Qanaah Adalah – Pada dasarnya, semua agama yang ada di muka bumi ini selalu mengajarkan bahwa kita sebagai manusia hendaklah selalu bersyukur dan menerima akan apa yang telah ada serta diberikan oleh Tuhan. Orang yang memiliki kekayaan jiwa adalah mereka yang selalu rela dan merasa lapang dada dalam menerima pemberian dari Tuhan.
Pengertian Qanaah
Istilah “Qana’ah” ini dari segi bahasa berarti ‘cukup’ dan ‘merasa puas dengan setiap sesuatu yang telah dikaruniakan oleh Allah SWT dan tunduk serta akur dengan karunia-Nya’. Singkatnya, qanaah ini adalah sikap bersyukur akan apa yang telah diberikan oleh Allah SWT dan merasa cukup akan semua itu.
Menurut Muhammad Ali Al-Tirmizi, sikap Qanaah ini berupa jiwa yang rela terhadap pemberian rezeki yang telah ditentukan-Nya. Kemudian menurut Abu Abdillah bin Khafif, Qanaah adalah perbuatan meninggalkan angan-angan terhadap sesuatu yang tidak ada dan merasa cukup dengan sesuatu yang telah ada. Sementara itu, menurut Abu Zakaria Ansari mengartikan bahwa Qanaah ini adalah perasaan seseorang bahwa dirinya telah merasa cukup dengan apa yang dimilikinya, terutama dalam pemenuhan keperluan hidup yang berupa makanan, pakaian, dan lain-lain.
Dalam hal ini, Allah pasti telah menentukan kadar cobaan untuk setiap hamba-Nya, sehingga adanya cobaan dan godaan yang ada selama ini hanyalah semata-mata guna menguji tingkat keimanan manusia saja. Meskipun begitu, Allah juga tidak akan membebani manusia melebihi batas kemampuannya. Dalam beberapa sumber, disebutkan bahwa orang yang telah memiliki sifat Qanaah pasti tidak akan tergiur dengan kemewahan atau kekayaan yang dimiliki oleh orang lain, sebab dirinya sudah merasa cukup dengan apa yang dimilikinya selama ini.
Dzunnun al-Masri pernah mengatakan bahwa “Barang siapa bersikap Qanaah, maka dirinya dapat merasa nyaman di tengah manusia-manusia se-zamannya dan disegani oleh rekan-rekannya”. Tidak hanya itu saja, bahkan Rasulullah SAW juga pernah bersabda mengenai sifat Qanaah ini yang diriwayatkan oleh Baihaqi dari Abu Hurairah, berbunyi: “Jadilah kamu orang yang warak, dengan itu kamu menjadi orang yang banyak beribadah, dan jadilah kamu orang yang bersikap qanaah, maka dengan demikian kamu akan menjadi orang yang banyak bersyukur kepada sesama manusia.”
Dalam hadist tersebut, menyatakan bahwa sifat warak akan menjadikan manusia gemar beribadah kepada Allah SWT sehingga dirinya tidak akan menghabiskan waktu dan umur secara percuma. Lagipula, waktu tersebut akan dimanfaatkan untuk beribadah dan mendekatkan diri kepada Allah SWT.
Manusia yang terus-menerus melaksanakan sifat Qanaah ini nantinya akan merasa cukup dari apa yang telah dikaruniakan oleh Allah, sehingga dapat terbebas dari beberapa sifat buruk yang tidak disukai oleh Allah. Yap, penerapan sifat Qanaah ini dapat membebaskan manusia dari sifat ghurur (tertipu), sifat ‘ujub (bangga diri), dan sikap su’ul adab (akhlak yang buruk) kepada Allah SWT. Bahkan, sifat Qanaah yang mana dapat juga disebut dengan sikap rasa bersyukur ini ternyata efektif sebagai terapi diri dari penyakit psikis yang sering membawa dampak negatif terhadap kesehatan fisik. Hal tersebut karena dari dalam diri seseorang, akan muncul sikap menerima kenyataan, baik ketika sakit maupun sehat, serta baik ketika dalam kondisi kaya maupun miskin.
Keberadaan Qanaah ini adalah awal dari rida. Rida sendiri berasal dari kata radhiya-yardha yang berarti ‘menerima suatu perkara dengan lapang dada tanpa merasa kecewa maupun tertekan’. Menurut Al-Hujwiri ini, rida terbagi menjadi dua hal yakni rida Allah terhadap hamba-Nya, dan rida hamba terhadap Allah. Dalam rida Allah terhadap hamba-Nya ini adalah dengan cara memberikan pahala, nikmat, dan karomah-Nya kepada para hamba-Nya. Sementara rida hamba terhadap Allah adalah dengan melaksanakan segala perintah dan tunduk atas segala hukum-Nya.
Sebagai seorang manusia, baik itu muslim atau bukan pasti sudah diajarkan mengenai rasa bersyukur sejak dini ‘kan? Nah dalam agama Islam, sifat Qanaah ini menjadi modal paling teguh ketika menghadapi kehidupan, sebab dapat menimbulkan semangat untuk mencari rezeki dengan tetap memantapkan pikiran, meneguhkan hati, bertawakal kepada Allah, dan mengharap pertolongan-Nya supaya keinginannya dapat terwujud.
Bentuk dari rasa syukur itu dapat diwujudkan dalam tiga aspek, yakni :
- Syukur dengan hati, berupa menyadari dan meyakini bahwa semua nikmat dan karunia yang kamu terima pada detik ini adalah bentuk anugerah dari Allah SWT.
- Syukur dengan lisan, berupa memuji Allah SWT sebanyak-banyaknya dan mengucap Alhamdulillah.
- Syukur dengan perbuatan, berupa taat beribadah kepada-Nya dan menggunakan segala karunianya untuk hal-hal kebajikan.
Sifat Qanaah ini juga dapat menjauhkan diri dari ajakan nafsu terutama atas tipu daya kehidupan dunia, yang mana dapat membuat seseorang melupakan Allah SWT hingga lalai atas kewajibannya sebagai muslim. Atas adanya hal tersebut, Abu Abakar al-Maraghi juga mengatakan bahwa: “Orang yang berakal ialah orang yang mampu mengatur urusan dunianya dengan Qanaah, urusan akhiratnya dengan keinginan yang kuat dan bersungguh-sungguh, dan urusan agamanya dengan ilmu pengetahuan dan jihad”.
Atas adanya pernyataan tersebut, jelaslah bahwa Qanaah ini bukan hanya merupakan kemampuan seseorang untuk mengendalikan keinginan-keinginannya, tetapi juga kemampuan seseorang dalam mengatur urusan duniawi dan urusan agama.
Nah, berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa Qanaah ini adalah kondisi dimana seorang muslim mampu menerima diri mereka sendiri, serta memiliki kemauan untuk menghadapi kenyataan dalam kondisi kehidupan mereka bagaimanapun adanya. Orang yang memiliki sifat Qanaah ini juga akan selalu merasa puas atas apa yang diperolehnya sehingga cenderung mampu menghindari hal-hal buruk, salah satunya adalah sifat sombong dan tamak. Hal tersebut karena orang yang memiliki sifat Qanaah ini selalu berpikir bahwa apapun yang mereka dapatkan saat ini hanyalah titipan dari Allah SWT yang mana sewaktu-waktu dapat hilang.
Lima Perkara Dalam Sifat Qanaah
Sebelumnya, telah disebutkan bahwa sifat Qanaah ini adalah awal dari ridha yang mana akan selalu merasa cukup meskipun rezeki yang diberikan oleh Allah SWT berjumlah sedikit dan tidak mengejar kekayaan dengan cara yang kurang terpuji. Dalam sifat tersebut, ternyata mengandung lima perkara, yakni:
- Menerima dengan rela atas apa yang ada.
- Memohonkan kepada Allah SWT atas tambahan yang pantas dan tetap selalu berusaha.
- Menerima dengan sabar atas ketentuan dari Allah SWT.
- Bertawakal kepada Allah SWT.
- Tidak tertarik dengan adanya tipu daya manusia.
Sebenarnya, pemahaman akan Qanaah ini sangat luas. Meskipun kita menerima dan bersyukur atas apa yang telah diberikan oleh Allah SWT, tetapi kita juga harus berusaha secara aktif untuk mendapatkan yang terbaik lagi. Sebab kembali lagi dengan pemahaman Qanaah yang berkaitan bahwa definisi “kaya” tidak selalu kaya akan harta, tetapi lebih kepada kaya akan hati. Jika hanya kaya harta saja, semakin lama manusia cenderung akan memiliki hati yang rakus untuk kekayaan lainnya.
Rasulullah SAW juga pernah bersabda mengenai Qanaah ini, berbunyi: “Siapapun yang ingin menjadi seorang pemilik, maka Allah SWT cukup baginya. Siapapun juga yang menginginkan ketenangan, maka Al-Quran akan mencukupinya, dan siapapun yang menghendaki kekayaan, maka cukuplah dengan Qana’ah. Lalu, barangsiapa yang menginginkan sebuah nasihat maka cukuplah dengan kematian, dan siapapun yang merasa tidak cukup dengan keempat perkara tersebut, maka nerakalah yang akan mencukupinya.”
Hikmah Dalam Kehidupan
Keberadaan sifat Qanaah tentu saja memberikan banyak pengaruh terhadap kehidupan seseorang, baik itu secara lahir maupun batin. Hal tersebut karena Qanaah memang mengajarkan manusia untuk menerima dengan ikhlas atas apa yang telah dan menjadikannya sebagai ketenangan batin supaya tidak tamak. Selain itu, sifat Qanaah juga menjadikan manusia untuk selalu bersyukur dan tidak tidak mudah putus asa terhadap apa yang telah diberikan oleh Allah SWT. Maka dari itu, sifat Qanaah sangat penting diterapkan dalam keadaan apapun supaya mendapatkan rasa ketenangan.
Secara umum, hikmah dari sifat Qanaah dalam kehidupan sehari-hari adalah :
- Memberikan rasa tentram dan tenang pada jiwa manusia, sebab dirinya tidak dihantui oleh rasa tamak dan serba kekurangan terhadap hal-hal duniawi.
- Mendatangkan etos kerja dan giat bekerja dalam upaya memperoleh sesuatu yang memang pantas untuk didapatkan.
- Optimis, percaya diri, dan tidak ragu-ragu dalam menghadapi hidup.
- Hidup sederhana dan apa adanya.
- Menjadikan seorang muslim sebagai seseorang yang bertawakal dan sabar dalam menghadapi kebahagiaan hidup sekaligus mendorong muslim untuk selalu berusaha mendapatkan kebahagiaan hidup yang sebenar-benarnya, yakni kaya hati bukan kaya harta.
- Menjadikan seseorang merasa lebih puas sekaligus bersyukur atas segala keadaannya.
- Tidak diperbudak oleh harta benda.
- Mendapati jiwa tenang dan terhindar dari stress.
- Sebagai penyeimbang hidup, sebab seorang muslim yang menerapkan sifat Qanaah ini nantinya akan menyadari bahwa segala yang diperolehnya itu berasal dari Allah SWT dan ketika dirinya kehilangan segala hal tersebut tidak merasa kecewa atau frustrasi secara berlebihan.
- Sebagai penggerak hidup, sebab seorang muslim yang menerapkan sifat Qanaah ini cenderung akan memiliki sikap emosional yang memungkinkan bagi dirinya untuk meraih cita-cita dunia dan kemenangan, baik dalam kehidupan dunia maupun akhirat.