Penderitaan akibat fitnah ini tidak hanya dirasakan orang yang difitnah saja, akan tetapi aktor utama yang menebar fitnah pun akan merasakan akibatnya yang lebih besar jika dia tidak segera meminta maaf dan bertaubat.
Sebab, orang yang suka memfitnah orang lain sebenarnya dia sedang menata penderitaan hidupnya sendiri, cepat ataupun lambat. Seolah-olah dirinya tidak pernah memikirkan perbuatannya itu sebagai sebuah dosa. Padahal, perbuatannya itu justru mengantarkan dirinya ke dalam jurang kehinaan di dunia. Lebih-lebih di akhirat.
Salah satu kisah menarik yang diriwayatkan Imam Bukhari dan Muslim tentang konflik antara Sa’id Ibn Zaid Ibn ‘Amr Ibn Nufail dan Arwa binti ‘Aus. Sa’id ditentang dan dilaporkan Arwa binti ‘Aus kepada Marwan Ibn al Hakam.
Wanita itu menuduhnya mengambil sebagian dari tanahnya. Sa’id pun berkata, “Apakah aku mengambil sebagian dari tanah miliknya setelah aku mendengar ucapan dari Rasulullah SAW?”
Marwan bertanya, “Apa yang Anda dengar dari Rasulullah SAW?” Ia menjawab, “Aku mendengar Rasulullah SAW bersabda, ‘Barangsiapa mengambil sejengkal tanah secara zalim maka Allah akan mengalungkan ke lehernya tujuh lapis bumi.”
Maka, Marwan berkata, “Aku tidak akan memintamu bukti-bukti setelah ini.” Lalu Sa’id berkata, “Ya Allah, jika perempuan ini bohong maka butakanlah matanya dan matikan dia di tanahnya.”
Sehingga, Urwah berkata, “Wanita itu tidak meninggal dunia sehingga matanya menjadi buta dan ketika ia berjalan di tanahnya, tiba-tiba ia terjatuh dan masuk terperosok lubang dan meninggal.” (HR Bukhari Muslim).
Dalam riwayat lain dengan makna yang sama, Muhammad Ibn Zaid melihat wanita tersebut dalam keadaan buta dan sedang meraba-raba dinding seraya berkata, “Aku tertimpa doanya Sa’id, dan sesungguhnya ia melewati sumur di rumah yang ia pertentangkan kemudian ia terjatuh ke dalam sumur dan itu menjadi kuburnya.” (HR Muslim).
Kisah di atas menunjukkan betapa buruk dan bahayanya dosa menuduh atau memfitnah, sekaligus memberi peringatan kepada kita bahwa perangai ini termasuk perbuatan jahat (zalim) yang semestinya ditinggalkan.
Selain menimbulkan dampak yang buruk fitnah dalam Islam merupakan satu hal yang paling dilarang. Berikut ini larangan fitnah dalam Islam yang wajib Anda ketahui. Simak penjelasannya di bawah ini!
Fitnah lebih kejam dari pada pembunuhan
“Dan bunuhlah mereka dimanapun kamu temui mereka, kemudian usirlah mereka dari mana mereka telah mengusir kamu; dan fitnah itu lebih kejam dari pada pembunuhan. Dan janganlah kamu perangi mereka di Masjidil Haram terkecuali jika mereka perangi kamu di tempat tersebut. Jika mereka perangi kamu maka perangilah mereka. Demikianlah balasan untuk orang kafir.” (QS. Al-Baqarah : 191)
Makna dari ayat tersebut yaitu fitnah merupakan satu perbuatan yang dapat menimbulkan kekacauan. Fitnah dapat menimbulkan dampak buruk seperti mengusir teman atau sahabat dari kampung halamannya, dapat merampas harta, dapat menyakiti hati seseorang dan bahkan dapat mengganggu kebebasan seseorang pada saat beragama. Cara terhindar dari fitnah wanita yaitu meningkatkan keimanan.
Dosa melakukan fitnah lebih besar dari pada membunuh
Selain dalam surat Al-Baqarah ayat 191 larangan dan bahaya fitnah dijelaskan dalam surat Al-Baqarah ayat 217.
“Mereka bertanya kepadamu (Muhammad) mengenai berperang di bulan haram. Katakanlah “Melakukan perang pada bulan haram merupakan (dosa) besar. Tetapi menghalangi orang di jalan Allah dan ingkar kepada-Nya (menghalangi orang yang masuk) Masjidil Haram dan juga mengusir penduduk yang ada disekitarnya lebih besar (dosanya) menurut pandangan Allah.
Sedangkan fitnah lebih kejam dari pembunuhan. Mereka tidak akan pernah berhenti perangi kamu sampai murtad, jika sanggup. Barangsiapa orang yang murtad dari agamanya, kemudian dia mati dalam keadaan kekafiran maka akan sia-sia amalnya di dunia maupun di akhirat dan mereka merupakan penghuni neraka dan akan kekal di dalamnya (QS.Al-Baqarah:217)”.
Dalam ayat tersebut fitnah dikatakan penganiayaan dalam berbagai perbuatan yang dilakukan untuk menindas islam dan juga kaum muslim. Oleh karena itu fitnah sangatlah dilarang.
Orang yang melakukan fitnah orang kafir dan jahanam merupakan tempat untuk orang kafir
“Di antara mereka ada orang berkata “berilah saya izin (tidak berperang) dan janganlah menjadikan saya terjerumus ke dalam fitnah.” Ketahuilah bahwa orang yang terjerumus ke dalam fitnah dan sesungguhnya Jahannam itu benar meliputi orang kafir. (QS.At-Taubah:49).
Makna dari surat tersebut yaitu ketika seseorang melakukan atau terjerumus fitnah maka orang tersebut termasuk ke dalam orang kafir dan jahanam merupakan tempat yang akan mengelilingi orang tersebut di hari kiamat.
Fitnah akan membuat hidup menyesal
Fitnah merupakan satu hal yang sangat amat dilarang. Ketika seseorang melakukan fitnah maka akan menyebabkan hidup orang tersebut menjadi menyesal akan perbuatan tersebut. Oleh karena itu ketika mendengar suatu berita berhati-hatilah jangan sampai mempercayai fitnah. Allah berfirman dalam Surat Al-Hujurat ayat 6.
“Hai orang-orang yang beriman, jika datang orang fasik membawa berita maka periksa berita tersebut dengan teliti agar tidak menyebabkan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang nantinya akan menyebabkan kamu menyesal atas perbuatan tersebut”.
Dalam ayat tersebut dijelaskan bahwa ketika kita mendengar suatu berita buruk maka periksalah. Karena jika berita tersebut sebuah fitnah maka termasuk ke dalam dosar besar.
Fitnah akan mencegah seseorang masuk surga
Fitnah merupakan dosa wanita yang paling dibenci Allah dan dilarang dalam Islam karena dapat mencegah seseorang masuk surga. Seseorang yang melakukan fitnah, ghibah dan juga menggunjing tidak akan pernah masuk surga mereka merupakan orang yang bangkrut sekalipun mereka berpuasa dan berdoa.
Rasulullah SAW bertanya kepada sahabat “siapakah orang yang bangkrut?” lalu mereka berkata “orang yang tidak memiliki kekayaan”. Kemudian Rasulullah SAW berkata “Bukan itu, orang yang bangkrut adalah orang yang tidak mempunyai amal ibadah.” Lalu sahabat bertanya kembali “Bahkan ketika orang tersebut mengerjakan salat dan puasa?”
Dan Rasulullah SAW menjawab
“Bahkan ketika dia salat dan puasa karena perbuatan baiknya akan diberikan kepada orang yang terzalimi, dia ghibah dan juga fitnah bahkan perbuatan buruk orang yang di fitnah dan di tindas akan diberikan kepada orang yang memfitnahnya.”