Latar Belakang Pendirian PKI, Bermula ISDV hingga Jadi Partai Terlarang
Partai Komunis Indonesia (PKI) sempat menjadi salah satu partai terbesar di Indonesia. Partai politik ini dibentuk pada 23 Mei 1914.
Meski telah dibubarkan puluhan tahun lalu, PKI kerap jadi pembahasan dari tahun ke tahun. Pasalnya, PKI dituding memiliki keterkaitan pada peristiwa besar yang terjadi di Indonesia pada 30 September 1965 atau lebih dikenal dengan peristiwa G30S PKI.
Lantas, apa yang menjadi latar belakang pembentukan PKI?
Latar Belakang Berdirinya PKI
Kemunculan PKI tak bisa dilepaskan dari Indische Sociaal Democratische Vereeniging (ISDV) atau Perhimpunan Sosial Masyarakat Hindia yang memiliki tanggung jawab memperkenalkan prinsip-prinsip sosialisme yang akan membawa keadilan sosial, kemakmuran dan kemerdekaan bangsa yang terjajah.
Pada awalnya ISDV bukan merupakan sebuah organisasi politik. Perkumpulan dengan paham Marxist ini hanya sebuah klub diskusi untuk anggota Sociaal Democratische Arbeiders Partij (SDAP) atau Partai Buruh Sosialis Demokrat di Negeri Belanda yang tinggal dan bekerja di Hindia Belanda. Organisasi tersebut didirikan Henk Sneevliet, Brandsteder, dan Semaun. Aktivitas ISDV lama kelamaan sering bersinggungan dengan masalah-masalah politik.
Tokoh-tokoh pendirinya juga melakukan pendekatan kepada tokoh-tokoh pergerakan dalam organisasi pergerakan nasional. Sarekat Islam jadi salah satu organisasi yang berhasil diajak kerja sama.
Pada perkembangannya, pengaruh-pengaruh didapat dengan cepat hingga tersebar dan meluas ke sebagian besar anggota Sarekat Islam.
Hasilnya, dari keadaan yang demikian sangat memungkinkan untuk mendirikan sebuah organisasi baru yang lebih mendapat dukungan dari masyarakat Indonesia, berdirilah Partai Komunis Indonesia
Merangkum dari arsip berita detikEdu, tujuan pembentukan PKI sendiri untuk menantang imperialisme dan kapitalisme pemerintah Belanda dengan membangun serikat pekerja. Selain itu, PKI juga bertujuan untuk mempromosikan pentingnya kesadaran politik di antara para petani.
Penggantian Nama ISDV Menjadi PKI
ISDV kemudian mengganti namanya menjadi Partai Komunis Hindia Belanda pada 23 Mei 1920 sekaligus menjadi hari lahir PKI.
Lalu, pada tahun 1924, mereka kembali mengubah namanya menjadi Partai Komunis Indonesia. PKI menjadi partai pertama yang menyandang nama "Indonesia" di masa kolonial. PKI bersikap noonkooperasi terhadap pemerintah kolonial Belanda, akibatnya terjadi pemberontakan pada tahun 1926.
Namun, pemberontakan tersebut mengalami kegagalan. Sebab, sebagian anggota PKI dibuang Belanda ke Boven Digul (Papua) dan sebagian lagi melarikan diri ke luar negeri. Pemerintah kolonial Belanda lantas menetapkan PKI sebagai partai terlarang.
Perkembangan PKI
Dalam buku Nasionalisme dan Pergerakan Kebangsaan Indonesia dijelaskan buruknya keadaan perekonomian dan hubungan politik dengan pemerintah Belanda menyebabkan perkembangan PKI semakin mulus.
Dalam waktu yang singkat, PKI dapat dengan mudah menggalang massa terutama dari golongan buruh. Hal tersebut didukung oleh terjadinya depresi ekonomi yang membuat kaum buruh mengalami kesengsaraan hidup.
Mulai tahun 1924, PKI menyebarkan pengaruhnya ke seluruh pedesaan yang ada di Jawa serta luar pulau Jawa untuk mempersiapkan revolusi. Gerakan-gerakan yang cenderung anarkis banyak dilakukan untuk menggulingkan pemerintahan kolonial Belanda.
Bukti nyata dari pemberontakan tersebut seperti yang terjadi di Banten pada 1926 serta Minangkabau pada 1927. Namun, pemberontakan itu mudah dipadamkan oleh Belanda karena tidak terorganisir dengan baik.
Disebut Sebagai Partai Terlarang
Usai berusaha melakukan pemberontakan yang pada akhirnya gagal, Belanda lantas bertindak tegas dengan melarang seluruh aktivitas yang berhubungan dengan PKI.
Bahkan, dilakukan penangkapan terhadap orang-orang PKI sebelum akhirnya dibuang, ada juga yang dihukum mati. Meski keadaan semakin ruwet, para tokoh PKI tetap berusaha melakukan propaganda secara ilegal demi mewujudkan tujuan serta cita-cita dari PKI.
Musso kemudian menghidupkan kembali PKI pada 1938 melalui kadernya. Mereka bergerak di bawah tanah dan terpecah-pecah pada masa revolusi. Hanya saja, PKI Musso terlibat dalam Peristiwa Madiun 1948 yang membuat partai ini kembali tenggelam.
Kader-kader muda PKI seperti DN Aidit dan Njoto mengambil alih kepemimpinan PKI pada 1951. Aidit bahkan mampu membawa PKI menjadi salah satu partai terbesar di Pemilu 1955.
Hanya saja, PKI dituding terlibat dalam salah satu peristiwa paling kelam di Indonesia pada September 1965. Pimpinannya dihukum mati, pengikutnya dipenjara dan dibuang ke Pulau Buru. Pemerintah Orde Baru pun menyatakan PKI sebagai partai terlarang.