Thursday, May 23, 2024

Sejarah China masuk ke Indonesia

Sejarah Etnis Tionghoa di Indonesia

Media sosial tengah diramaikan dengan istilah "Chindo" atau singkatan China Indonesia atau Chinese Indonesia.

Hal itu untuk menyebut warga keturunan China atau Tionghoa Indonesia.

Sebaran orang China yang dimaksud adalah "Diaspora China” atau Orang China perantauan, yakni orang-orang dengan keturunan China yang menetap di luar China.

Istilah ini berlaku bagi orang-orang yang lahir di China dan berdarah China yang menjadi warga negara tetap atau menetap sementara di negara asing.

Thailand dan Indonesia menjadi negara dengan diaspora China terbanyak, masing-masing mencatat angka 9,3 juta dan 7,6 juta jiwa. Sebagian besar diaspora China tersebar di kawasan Asia Tenggara.

Catatan sejarah juga merekam gelombang besar kedatangan Tionghoa dari abad ke-18 hingga abad ke-20.

Pada masa kolonial Belanda, banyak orang Tionghoa yang datang sebagai buruh perkebunan atau pekerja tambang timah. Migrasi ini mencapai puncaknya pada perempat awal tahun 1900-an, dengan masuknya sekitar setengah juta etnis Tionghoa ke Hindia-Belanda.

Dalam gelombang migrasi tersebut, terjadi pula proses peleburan dan kawin campur. Demograf M. Sairi Hasbullah menyebutkan bahwa migran Tionghoa di awal abad ke-20 sangat didominasi oleh laki-laki yang menjadi pekerja migran.

Berdasarkan sensus Hindia-Belanda tahun 1930, rasio jenis kelamin penduduk Tionghoa adalah 155 laki-laki berbanding 100 perempuan.

Suku bangsa terbesar kelima belas di Indonesia

Dari hasil sensus 2000, tercatat bahwa orang Tionghoa merupakan suku bangsa terbesar kelima belas di Indonesia.

Terdapat 1.738.936 penduduk yang mengaku sebagai orang Tionghoa, yang mencakup 0,86 persen dari seluruh penduduk Indonesia.

Angka persentase ini menurun jika dibandingkan dengan sensus tahun 1930. Pada sensus tersebut, tercatat bahwa orang Tionghoa mencakup 2,03 persen dari penduduk Indonesia, atau sekitar 1.233.000 jiwa.

Penurunan ini kemudian dikaji oleh para demograf. Mereka menyimpulkan bahwa banyak orang yang menolak mengaku dirinya sebagai Tionghoa.

Kebijakan asimilasi yang diterapkan pada masa Orde Baru membuat banyak orang Tionghoa yang menanggalkan identitas etniknya.

Sepuluh tahun berselang, populasi orang Tionghoa kembali dihitung pada tahun 2010. Hasil sensus tersebut menyebutkan bahwa populasi Tionghoa mencapai 2.832.510 jiwa, atau sekitar 1,2 persen dari penduduk Indonesia.


No comments:

Post a Comment

Silahkan ketik sambil senyum ya

Dibaca dengan hati !

Mesin Waktu - 8 Tahun 7 Bulan, tidak berakhir sia - sia karena ada Dilanomera

MasyaaAllah Tabarakallah.. Saya akan berbagi pengalaman hidup saya, agar semua bisa mengambil hikmah dari setiap perjalanan didalam pernikah...