Monday, January 8, 2024

Mengenal aplikasi Youtube



Siapa yang tidak mengenal youtube? Sebuah platform yang menayangkan video dengan beraneka ragam genre tersebut sangat populer dan menyaingi televisi. Beberapa orang bahkan tidak masalah jika tidak memiliki televisi di rumah, namun harus memiliki youtube. 

Perjalanan Youtube

1. Awal Mula Youtube

Youtube pertama kali didaftarkan secara administrasi bertepatan dengan hari Valentine, yakni pada tanggal 14 Februari 2005. Entah ke bertepatan ini disengaja atau tidak oleh ketiga pendirinya yang merupakan eks karyawan Paypal.

Adalah Steve Chen, Chad Hurley, dan Jawed Karim yang memprakarsai berdirinya Youtube. Saat itu, mereka mendaftarkan sebuah ruko di San Mateo, California sebagai alamat resmi Youtube. Misi awal mereka adalah menjadikan Youtube sebagai platform kencan online berbasis video.

Namun keinginan tersebut tidak berjalan mulus. Youtube hanya dikunjungi oleh segelintir orang dan sayangnya mereka tidak tertarik. Ketiga pemuda tersebut memasang iklan di platform iklan bernama Craigslist. Tidak main-main, Youtube berjanji akan memberikan 20 dollar Amerika Serikat bagi siapa saja yang mau mengunggah video di platformnya.

Video yang diunggah masih berhubungan dengan kencan online. Isinya harus menerangkan pasangan yang didambakan oleh pengunggah. Sayang, iming-iming tersebut masih belum membuahkan hasil. Tidak ada yang tertarik dengan Youtube.

Hal ini menyebabkan ketiga founder Youtube kebingungan. Mereka mengevaluasi Youtube. Kemana Youtube akan dibawa? Evaluasi tersebut menjadi titik balik perusahaan berlogo panah putih di dalam kotak merah ini.

Kebijakan baru Youtube adalah membuka pintu selebar mungkin kepada siapapun yang ingin memposting video apapun. Dan video pertama yang diunggah di platform ini adalah video co-founder mereka, Jawed Karim, yang sedang berkunjung di kebun binatang Diego Zoo. Video yang berdurasi 19 detik tersebut diberi judul Me at the Zoo.

Di video tersebut, Jawed Karim menceritakan apa yang ia lihat. Ia menceritakan keunikan gajah terdapat pada belalainya yang panjang. Hingga saat ini, video tersebut masih dapat Anda temukan di youtube. Video tersebut diposting pada tanggal 23 April 2005 oleh channel jawed dan telah ditonton sebanyak 222 juta kali.

2. Youtube Melesat dan Mendapatkan Suntikan Dana

Pada bulan Mei 2005 meluncurkan versi beta. Pada waktu itu, Youtube didirikan sebagai perusahaan yang didanai oleh individu (angel investor) yang kaya. Enam bulan kemudian, perusahaan ini mendapatkan investasi dana dari capital venture (perusahaan pemodal) Sequoia Capital sebesar 3,5 juta dolar Amerika Serikat. Di bulan inilah, Youtube diumumkan secara resmi.

Sejak mengganti strategi perangnya, Youtube mengalami lonjakan yang sangat signifikan. Pada Januari 2006 saja, penonton video di Youtube melonjak hingga mencapai 25 juta pemirsa. Sementara pada bulan Juli 2006, situs ini memiliki 65.000 video yang diunggah setiap harinya dan dikunjungi sebanyak 100 juta kali dalam satu hari.

Pertumbuhan yang positif tersebut mendorong Sequoia dan Artist Capital sebagai capital venture menggelontorkan dana tambahan sebesar $8 juta untuk Youtube pada April 2006. Operasional Youtube semakin baik, hasil yang didapatkan semakin besar. Youtube semakin tak terbendung.

3. Dibeli Google

Popularitas Youtube meningkat dibarengi dengan munculnya berbagai masalah baru. Youtube memerlukan lebih banyak komputer dan koneksi internet broadband yang lebih canggih. Perusahaan ini juga menghadapi masalah klaim hak cipta.

Youtube juga perlu memaksimalkan komersialisasi produk-produknya. Kondisi tersebut terakumulasi dan pada satu waktu tertentu, Steve Chen Hurley, Chad Hurley, dan Jawed Karim terdorong untuk menjual Youtube. Keputusan besar ini akan menjadi tonggak sejarah bagi mereka dan kita semua.

Pada bulan Oktober 2006, perusahaan teknologi raksasa Amerika Serikat, Google Inc. membeli youtube dalam bentuk saham sebesar $1,65 miliar. Jika dikurskan rupiah saat ini, nilai demikian setara dengan 23 triliun rupiah. Angka fantastis ini menjadikan transaksi sebagai akuisisi terbesar kedua yang pernah dilakukan oleh Google.

Para Pendiri Youtube

Chad Hurley, Steve Chen, dan Jawed Karim adalah tiga pemuda yang berani menggapai mimpi. Mereka mampu memadukan bakat, ilmu, semangat, keyakinan, dan kerja keras menjadi sebuah barisan yang rapi untuk mewujudkan harapan mereka sendiri. Mereka yakin pada harapan dan kemampuan diri sendiri.

Keputusan mereka untuk meninggalkan pekerjaan mapan di Paypal bukanlah keputusan yang mudah. Terlebih mereka merupakan karyawan pendahulu di sana. Namun mereka tetap percaya diri untuk mendirikan sebuah platform yang masa depannya pun masih abu-abu.

Tidak hanya itu, kemampuan mereka untuk bertahan dalam masa-masa pahit patut di acungi jempol. Mental inilah yang paling dibutuhkan oleh pengusaha. Dan terbukti, ketekunan dan kesabaran mereka mengantarkan Youtube menjadi perusahaan yang besar hingga Google pun tertarik untuk membelinya dengan harga yang fantastis.

Dulu Youtube dibeli oleh Google dengan harga $1,65 miliar. Sekarang, dilaporkan pendapatan Youtube dalam kurun waktu tiga bulan mencapai $5 miliar atau setara dengan 68,8 Triliun rupiah. Pada tahun 2019, pendapatan tahunan Youtube mencapai $15,15 miliar atau setara dengan 208,1 Triliun rupiah.

Memahami sejarah perkembangan Google

Pendiri Google dan Sejarah Perkembangannya dari Masa ke Masa


Ketika ingin mencari sebuah informasi di internet, Google adalah tujuan utama sebagai alat pencariannya. Google membuat kamu bisa mencari informasi apa saja dari berbagai belahan dunia. Setiap harinya jutaan bahkan miliaran orang di seluruh penjuru dunia menggunakan Google. Google merupakan situs paling banyak dibuka di internet.

Pendiri Google dan sejarahnya berawal dari Amerika Serikat. Mesin pencarian terpopuler ini berawal proyek penelitian dari dua mahasiswa Stanford. Kemudian, berkembang menjadi satu dari beberapa perusahaan terbesar di dunia saat ini.

Pendiri Google dan Sejarahnya

Pendiri Google dan sejarahnya tidak terlepas dari peran dua mahasiswa Stanford, yaitu Larry Page dan Sergey Brin. Saat itu kedua pendiri Google ini merupakan mahasiswa Ph.D yang sedang membuat proyek penelitian. Page dan Brin tertarik dengan gagasan untuk mengekstraksi makna dari kumpulan data yang terkumpul di Internet. Kedua pendiri Google ini kemudian merancang jenis teknologi pencarian baru di kamar asrama Page pada tahun 1996.

Nama domain www.google.com kemudian didaftarkan pada 15 September 1997 dan perusahaan didirikan pada 4 September 1998. Google memiliki misi yaitu "mengumpulkan informasi dunia dan membuatnya dapat diakses dan bermanfaat oleh semua orang". Awalnya, Google bernama "BackRub", karena sistem memeriksa backlink untuk memperkirakan pentingnya sebuah situs. Namun, Page dan Brin kemudian menggantinya menjadi Google.

Sejarah Google merupakan pelesetan dari "googol". Googol merupakan istilah matematika untuk angka satu dengan seratus nol di belakangnya. Nama ini dipilih untuk menandakan bahwa mesin pencari dimaksudkan untuk memberikan informasi dalam jumlah besar. Jadi, arti Google yaitu sebuah mesin pencari yang dimaksudkan untuk memberikan informasi dalam jumlah besar.

Menariknya, kantor pertama Google pada tahun 1998 dioperasikan dari sebuah garasi yang terletak di Menlo Park, California, yang kebetulan dimiliki oleh karyawan mereka no. 16 Susan Wojcicki. Dia kemudian menjadi CEO YouTube, platform berbagi video online resmi di bawah Google. Pendiri Google dan sejarahnya kemudian berkembang dengan cepat.

Perkembangan Google dari Tahun ke Tahun

Pendiri Google dan sejarahnya berkembang begitu pesat dalam waktu yang singkat. Dalam waktu sekitar satu tahun, perusahaan telah menerima sekitar $25 juta dalam pendanaan modal ventura, dan mesin pencari memproses 500.000 kueri per hari. Aktivitas meledak ketika Google menjadi mesin pencari klien untuk Yahoo!, salah satu situs Web paling populer kala itu.

Pada tahun 2004, ketika Yahoo! ditiadakan dengan layanan Google, pengguna melakukan pencarian Google sekitar 200 juta kali sehari, dan pada tahun 2008 mereka melakukannya sekitar 65 juta kali per jam. Mesin pencari ada di mana-mana sehingga "Googling" menjadi ungkapan umum yang berarti "mencari di Internet."

Google kemudian menjadi perusahaan publik pada tahun 2004. Penawaran umum perdana perusahaan ini berhasil meraup $ 1,66 miliar dan membuat kedua pendiri Google, Page dan Brin, menjadi miliarder secara instan. Pada tahun 2010 Google peringkat bersama raksasa teknologi seperti Microsoft Corporation dan IBM dalam nilai pasar.

Google kemudian terus meningkatkan teknologi mesin pencari (algoritmanya) dan menawarkan berbagai penyempurnaan. Google juga mulai menyediakan layanan pencarian untuk pengguna ponsel. Google memperoleh sebagian besar pendapatannya dari iklan yang ditampilkan di halaman Web yang dikembalikan oleh mesin pencarinya.

Pada tahun 2003 Google membeli perusahaan Pyra Labs, pembuat perangkat lunak pembuatan blog populer Blogger. Pada 2005 Google meluncurkan Google Earth, layanan pemetaan online yang memungkinkan pengguna untuk memanggil gambar satelit terperinci dari sebagian besar lokasi di Bumi.

Pada 2006, Google meluncurkan Google Apps yang berisi kalender, program pesan instan, program pembuatan halaman Web, dan Google Documents. Google juga membeli YouTube pada tahun 2006 seharga $1,65 miliar dalam bentuk saham. Google kemudian merilis browser Web gratis Chrome pada tahun 2008. Google kemudian mengembangkan sistem operasi gratis.

Pada 10 Agustus 2015, Google melalui postingan blog, CEO Google Larry Page mengumumkan pembentukan perusahan baru bernama Alphabet yang akan menjadi perusahaan induk mencakupi Google dan usaha-usaha lain yang tak terlalu terkait erat dengan bisnis utama Google. Sekarang, Google sudah berusia 25 tahun pada tahun 2023 ini.

Mengenal Pendiri TikTok

Kisah Pendiri TikTok, dari Kerja Palugada sampai Kaya Raya


TikTok menjadi salah satu platform media sosial yang kini populer di dunia. Aplikasi ini memungkinkan penggunanya untuk membuat video pendek berdurasi 15 detik, 60 detik, hingga 3 menit. Video bisa disertai musik, filter, dan beberapa fitur kreatif lainnya.

Kesuksesan platform tersebut tak lepas dari Zhang Yiming, pendiri ByteDance Technology yang merupakan perusahaan induk TikTok. Zhang merupakan salah satu konglomerat teknologi internet terbesar di China yang dengan cepat melampaui platform media sosial lainnya.

Namun kisahnya tak selalu mulus, ia harus gagal berkali-kali, ditolak oleh investor hingga kini akhirnya jadi miliarder.

Portofolio aplikasi milik ByteDance termasuk TikTok yang didirikan pada 2012, dan Toutiao, platform konten populer di Tiongkok. ByteDance bernilai US$75 miliar (sekitar Rp 1,171 triliun) dan mendatangkan sekitar 1 miliar pengguna bulanan secara global. Kini TikTok dianggap sebagai salah satu startup paling bernilai di dunia.

Zhang Yiming sendiri, menurut Forbes, kini memiliki kekayaan US$ 49,5 miliar atau sekitar Rp 773 triliun. Kini, Zhang sudah melepas jabatannya di Bytedance, dikabarkan karena didesak oleh pemerintah China.

Kerja Palugada

Lahir pada tahun 1983, Zhang adalah salah satu generasi milenial Tiongkok yang mengalami reformasi ekonomi Tiongkok secara langsung. Provinsi asalnya, Fujian di pantai tenggara, merupakan salah satu wilayah paling awal di daratan Tiongkok yang membuka diri terhadap dunia.

Zhang adalah seorang lulusan dari Universitas Nankai pada tahun 2005, di mana dia mulai mempelajari mikroelektronika sebelum beralih jurusan ke rekayasa perangkat lunak (software).

Setelah lulus, Zhang mendapatkan pekerjaan di sebuah startup yang membantunya membangun fondasi untuk perusahaannya sendiri. Dia berkata, "Saya bergabung dengan sebuah perusahaan bernama Kuxun dan saya adalah salah satu karyawan pertama. Saya adalah insinyur biasa pada awalnya, tetapi pada tahun kedua, saya bertanggung jawab atas sekitar 40 hingga 50 orang, serta bertanggung jawab atas teknologi back-end dan tugas lain terkait produk."

Pertumbuhan yang cepat dan kemampuan untuk menguasai keterampilan telah membantu mengubah pengusaha muda ini menjadi salah satu pemimpin yang sedang naik daun dekade ini.

Zhang mempelajari nilai dalam semua produknya saat masih menggeluti pekerjaan pertamanya di Kuxun. Ia melanjutkan, "Saat itu, saya bertanggung jawab atas teknologi, tetapi ketika produk mengalami masalah, saya akan aktif berpartisipasi dalam diskusi rencana produk. Banyak orang mengatakan bahwa itu bukan tanggung jawab saya. Tapi saya ingin mengatakan: rasa tanggung jawab dan keinginan Anda untuk melakukan sesuatu dengan baik, akan mendorong Anda untuk melakukan lebih banyak hal dan mendapatkan pengalaman berharga".

Bisa dibilang Zhang menjadi pekerja palugada di startup berskala kecil tersebut. Ia mengatakan bahwa pekerjaan pertamanya itu juga mengajarinya keterampilan penjualan yang kemudian dia gunakan untuk mengembangkan perusahaannya, ByteDance.

"Saya ingat pada akhir tahun 2007, saya pergi menemui klien dengan Direktur Penjualan," kata Zhang. "Pengalaman ini membuat saya tahu apa itu penjualan yang bagus. Ketika saya mendirikan Toutiao dan merekrut staf, contoh ini banyak membantu saya."

Pada tahun 2009, Zhang memulai bisnis pertamanya, sebuah situs pencarian properti bernama 99fang.com. Dia keluar dari bisnis tersebut tiga tahun kemudian, tetapi perusahaan itu malah memicu dia untuk berwirausaha. Pada 2012, ia mendirikan ByteDance, sebuah bisnis berbasis di Beijing yang menyediakan layanan agregasi berita.

Pada tahun 2012, Zhang merasa bahwa pengguna ponsel pintar China kesulitan menemukan informasi yang relevan di aplikasi seluler dan raksasa pencarian Baidu menambahkan iklan yang dirahasiakan dengan hasil pencarian.

Zhang memiliki visi untuk mendorong konten yang relevan kepada pengguna dengan menghasilkan rekomendasi oleh kecerdasan buatan yang pada akhirnya melahirkan ByteDance.

Perusahaan dimulai di sebuah apartemen Beijing dengan empat kamar tidur tempat tim tinggal dan bekerja di masa-masa awal. Tapi Zhang mengatakan kondisinya cukup baik untuk sebuah startup, dan lingkungannya bagus.

Pengusaha itu mengingat slogan yang pernah dilihatnya di lokasi konstruksi yang berbunyi, 'tempat kecil, impian besar.' "Gagasan kami sangat besar. Kita bisa membicarakan globalisasi di sebuah apartemen kecil."

Visinya untuk perusahaan tidak terbatas pada China seperti kebanyakan pengusaha. Dia berencana untuk memperluas dunia perusahaan. Namun, visi ini tidak dimiliki oleh sebagian besar pemodal ventura. Meski sudah berbagai upaya, ia gagal mendapatkan dana sampai Susquehanna International Group berinvestasi di startup tersebut, melihat potensi proyek tersebut.

Pada Agustus 2012, ByteDance meluncurkan aplikasi berita Toutiao dan menarik lebih dari 13 juta pengguna setiap hari dalam kurun waktu dua tahun. Zhang ingin membuat platform berita yang diberdayakan oleh kecerdasan buatan, berbeda dari mesin pencari Baidu di China.

"Kami mendorong informasi, bukan dengan pertanyaan, melainkan dengan rekomendasi berita," tuturnya.

"Yang paling penting adalah kami bukan bisnis berita," kata Zhang.

"Kami lebih seperti bisnis pencarian atau platform media sosial. Kami melakukan pekerjaan yang sangat inovatif. Kami bukan peniru perusahaan AS, baik dalam produk maupun teknologi."

Ikuti Culture Google

Gaya manajemen Zhang dengan ByteDance meniru model perusahaan teknologi AS seperti Microsoft dan Google. Itu termasuk rapat townhall dua bulanan dan melarang karyawan untuk menyebut dia sebagai 'bos' atau 'CEO', sesuai dengan norma China.

Pada September 2015, ByteDance meluncurkan aplikasi berbagi video TikTok (dikenal sebagai Douyin di Tiongkok) dengan basis penggemar kecil. Produk ini menjadi terkenal di antara pengguna Gen Z dan milenial. Tak butuh waktu lama Tiktok menjadi populer di seluruh dunia. ByteDance membeli Musical.ly, layanan media sosial Tiongkok setahun kemudian seharga US$800 juta (sekitar Rp 12 miliar) dan mengintegrasikannya ke dalam TikTok.

Tutup mata bukan berarti Tutup mata hati




Alhamdulillah..
Awali hari dengan rasa syukur agar selalu bertambah nikmat yang Allah SWT berikan kepada setiap hamba-Nya..

Saya pernah belajar untuk menutup mata dari hobi yang ingin saya jalani..menurut saya kerja praktek profesi apoteker ini menjadi hobi saya. Saya dengan ringan hati menjalaninya sebagai hobi. Hobi saya dimulai dari perencanaan dan pengadaan barang apotek yang memakai ilmu manajemen farmasi, penerimaan yang belajar ketelitian, penyimpanan yang harus memakai rumus Fifo dan Fefo, pendistribusian kepada konsumen yang tepat dengan kebutuhan yang efisien,  dan pelaporan tiap bulan yang terkadang bisa membuat hipertensi sesaat !

Saya memang tidak mengambil alih dalam pengelolaan keuangan karena saya bermitra dengan PSA Chinese, yang mungkin lebih mengerti tentang memanajemen administrasi keuangan karena gelar sarjananya. Hanya saya mengamati saja berapa omset yang masuk /bulannya. Untungnya di PSA tidak perlu membayar uang sewa ruko karena milik sendiri. Dan untuk urusan perpajakan dan hal lain - lainnya meliputi keamanan teknisi sepenuhnya tanggungjawab PSA. Karena saya sebagai Apoteker Pengelola Apotek jadi saya memprioritaskan untuk mengelola perbekalan apotek dan mencakup aspek pelayanan kefarmasian. Sekaligus saya juga harus mengetahui dan ikut memantau dalam memanajemen administrasi apotek yang dikerjakan oleh asisten apoteker meliputi penyimpanan resep dan copy resep, faktur dan copy sp, pencatatan tagihan dari PBF, termasuk cash flow yang ada dibuku keuangan apotek sebatas untuk pembayaran tagihan pbf dan kebutuhan apotek seperti alat kebersihan. Untuk kebutuhan listrik dan gaji karyawan semua dimanajemen oleh PSA karena saya anti ribet. Saya cukup dengan hak yang saya terima sesuai dengan standard organisasi IAI yang tidak ada kenaikan dari organisasi semenjak tahun 2016 sampai SIPA saya berakhir di 2019. Kenaikan sallery saya inisiatif dari PSA nya, sepertinya mengikuti kenaikan gaji PNS pada umumnya. Alhamdulillah saya bersyukur karena yang terpenting untuk saya rezeki saya halal karena bukan hanya untuk saya sendiri, juga untuk membantu suami saya saat itu menafkahi anak saya dan saya juga membantu ibu saya untuk membayar 1/2 cicilan mobilnya. Subhanallah, sekarang saya mengerti sungguh Allah SWT Maha adil lagi Maha Bijaksana. Karena tidak ada kebaikan sebesar biji sawi pun yang tidak Allah SWT balas. MasyaaAllah Tabarakallah, dengan pengalaman saya kerja praktek profesi apoteker dengan PSA chinese, saya yakin bisa bermitra dengan apotek BUMN. Semoga nantinya keinginan dan cita - cita saya ini bisa terwujud diwaktu yang tepat yang terbaik menurut Allah SWT. Karena saya punya Visi Misi selanjutnya bila saya mulai kerja praktek profesi apoteker lagi ditempat praktek. Karena saya ingin bisa belajar menjadi lebih baik dengan pengalaman yang saya punya.

Untuk saat ini saya masih menutup mata untuk tidak kerja praktek profesi apoteker karena anak saya masih menginginkan saya untuk kerja dirumah saja. Alhamdulillah, Kuasa Allah SWT. Berakhirnya pernikahan saya secara tragis, tidak menutup rezeki saya dan anak saya. Bersyukurnya saya, usaha yang saat ini saya tekuni merupakan hobi saya dimasa SD. Saya mulai menyukai membaca dan menulis buku Diary, membuat saya ringan menjalankan usaha penulis Blogger saat ini. Semoga kedepannya usaha yang saya jalani ini menjadi peluang untuk saya dan anak saya mempunyai masa depan yang cerah. Sebab saya sudah mengembalikan impian dan cita - cita saya pada saat sudah berumah tangga kepada Allah SWT. Saya serahkan sepenuhnya impian dan cita - cita saya dan anak saya kepada Allah SWT. Dengan terus berusaha, berdo'a dan bertawakal dengan menyerahkan dan memasrahkan hasilnya kepada Allah SWT.

Saya yakin bersama kesulitan selalu ada kemudahan dan Allah SWT selalu memberikan yang terbaik untuk hamba-Nya. Dengan selalu berhusnudzon kepada Allah SWT membuat hati saya tenang. Semoga Allah SWT selalu melindungi hamba - hamba-Nya didunia dan diakhirat (aamiin).

Ada apa dengan WhatsApp


Dengan WhatsApp, kita juga bisa berbagi file, foto, video guna memberikan kabar kepada orang-orang tercinta. Meski WhatsApp penting, tapi tahukah Anda soal Jan Koum. Siapa dia, dan apa hubungannya dengan aplikasi itu?

Jan Koum adalah tokoh penting di balik kelahiran WhatsApp. Dia lahir pada 24 Februari 1976 di Kiev Ukraina. Meski sukses membantu orang berkomunikasi seperti sekarang ini, jangan dibayangkan Koum merupakan orang kaya di masa kecilnya.

Mengutip berbagai sumber, Koum lahir dari sebuah keluarga Yahudi. Jika menilik dari latar belakang, ia sebenarnya lahir dari keluarga yang boleh dikatakan berkecukupan. Maklum, ayahnya adalah seorang manajer di perusahaan konstruksi. Namun, posisi Ukraina yang saat itu masih di bawah sistem komunis Uni Soviet mengubah kebahagiaan masa kecilnya.

Latar belakangnya yang berasal dari keturunan Yahudi membuat keluarganya mendapatkan perlakuan tak menyenangkan di negara itu.

"Saya tumbuh dalam masyarakat di mana segala sesuatu tidak menyenangkan. Segala sesuatu yang kita lakukan disadap, direkam dan diadu. Tidak ada seorang pun yang berhak menguping," katanya seperti dikutip dari leaders.com.

Karena masalah itu, pada usia 16 tahun, Koum, dan ibunya harus pindah ke Mountain View, California AS. Tujuannya satu; demi mendapatkan kehidupan lebih nyaman dan tenteram. Ia pergi tanpa ayahnya yang bersikeras tetap bertahan di Ukraina. Bantuan sosial pemerintah setempat, meringankan beban hidup Koum dan ibunya. Dengan bantuan itu, ia bisa ditinggal di apartemen bersubsidi dengan dua kamar tidur. Ia juga bisa mendapatkan kupon makanan untuk mengisi perutnya. Namun, Koum dan ibunya tak mau puas dengan bantuan itu.

Demi mendapatkan kehidupan yang lebih baik, Koum muda mencari penghasilan dengan bekerja sebagai petugas kebersihan di sebuah toko kelontong. Sementara sang ibu bekerja sebagai seorang pengasuh anak. Pada saat berusia 18 tahun, Koum memiliki keinginan kuat untuk belajar pemrograman. Tapi, kondisinya yang saat itu kurang begitu beruntung sedikit mengganjal keinginan itu.

Namun, ia tidak berputus asa. Meski mengalami kendala keuangan, ia mencari cara agar keinginannya belajar pemrograman bisa terlaksana. Akhirnya, ia dapat cara termurah untuk belajar pemrograman; membaca buku dan belajar sendiri. Upaya itu pun bukan tanpa ganjalan. Pasalnya, Koum tak punya cukup uang untuk membeli buku. Untuk menyiasati masalah itu, Koum akhirnya berstrategi; meminjam di toko buku bekas dan mengembalikannya setelah selesai.

Untuk mempraktikkan apa yang ia sudah pelajari, Koum muda kemudian bergabung dengan komunitas peretas elit w00w00. Saat itu, ia mengaku sangat senang belajar tentang jaringan, keamanan, skalabilitas dan hal-hal aneh lain di dunia siber. Karena keahliannya di bidang siber itu lah, akhirnya Koum berhasil bekerja di Yahoo sebagai teknisi infrastruktur. Di Yahoo inilah, ia bertemu dengan Brian Acton programmer yang saat itu sedang mengalami masa sulit karena investasinya di dot-com hancur. Acton inilah yang kemudian menjadi temannya mendirikan WhatsApp. Karena merasa semakin lama bekerja di Yahoo semakin tidak menyenangkan, Koum dan Acton akhirnya pergi dari perusahaan tersebut pada 2007 walau tanpa tujuan jelas.

Mereka kemudian berkeliling Amerika Selatan selama setahun untuk menyegarkan pikiran. Tapi, tidak ada hasil dan ide yang mereka dapat. Yang ada, tabungan Koum senilai US$400 ribu yang terkumpul selama bekerja di Yahoo terkuras habis. Ia dan Acton sebenarnya sudah berusaha mencari pekerjaan dengan melamar ke Facebook. Tapi, upaya itu gagal. Hingga pada Januari 2009, Koum membeli iPhone. Di sini lah ia melihat peluang baru.

Koum melihat App Store di iPhone yang saat itu baru berusia tujuh bulan akan melahirkan industri aplikasi besar. Ia karena itu mulai berpikir untuk membuat aplikasi. Ia kemudian mendatangi rumah Alex Fishman, seorang kawannya dari Rusia untuk membahas ide besarnya. Saat itu, ia mengatakan akan sangat keren bila daftar nama dalam kontak handphone itu tak hanya berisi nama dan nomor telpon saja, tapi bisa dilengkapi status apakah seseorang sedang menerima telpon, baterai kosong, sedang berada di gym dan bahkan foto.

Dari situlah, selama berhari-hari Koum membangun aplikasi baru dan menyinkronkan dengan nomor telpon manapun di dunia. Untuk mendukung upayanya itu, ia juga meneliti entri Wikipedia yang mencantumkan awalan panggilan internasional. Ia juga menghabiskan waktunya selama berbulan-bulan untuk memperbarui aplikasinya agar sesuai dengan kebutuhan. Namun pada tahap ini, Koum mendapatkan masalah.

Aplikasi yang ia kembangkan sering macet. Tak hanya itu, saat awal diinstal , hanya segelintir nomor kontak saja yang bisa tersambung. Masalah tersebut sempat membuatnya putus asa dan berfikir untuk mundur. Namun, suntikan semangat dari Action membuatnya bangkit lagi. Namun kemudian bantuan datang dari Apple saat perusahaan itu meluncurkan pemberitahuan push pada Juni 2009. Layanan itu memungkinkan pengembang melakukan ping ke pengguna saat mereka tidak menggunakan aplikasi.

Berkat 'alat baru ini' Koum memperbarui WhatsApp sehingga setiap kali pengguna mengubah status "Tidak dapat bicara, Saya sedang di gym"  maka ia akan melakukan ping ke semua orang di jaringan tersebut. Setelah itu, teman-temannya di Rusia mulai menggunakannya untuk saling mengirim pesan dengan status khusus yang lucu seperti, "Saya bangun terlambat," atau "Saya sedang dalam perjalanan."

Hingga akhirnya secara tak sengaja menyadari aplikasi yang dibuatnya benar-benar berhasil. Itu terjadi saat ia menyaksikan perubahan status pada Mac Mini di townhouse miliknya di Santa Clara. "Akhirnya semua bisa menjangkau seseorang di belahan dunia secara instan melalui perangkat yang selalu Anda bawa, sungguh luar biasa," katanya seperti dikutip dari Forbes.

Saat itu memang ada layanan BBM BlackBerry yang menjadi saingan WhatsApp. Tapi WhatsApp memiliki keunggulan karena loginnya dengan nomor telpon. Sementara BBM hanya bisa berfungsi di Blackberry. Setelah kesuksesan itu, Koum kemudian merilis WhatsApp 2.0. Setelah itu, pengguna aktif yang tadinya hanya beberapa membengkak menjadi lebih dari 250 ribu. Pelan tapi pasti WhatsApp tumbuh besar.

Pada 2010, atau setahun setelah berdiri, WhatsApp sudah secara bertahap menghasilkan pendapatan US$5.000 per bulan. Memang, pendapatan itu baru bisa digunakan untuk membiayai operasional.

Pada 2011, WhatsApp terus berkembang. WhatsApp berada di peringkat 20 aplikasi teratas dari semua aplikasi yang ada di App Store.

Perkembangan pesat WhatsApp itu akhirnya menarik perhatian Mark Zuckerberg. Pendiri dan CEO Facebook itu akhirnya menghubungi Koum untuk mengajaknya bekerja sama. Ajakan itu berbuah. Pada 2014, Koum dan Brian Acton akhirnya menjual WhatsApp ke Facebook dengan kesepakatan harga US$19 miliar. Harga tersebut, US$4 miliar dibayar tunai, 12 miliar lainnya dalam bentuk saham Facebook dan US$3 miliar dalam bentuk unit saham terbatas.

Usai kesepakatan tersebut, Koum memiliki 43 persen saham WhatsApp. Ia juga menerima 76 juta saham Facebook dan US$2 miliar tunai selama kesepakatan. Namun, pada 2016, Koum menjual US$4 miliar sahamnya di Facebook. Dengan langkah itu, ia tinggal memiliki 0,8 persen saham.

Berkat keberhasilan itu, Koum yang pada masa kecilnya bukan siapa-siapa berhasil menjadi salah satu orang terkaya di dunia. Berdasarkan data Forbes per Sabtu (9/9), total kekayaan Koum tembus US$15,1 miliar. Kalau dirupiahkan dengan kurs Rp15.381 per dolar AS, kekayaan itu tembus Rp232,26 triliun. Harta itu menjadikannya orang terkaya nomor 130 dunia.


Dibaca dengan hati !

Mesin Waktu - 8 Tahun 7 Bulan, tidak berakhir sia - sia karena ada Dilanomera

MasyaaAllah Tabarakallah.. Saya akan berbagi pengalaman hidup saya, agar semua bisa mengambil hikmah dari setiap perjalanan didalam pernikah...