnya:

  • Katarak: jika tidak segera diobati, katarak bisa menjadi “hyper-mature”, suatu kondisi yang membuatnya lebih sulit dihilangkan. Kondisi terburuk yang bisa terjadi yaitu kebutaan total.
  • Glaukoma: kondisi glaukoma menyebabkan kehilangan penglihatan permanen ataupun kebutaan.
  • Amblyopia: komplikasi yang bisa dialami amblyopia yaitu kebutaan, mata tidak sejajar, dan penglihatan sentral.
  • Konjungtivitis: komplikasi berupa peradangan pada kornea yang mempengaruhi penglihatan.
  • Buta warna: komplikasi terasa selama pengalaman belajar atau melihat yang jadi tidak maksimal.
  • Mata kering: komplikasi dapat berupa infeksi mata, kerusakan pada permukaan mata, dan kualitas hidup menurun.

Terdapat beberapa komplikasi kondisi ini yang perlu diwaspadai.

Hal yang perlu kamu ingat, penyakit mata yang tidak ditangani segera atau tidak mendapatkan perawatan bisa menyebabkan kebutaan atau kerusakan permanen. 

Pencegahan Penyakit Mata

  • Kesehatan mata perlu dijaga untuk meminimalisir risiko penyakit mata. Berikut ini beberapa hal yang bisa dilakukan untuk menjaga kesehatan mata:

  • Rutin memeriksa mata, setidaknya enam bulan sekali.
  • Mengonsumsi makanan bergizi seimbang. Sayuran berdaun hijau, salmon, tuna, telur, kacang-kacangan, bluberi, blackberry, dan jeruk jika dikonsumsi secara teratur dapat membantu menjaga kesehatan mata.
  • Jangan terlalu lama menatap gadget, termasuk ponsel, televisi, dan laptop.
  • Berhenti merokok. 
  • Bersihkan riasan wajah sebelum tidur.
  • Rajin berolahraga, setidaknya 10-30 menit setiap hari.
  • Ketahui faktor risiko penyakit mata. Termasuk usia, riwayat keluarga dengan penyakit mata, latar belakang kondisi kesehatan lain (seperti darah tinggi atau diabetes).
  • Lindungi mata. Kenakan kacamata hitam, bahkan di hari mendung untuk melindungi mata dari sinar UVA dan UVB. Kenakan kacamata pelindung yang tepat saat berolahraga atau saat mengerjakan pekerjaan yang berisiko.

Cara menjaga kesehatan mata juga dapat dilakukan dengan tidak mengabaikan berbagai masalah pada mata.

Jika terasa seperti ada butiran pasir di mata, bilas dengan air bersih. 

Bila mata terasa gatal atau berubah merah, atasi dengan obat tetes mata atau kompres dingin.

Segera periksakan ke dokter mata jika mengalami gejala-gejala di atas, atau ketika mata terasa sakit, bengkak, sensitif terhadap cahaya, bintik-bintik gelap mengambang ketika melihat, atau setiap kali tidak dapat melihat secara normal.

















Ada Balai besar POM, Balai POM dan Loka POM

 

Berdasarkan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 80 Tahun 2017 tentang Badan Pengawas Obat dan Makanan, yang disingkat menjadi BPOM adalah  lembaga pemerintah nonkementrian yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang pengawasan obat dan makanan. BPOM berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Presiden melalui menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang kesehatan (Pasal 1 Ayat 1). BPOM memiliki tugas untuk menyelenggarakan tugas pemerintahan di bidang pengawasan obat dan makanan sesuai dengan ketentuan perundang–undangan. BPOM memiliki tiga kewenangan pada saat melakukan pengawasan yaitu :

  • Menerbitkan izin edar dari produk dan sertifikat sesuai dengan standar dan persyaratan keamanan, khasiat / manfaat dan mutu, serta pengujian obat dan makanan seusai dengan ketentuan peraturan perundang – undangan.
  • Melakukan intelijen dan penyidikan di bidang pengawasan obat dan makanan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang – undangan.
  • Pemberian sanksi adminstratif sesuai dengan ketentuan peraturan perundang – undangan.

Berdasarkan Peraturan Badan Pengawas Obat dan Makanan Nomor 12 Tahun 2018 tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis di Lingkungan Badan Pengawas Obat dan Makanan, BBPOM (Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan) masuk ke dalam bagian Unit Pelaksana Teknis di lingkungan Badan Pengawas Obat dan Makanan yang selanjutnya disingkat UPT BPOM. UPT BPOM adalah satuan kerja yang bersifat mandiri yang melaksanakan tugas teknis operasional tertentu dan / atau tugas teknis penunjang  tertentu di bidang pengawasan obat dan makanan (Pasal 1 Ayat 1). UPT BPOM berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala BPOM, dan secara teknis dibina oleh Deputi dan secara administratif dibina oleh Sekretaris Utama (Pasal 2 Ayat 1). Adapun klasifikasi UPT BPOM terdiri dari :

  • Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan, yang selanjutnya disebut Balai Besar POM
  • Balai Pengawas Obat dan Makanan, yang selanjutnya disebut Balai POM
  • Loka Pengawas Obat dan Makanan, yang selanjutnya disebut Loka POM


Penyakit Diabetes

 


Diabetes adalah penyakit kronis yang ditandai dengan tingginya kadar gula darah. Glukosa merupakan sumber energi utama bagi sel tubuh manusia. Akan tetapi, pada penderita diabetes, glukosa tersebut tidak dapat digunakan oleh tubuh.

Kadar gula (glukosa) dalam darah dikendalikan oleh hormon insulin yang diproduksi pankreas. Namun, pada penderita diabetes, pankreas tidak mampu memproduksi insulin sesuai kebutuhan tubuh. Tanpa insulin, sel-sel tubuh tidak dapat menyerap dan mengolah glukosa menjadi energi.

Glukosa yang tidak diserap sel tubuh dengan baik akan menumpuk dalam darah. Kondisi tersebut dapat menimbulkan berbagai gangguan pada organ tubuh. Jika tidak terkontrol dengan baik, diabetes dapat menimbulkan komplikasi yang berisiko mengancam nyawa penderitanya.

Penyebab Diabetes

Diabetes tipe 1

Secara umum, diabetes dibedakan menjadi dua, yaitu diabetes tipe 1 dan diabetes tipe 2. Berikut adalah penjelasannya :

Diabetes tipe 1 terjadi ketika sistem kekebalan tubuh secara keliru menyerang dan menghancurkan sel-sel pankreas yang memproduksi insulin. Hal ini menyebabkan kadar glukosa darah meningkat sehingga memicu kerusakan pada organ-organ tubuh.

Diabetes tipe 1 dikenal juga dengan diabetes autoimun. Penyebab diabetes tipe 1 masih belum diketahui secara pasti. Namun, ada dugaan penyakit ini terkait dengan faktor genetik dan faktor lingkungan.

Diabetes tipe 2

Diabetes tipe 2 merupakan jenis diabetes yang paling banyak terjadi, yakni sekitar 90–95%. Diabetes tipe 2 terjadi ketika sel-sel tubuh menjadi kurang sensitif terhadap insulin sehingga insulin yang dihasilkan tidak bisa digunakan dengan baik. Kondisi ini dikenal juga dengan istilah resistensi insulin.

Selain kedua jenis diabetes tersebut, ada jenis diabetes yang biasa terjadi pada ibu hamil, yakni diabetes gestasional. Diabetes jenis ini disebabkan oleh perubahan hormon pada masa kehamilan, tetapi biasanya gula darah penderita akan kembali normal setelah masa persalinan.

Faktor risiko diabetes

Seseorang akan lebih berisiko terkena diabetes tipe 1 jika memiliki faktor risiko berikut :

  • Berusia 4–7 tahun atau 10–14 tahun
  • Memiliki keluarga dengan riwayat diabetes tipe 1
  • Menderita penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus
  • Menderita penyakit autoimun, seperti penyakit Grave, penyakit Hashimoto, dan penyakit Addison.
  • Mengalami cedera pada pankreas akibat infeksi, tumor, cedera, kecelakaan, atau efek samping setelah operasi besar.

Sementara itu, diabetes tipe 2 lebih berisiko terjadi pada seseorang dengan faktor-faktor berikut:

  • Berusia lebih dari 45 tahun
  • Memiliki keluarga dengan riwayat diabetes tipe 2
  • Jarang beraktivitas fisik atau berolahraga
  • Memiliki berat badan berlebih atau obesitas
  • Menderita prediabetes
  • Menderita kolesterol tinggi
  • Menderita tekanan darah tinggi 

Khusus pada wanita, ibu hamil yang menderita diabetes gestasional dapat lebih mudah mengalami diabetes tipe 2. Selain itu, wanita yang memiliki riwayat penyakit polycystic ovarian syndrome ( PCOS ) juga lebih mudah mengalami diabetes tipe 2.

Gejala Diabetes

  • Sering merasa haus atau sangat lapar
  • Sering buang air kecil, terutama pada malam hari
  • Penurunan berat badan tanpa sebab yang jelas
  • Penurunan massa otot
  • Pandangan kabur
  • Urine mengandung keton
  • Tubuh mudah lelah dan lemas
  • Luka menjadi lebih sulit sembuh
  • Mudah mengalami infeksi, seperti di gusi, kulit, vagina, atau saluran kemih. 

Diabetes tipe 1 dapat berkembang dengan cepat dalam beberapa minggu atau bahkan beberapa hari saja. Sedangkan pada diabetes tipe 2, banyak penderitanya yang tidak menyadari bahwa mereka telah menderita diabetes selama bertahun-tahun, karena gejalanya cenderung tidak spesifik.

Beberapa ciri - ciri penyakit gula atau diabetes tipe 1 dan tipe 2 meliputi :

Selain itu, ada beberapa gejala lain yang juga bisa dialami penderita diabetes, antara lain:

  • Mulut kering
  • Gatal-gatal di kulit atau timbul prurigo
  • Disfungsi ereksi atau impotensi
  • Rasa terbakar, kaku, dan nyeri pada kaki
  • Hipoglikemia reaktif, yaitu hipoglikemia yang terjadi beberapa jam setelah makan akibat produksi insulin yang berlebihan
  • Bercak-bercak hitam di sekitar leher, ketiak, dan selangkangan, ( akantosis nigrikans ) yang menjadi tanda resistensi insulin.

Sementara itu, ada juga beberapa orang yang mengalami prediabetes, yaitu kondisi ketika glukosa dalam darah berada di atas rentang normal tetapi tidak cukup tinggi untuk didiagnosis sebagai diabetes. Meski demikian, seorang penderita prediabetes juga dapat menderita diabetes tipe 2 jika tidak ditangani dengan baik.

Komplikasi Diabetes

Diabetes menimbulkan berbagai komplikasi, baik yang terjadi mendadak (akut) maupun dalam jangka panjang (kronis). Komplikasi akut yang dapat terjadi pada penderita diabetes adalah ketoasidosis dan hyperosmolar hyperglycemic syndrome (HHS).

Sejumlah komplikasi yang dapat muncul akibat diabetes tipe 1 dan 2 adalah:

  • Stroke
  • Penyakit jantung
  • Gagal ginjal kronis
  • Neuropati diabetik
  • Gangguan penglihatan
  • Katarak
  • Depresi
  • Demensia
  • Gangguan pendengaran
  • Frozen shoulder
  • Luka dan infeksi pada kaki yang sulit sembuh
  • Kerusakan kulit atau gangrene akibat infeksi bakteri dan jamur, termasuk bakteri pemakan daging.

Diabetes akibat kehamilan juga dapat menimbulkan komplikasi pada ibu hamil dan bayi, contohnya adalah preeklampsia. Sementara itu, beberapa komplikasi yang dapat muncul pada bayi adalah:

  • Keguguran
  • Kelahiran prematur
  • Kelebihan berat badan saat lahir
  • Gula darah rendah (hipoglikemia)
  • Penyakit jantung
  • Peningkatan risiko terkena diabetes tipe 2 setelah dewasa

Pencegahan Diabetes

Diabetes tipe 1 tidak dapat dicegah karena pemicunya belum diketahui. Sementara itu, diabetes tipe 2 dan diabetes gestasional dapat dicegah, yaitu dengan pola hidup sehat. Beberapa upaya yang bisa dilakukan untuk mencegah diabetes di antaranya:

  • Mengatur frekuensi dan menu makanan menjadi lebih sehat
  • Rutin berolahraga dan melakukan aktivitas fisik
  • Menjaga berat badan ideal
  • Beristirahat dan tidur yang cukup
  • Berhenti merokok
  • Menghindari konsumsi minuman beralkohol
  • Mengelola stres dengan baik
  • Rutin menjalani pengecekan gula darah, setidaknya sekali dalam 1 tahun


Dibaca dengan hati !

Mesin Waktu - 8 Tahun 7 Bulan, tidak berakhir sia - sia karena ada Dilanomera

MasyaaAllah Tabarakallah.. Saya akan berbagi pengalaman hidup saya, agar semua bisa mengambil hikmah dari setiap perjalanan didalam pernikah...