Blog apoteker yang ingin menambah ilmu,wawasan,pengetahuan dan pengalaman. Meliputi artikel secara umum yang membuat bahagia dengan suka membaca.
Dan menjadikan blog sebagai media menyalurkan hobi membaca, menulis dan sebagai usaha online "content writing".
"Apoteker bahagia adalah Apoteker Try"
Sesungguhnya setiap amalan tergantung pada niatnya. Setiap orang akan mendapatkan apa yang ia niatkan. Siapa yang hijrahnya karena Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya untuk Allah dan Rasul-Nya. Siapa yang hijrahnya karena mencari dunia atau karena wanita yang dinikahinya, maka hijrahnya kepada yang ia tuju.”
Secara bahasa, niat adalah al-qashd, yang artinya keinginan. Sementara secara istilah syar’i, niat didefinisikan sebagai azam atau tekad untuk mengerjakan suatu ibadah dengan ikhlas karena Allah, yang letaknya berada di dalam batin atau hati. Pertanyaan yang kerap muncul ketika membahas tentang niat adalah haruskah niat dilafalkan atau diucapkan? Berdasarkan penjelasan dari Ustaz Budi, ulama bersepakat bahwa niat adanya di dalam hati (sesuai dengan pengertiannya), jadi tidak wajib diucapkan. Ketika seseorang sudah berniat dalam hati, maka sudah dianggap sah.
Niat memiliki dua fungsi utama, pertama yaitu untuk membedakan antara satu ibadah dengan ibadah lainnya, atau membedakan antara ibadah dengan kebiasaan. Lalu, yang kedua yaitu untuk membedakan tujuan seseorang dalam beribadah. Apakah seseorang itu beribadah karena mengharap rida Allah ataukah ia beribadah karena selain Allah, seperti mengharapkan pujian manusia.
Apa bedanya niat sama bagian dari tujuan kita ?
Niat dan bagian dari tujuan kita adalah dua konsep yang berbeda, meskipun keduanya berkaitan dengan tujuan atau arah yang ingin kita capai.
Niat mengacu pada motivasi atau keinginan batiniah yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Niat adalah dorongan internal yang timbul dari dalam diri seseorang, dan dapat berubah-ubah seiring waktu. Misalnya, jika seseorang berniat untuk belajar lebih giat, itu berarti mereka memiliki keinginan atau motivasi dalam diri mereka untuk meningkatkan pengetahuan atau keterampilan mereka.
Sementara itu, bagian dari tujuan kita merujuk pada langkah-langkah konkret atau komponen yang harus dilakukan atau dicapai untuk mencapai tujuan akhir. Bagian tujuan adalah tindakan nyata yang harus diambil untuk mewujudkan tujuan tersebut. Misalnya, jika tujuan seseorang adalah untuk mendapatkan gelar sarjana, bagian dari tujuan mereka mungkin termasuk menghadiri kuliah, menyelesaikan tugas-tugas, dan mengikuti ujian.
Dalam konteks ini, niat berhubungan dengan motivasi internal yang mendorong kita untuk mengejar tujuan kita, sedangkan bagian dari tujuan kita merujuk pada langkah-langkah konkret yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut. Niat kita mempengaruhi bagian dari tujuan kita dengan mendorong kita untuk mengambil tindakan yang diperlukan untuk mencapai tujuan tersebut.
Menurut konsep Islam, keluarga adalah satu kesatuan hubungan antara laki-laki dan perempuan melalui akad nikah menurut ajaran Islam. Dengan adanya ikatan akad pernikahan tersebut dimaksudkan anak dan keturunan yang dihasilkan menjadi sah secara hukum agama.
Islam mendorong untuk membentuk keluarga, Islam mengajak manusia untuk hidup dalam naungan keluarga karena keluarga seperti gambaran kecil dalam kehidupan stabil yang menjadi pemenuhan keinginan manusia tanpa menghilangkan kebutuhannya.
Keluarga dipahami sebagai kelompok primer yang terdiri dari dua atau lebih orang yang mempunyai jaringan interaksi interpersonal, hubungan darah, hubungan perkawinan, dan adopsi. Definisi tersebut menunjukkan bahwa keluarga mensyaratkan adanya hubungan perkawinan, hubungan darah, maupun adopsi sebagai pengikat.
Adapun ciri-ciri umum keluarga yang dikemukakan oleh Mac Iver and Page (Khairuddin, 1985: 12), yaitu:
1) Keluarga merupakan hubungan perkawinan.
2) Susunan kelembagaan yang berkenaan dengan hubungan perkawinan yang sengaja dibentuk dan dipelihara.
3) Suatu sistim tata nama, termasuk perhitungan garis keturunan.
Keluarga besar (Extended Family) yang terdiri dari keluarga inti dan orang-orang yang masih memiliki hubungan darah seperti kakek/nenek, paman/bibi, dan sepupu (Friedman, 2003).
Bono atau bena adalah gelombang atau ombak yang terjadi di muara sungai seperti di Sungai Kampar, Kabupaten Pelalawan, Provinsi Riau, Indonesia. Ombak Bono merupakan suatu fenomena alam akibat adanya pertemuan arus sungai menuju laut dan arus laut yang masuk ke sungai akibat pasang.
Bagi pecinta kegiatan ekstrem, salah satu aktivitas yang patut dicoba ketika bertualang ke Riau adalah berselancar di ombak bono. Ombak Bono adalah fenomena ombak dengan tinggi mencapai lima sampai enam meter di hilir Sungai Kampar, Kecamatan Teluk Meranti, Kabupaten Pelalawan, Riau.
Ombak bono itu terjadi ketika arus sungai dan arus laut beradu. Jadi ada pertemuan tiga arus di mulut muara, yaitu dari Sungai Kampar, Selat Malaka, dan Laut China Selatan. Bono kali ini salah satu yang terbesar dari beberapa fenomena sebelumnya.
Memiliki akar budaya yang panjang dan berawal dari zaman kerajaan di Indonesia, khususnya pada masa kejayaan Majapahit (abad ke-13 hingga ke-16 Masehi). Pada masa itu, kue-kue tradisional sudah dikenal dan merupakan bagian dari kebudayaan Jawa yang kaya.
Namun, kue yang serupa dengan Kue Lapis Surabaya yang kita kenal saat ini mulai muncul dan dikenal luas pada masa kolonial Belanda di Indonesia pada abad ke-19. Penjajahan Belanda membawa pengaruh besar pada perkembangan budaya dan kuliner di Indonesia. Maka dari itu, beberapa resep kue tradisional mengalami pengaruh dari gaya masak Eropa.
Cerita yang berkembang tentang asal usul nama "Lapis Surabaya" adalah karena kue ini populer di kota Surabaya, tetapi kue semacam ini sudah ada sejak jauh sebelum penjajahan Belanda. Kue Lapis Surabaya pada awalnya lebih sederhana dengan hanya dua lapisan, yaitu lapisan kuning dan cokelat, yang menggambarkan warna bendera Belanda. Namun, seiring berjalannya waktu, kue ini berkembang dengan tambahan lapisan pandan berwarna hijau, menghasilkan tampilan warna yang lebih menarik dan beragam.
Sementara pada masa penjajahan Belanda, mungkin saja ada kue yang dihadirkan sebagai kombinasi resep kue bolu Belanda dengan sentuhan lokal seperti pandan. Namun, belum ada bukti konkret yang menunjukkan bahwa Kue Lapis Surabaya yang kita kenal sekarang ini berasal dari inovasi tersebut pada masa itu.
Kue Lapis Surabaya sudah ada sejak zaman kerajaan di Indonesia dan terus berkembang seiring berjalannya waktu. Periode sejarah yang lebih tepat terkait dengan popularitasnya adalah pada masa kolonial Belanda di Indonesia.
Meskipun begitu, banyak pula orang yang menggunakan kain spandex ini sebagai bahan pembuat gamis dan hijab loh. Sebab sifatnya mudah dirawat dan mampu mengatur kelembaban tubuh lebih baik. Ia memungkinkan keringat dan kelembapan tubuh untuk menguap dengan cepat.
2. Baby Terry
Kain baby terry memiliki kemampuan menyerap kelembaban dengan baik. Ini berarti kain dapat menyerap keringat dan menjaga kulit bayi tetap kering dan nyaman. Hal ini menjadikannya pilihan yang baik untuk pakaian bayi yang digunakan di musim panas atau saat beraktivitas fisik.
3. Sifon
Kain sifon adalah jenis kain tipis, transparan, dan ringan yang terbuat dari serat sintetis seperti polyester,nylon, polyester atau serat alami seperti sutra atau katun. Kain ini memiliki permukaan yang lembut dan memiliki kilau yang halus. Sifon sering digunakan dalam pembuatan pakaian, terutama gaun, blus, rok, dan selendang, serta dekorasi seperti hiasan meja atau kain drapery.
Kain sifon memiliki tekstur yang lembut dan halus. Permukaannya terasa ringan dan nyaman saat bersentuhan dengan kulit. Karakteristik lain, kain sifon memiliki sifat transparan, yang berarti kain ini memungkinkan cahaya dan warna untuk melalui dengan mudah. Namun, tingkat transparansi dapat bervariasi tergantung pada ketebalan dan padatan kain sifon yang digunakan.
5. Satin
Kain satu ini sangat populer pada akhir tahun 2021, sebab mampu memberikan kesan mewah dan juga elegan sekaligus. Sehingga banyak orang yang menjadikannya bahan dress, hijab hingga sepatu lho!
Kain satin memiliki kilau yang indah dan permukaan yang halus. Ini memberikan efek mewah dan elegan pada pakaian yang terbuat darinya. Kain satin juga terasa lembut dan nyaman saat bersentuhan dengan kulit.
6. Katun atau Cotton
Kain katun yang terkenal akan daya serapnya yang baik dan juga bahan yang kuat tahan lama patut kamu coba sebagai bahan kain. Ia terbuat dari serat alami kapas yang menyebabkannya lembut dan nyaman di kulit. Kebanyakan kain katun digunakan dalam pembuatan kemeja, celana, blus hingga kaos.
7. Cotton Combed
Kalau kamu hendak berusaha di bidang distro atau clothing. Kain cotton combed adalah salah satu kain terpenting yang harus kamu coba. Kain ini sangat populer untuk digunakan sebagai kaos oblong atau atasan. Cotton combed memiliki beberapa jenis yaitu 20s, 24s dan 30s yang dibedakan berdasarkan ketebalannya. Bila angka keterangan semakin tinggi maka semakin tipis lah bahan kainnya.
Kain cotton combed memiliki sirkulasi udara yang baik, memungkinkan udara untuk mengalir melalui serat-seratnya. Hal ini membantu kulit bernapas dengan baik dan menjaga kesejukan pada saat cuaca hangat
8. Kain Brokat
Kain brokat sangat indah dengan motif-motif yang beragam. Sehingga tak ayal jika sering dipakai sebagai kain untuk dress pesta, kebaya hingga gamis. Ia memiliki motif-motif berlapis yang terbuat dari benang metalik atau serat tambahan yang dibuat dengan teknik tenun khusus. Kain brokat memiliki penampilan yang indah, mewah, dan berkilau. Motif-motif yang rumit dan berlapis memberikan dimensi dan kehidupan pada kain, menciptakan efek visual yang menarik dan elegan.
Kain brokat memberikan kesempatan bagi para perancang untuk menghasilkan pakaian yang unik dan menarik. Kombinasi motif, tekstur, dan warna pada kain brokat memungkinkan kreasi desain yang kaya dan detail yang rumit.
9. Polyester
Kain polyester adalah jenis kain yang terbuat dari serat sintetis yang disebut poliester. Polyester adalah polimer yang diproduksi secara sintetis melalui proses kimia. Namun, ia tak dapat menyerap keringat dan memiliki permukaan yang jauh lebih kasar daripada kain spandex. Sebab sifatnya yang tak mudah menyerap keringat, kain polyester ini pun lebih mudah dalam perawatan karena cepat kering setelah dicuci. Ditambah ia juga tak mudah berkerut jadi kamu tak perlu menyetrikanya terlalu sering.
10. Wolfis
Kain wolfis merupakan kain yang terbuat dari bahan campuran kain sutra, katun dan serat sintetis. Karakteristiknya adalah bahan yang tebal dan tak mudah tembus pandang. Wolfis sering digunakan dalam pembuatan pakaian, terutama pakaian wanita seperti blus, dress, rok, atau hijab.
Selain itu, kain wolfis memiliki keunggulan dalam hal ringan dan jatuhnya. Kain ini memiliki karakteristik drapery yang baik, sehingga pakaian yang terbuat dari wolfis akan memiliki aliran yang indah saat dikenakan.
Narkoba adalah singkatan dari narkotika, psikotropika, dan obat terlarang. Selain "narkoba", istilah lain yang diperkenalkan khususnya oleh Kementerian Kesehatan RI adalah Napza yang merupakan singkatan dari narkotika, psikotropika, dan zat adiktif.
Apa itu Penyalahgunaan Napza ?
Penyalahgunaan napza adalah penggunaan narkotika, psikotropika, dan zat adiktif (NAPZA) yang berlebihan atau tidak sesuai dengan indikasi medis atau resep dokter.
Dampaknya bisa membahayakan kesehatan dan kehidupan penggunanya. Masalahnya dapat berupa kecanduan, gangguan mental dan emosional, bahkan kerusakan pada organ tubuh.
Itu sebabnya, penyalahgunaan napza merupakan masalah serius yang memerlukan tindakan preventif dan rehabilitatif. Termasuk upaya pencegahan, pengobatan, dan rehabilitasi.
Jenis-Jenis Napza
Secara umum, terdapat 3 kategori napza. Ini penjelasannya masing-masing :
1. Narkotika
Berdasarkan UU RI No 22 / 1997, narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman, baik sintetis maupun semi sintetis, yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri, dan menimbulkan ketergantungan.
Narkotika terbagi atas tiga golongan, yaitu :
Golongan I: Jenis narkotika yang penggunaannya untuk ilmu pengetahuan, bukan sebagai bentuk terapi, serta berpotensi tinggi menyebabkan ketergantungan. Contohnya adalah ganja, heroin, kokain, morfin, opium.
Golongan II: Merupakan jenis narkotika yang memiliki kegunaan dalam ilmu pengobatan, bisa untuk terapi, dan bisa menyebabkan ketergantungan yang tinggi. Contohnya adalah petidin, benzetidin, dan betametadol.
Golongan III: Jenis narkotika yang memiliki manfaat untuk pengobatan, bisa dan sering digunakan dalam terapi kesehatan, serta memiliki risiko ringan memicu ketergantungan. Misalnya kodein dan turunannya.
2. Psikotropika
Psikotropika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman, baik sintetis maupun semi sintetis, yang dapat menyebabkan perubahan fungsi kognitif, suasana perasaan, atau perilaku, serta menimbulkan ketergantungan.
Golongan I: Psikotropika yang hanya dapat digunakan untuk tujuan ilmu pengetahuan, tidak dapat digunakan dalam terapi dan berpotensi menyebabkan sindrom ketergantungan. Contohnya DMA (dimethoxy-alpha-methylphenethylamine) , LSD (Lysergic Acid Diethylamide), STP (Serenity, Tranquility and Peace), dan ekstasi.
Golongan II: Jenis psikotropika yang banyak digunakan dalam ilmu pengobatan dan terapi kesehatan, serta bisa berpotensi memicu sindrom ketergantungan. Contohnya amfetamin, metamfetamin, dan metakualon.
Golongan III: Jenis psikotropika yang bermanfaat untuk pengobatan, sering digunakan dalam terapi medis, pengembangan ilmu pengetahuan, serta memicu sindrom ketergantungan dalam kategori sedang. Contohnya lumibal, buprenorsina, dan fleenitrazepam.
Golongan IV: Jenis psikotropika yang berkhasiat untuk pengobatan dan digunakan secara luas sebagai terapi kesehatan, pengembangan ilmu pengetahuan serta berpotensi menyebabkan ketergantungan dalam kategori ringan. Contohnya nitrazepam (BK, mogadon, dumolid ) dan diazepam.
3. Zat adiktif
Zat adiktif adalah bahan atau zat selain narkotika dan psikotropika yang dapat menyebabkan ketergantungan. Contohnya alkohol, tembakau (nikotin), kafein, dan obat-obatan tertentu dengan potensi adiktif seperti opioid resep medis. Thinner atau zat sejenis lainnya seperti lem kayu, aseton, cat, bensin yang bila dihirup membuat mabuk merupakan kategori zat adiktif.
Penyebab Penyalahgunaan Napza
Berikut adalah beberapa faktor yang dapat menyebabkan penyalahgunaan napza :
1. Tekanan dalam kehidupan
Penyalahgunaan napza sering kali dilakukan untuk mengatasi masalah atau tekanan yang dihadapi seseorang dalam kehidupan sehari-hari.
Menurut jurnal ilmiah berjudul Sources of Stress among Adults with Co-occurring Drug Use and Depressive Symptoms yang dipublikasikan di Journal of Urban Health, dalam survei yang dilakukan tahun 2016 ditemukan 43,3 persen orang yang menyalahgunakan napza juga mengalami masalah mental. Penggunaan napza kerap dijadikan sebagai cara untuk melarikan diri dari masalah namun pada akhirnya menjadi kecanduan.
2. Ketersediaan zat
Kemudahan akses untuk mendapatkan napza juga bisa menjadi faktor penyebabnya. Zat-zat tersebut bisa mereka dapat dari pasar gelap, apotek ilegal, atau bahkan ada toko-toko tertentu yang menjualnya secara terbuka.
3. Penyalahgunaan obat resep
Dosis atau durasi pemakaian obat resep yang tidak sesuai dengan yang telah dokter tentukan juga bisa menjadi penyebabnya. Beberapa jenis obat yang sering orang salah gunakan adalah obat penenang, obat penghilang rasa sakit, dan obat perangsang.
4. Kecanduan
Faktor psikologis juga bisa memicu penyalahgunaan napza. Contohnya seperti rasa ingin tahu, keinginan untuk merasakan efek psikologis dari zat-zat tersebut, atau adanya riwayat kecanduan di keluarga.
5. Pengaruh budaya dan masyarakat
Di banyak film, acara TV, dan buku, penggunaan narkoba dan alkohol kerap diasosiasikan dengan sesuatu yang elegan, tidak berbahaya, dan simbol pergaulan. Akibatnya, banyak remaja yang mencitrakan penggunaan napza sebagai identitas yang positif.
Menurut jurnal ilmiah berjudul Peer Pressure and Substance Use in Emerging Adulthood: A Latent Profile Analysis yang dipublikasikan di Substance Use & Misuse Journal, tekanan teman sebaya dapat sangat memengaruhi dorongan untuk menggunakan napza.
Jika di suatu lingkungan pertemanan remaja banyak yang menggunakan napza, maka ia mungkin saja memiliki keinginan untuk melakukan hal yang sama. Kondisi ini bisa terjadi karena remaja dan anak muda masih dalam masa transisi perkembangan psikologis dan pencarian jati diri.
6. Rasa ingin tahu
Beberapa remaja mulai menggunakan napza karena didorong oleh rasa penasaran. Contohnya, bagaimana rasa maupun sensasi saat menggunakan napza. Usia remaja memang penuh rasa ingin tahu dan keinginan untuk bereksperimen.
Dan mereka yang akhirnya mengalami kecanduan biasanya memiliki faktor lain yang berkontribusi terhadap berkembangnya kecanduan tersebut. Misalnya, depresi, kecemasan, kesedihan, hingga perceraian orang tua.
Faktor Risiko Penyalahgunaan Napza
Berikut sejumlah faktor yang dapat memengaruhi seseorang untuk menyalahgunakan napza:
Faktor lingkungan. Seperti tekanan sosial, keluarga yang kurang harmonis, pergaulan dengan teman sebaya yang menggunakan obat terlarang, dan kurangnya pengawasan orang tua juga dapat meningkatkan risiko seseorang untuk melakukan penyalahgunaan napza.
Beberapa faktor sosial. Contohnya seperti stigmatisasi terhadap penggunaan napza, adanya perbedaan gender dan ras, serta kurangnya akses terhadap sumber daya seperti pendidikan dan pekerjaan juga dapat meningkatkan risiko penyalahgunaan.
Faktor psikologis. Seperti rendahnya harga diri, depresi, dan kecemasan juga dapat meningkatkan risiko seseorang untuk mengalami penyalahgunaan obat-obatan terlarang.
Faktor lainnya. Seperti orang dengan riwayat penyalahgunaan obat-obatan terlarang di masa lalu, adanya gangguan kesehatan mental, kurangnya keterampilan interpersonal, atau perilaku impulsif dan agresif dapat meningkatkan risiko kondisi ini.
Fase dan Gejala Penyalahgunaan Napza
Ada beberapa fase yang akan dilalui. Akhirnya, mereka terjerumus ke dalam penyalahgunaan napza. Berikut penjelasannya :
1. Tahap eksperimen
Pada tahap ini, seseorang mencoba obat untuk pertama kalinya. Biasanya, penggunaan obat hanya sekali atau beberapa kali, dan tidak ada keinginan untuk melakukannya lagi.
2. Tahap penggunaan sosial
Memasuki fase ini, penggunaan obat dilakukan secara sosial, misalnya dalam acara pesta. Pemakaiannya masih perlu kamu lakukan sesekali dan tidak menjadi kebiasaan.
3. Tahap penggunaan rutin
Jika seseorang telah masuk pada tahap penggunaan rutin, mereka mulai mengalami ketergantungan fisik dan psikologis terhadap obat. Penggunaan secara rutin membuat mereka sulit untuk berhenti.
4. Tahap penyalahgunaan obat
Pada fase ini, seseorang sudah mengalami ketergantungan fisik dan psikologis yang kuat terhadap obat. Penggunaan obat dilakukan secara terus-menerus dan tidak terkendali. Gejala-gejala yang muncul bisa berupa penurunan kesehatan fisik dan mental, perubahan perilaku, dan gangguan kehidupan sosial dan pekerjaan.
Efek samping dan Komplikasi Penyalahgunaan Napza
Berikut yang dapat terjadi:
1. Gangguan mental
Penyalahgunaan napza dapat menyebabkan gangguan mental seperti depresi, kecemasan, psikosis, dan bisa memperburuk gangguan mental yang sudah ada.
2. Kerusakan organ tubuh
Pemakaian obat-obatan terlarang secara rutin dapat menyebabkan kerusakan organ tubuh, terutama hati dan ginjal. Penggunaan narkoba yang disuntikkan juga dapat menyebabkan infeksi HIV, hepatitis, dan endokarditis.
3. Overdosis
Komplikasi yang paling serius adalah overdosis yang dapat menyebabkan kematian. Overdosis terjadi ketika seseorang mengonsumsi obat dalam dosis yang sangat tinggi sehingga tubuh tidak dapat mengatasinya.
4. Gangguan kognitif
Kondisi ini dapat menyebabkan gangguan kognitif seperti kehilangan memori jangka pendek, kesulitan berkonsentrasi, dan gangguan fungsi eksekutif.
5. Masalah sosial dan hukum
Seseorang yang menggunakan obat-obat terlarang dapat memicu sederet masalah. Contohnya seperti masalah keuangan, masalah dalam pekerjaan, dan konflik dalam hubungan interpersonal. Mereka juga punya kecenderungan untuk berkonflik dengan hukum.
6. Ketergantungan
Penggunaan berulang dan jangka panjang dari napza dapat menyebabkan ketergantungan fisik dan psikologis. Pengguna mungkin mengembangkan toleransi terhadap efek zat, sehingga mereka memerlukan dosis yang lebih tinggi untuk mencapai efek yang sama.
7. Risiko penyakit menular
Penggunaan napza melalui pemakaian jarum suntik yang bersamaan dapat meningkatkan risiko penularan penyakit menular seperti HIV dan Hepatitis C. Hal ini terjadi karena jarum yang tercemar darah pengguna sebelumnya.
Pencegahan Penyalahgunaan Napza
Terkait pencegahan, berikut adalah beberapa cara untuk mencegah penyalahgunaan napza:
1. Edukasi
Memberikan pendidikan dan informasi yang akurat tentang napza pada masyarakat, terutama pada generasi muda. Program edukasi ini harus memasukkan informasi tentang risiko dan bahaya penyalahgunaan napza.
2. Penegakan hukum
Menegakkan hukum dan peraturan tentang pemakaian zat-zat terlarang dapat membantu mencegah penyalahgunaan. Ini termasuk hukuman yang tegas bagi pelakunya dan pengawasan ketat pada peredaran dan penjualan napza.
3. Menjaga lingkungan yang sehat
Lingkungan yang sehat, baik di rumah, di tempat kerja, atau di komunitas, dapat membantu mencegah seseorang terjerumus dalam penyalahgunaan obat terlarang. Caranya bisa dengan menyediakan tempat rekreasi yang sehat, kesempatan pendidikan dan pelatihan, serta menyediakan dukungan emosional dan sosial.
4. Penggunaan terapi pengganti
Terapi pengganti seperti metadon dan naltrekson dapat membantu orang yang telah kecanduan opioid atau alkohol untuk menghentikan penggunaan napza dan menghindari ketergantungan.
5. Pemantauan
Pemantauan terhadap penggunaan obat yang dokter resepkan dapat mencegah penyalahgunaan napza.
6. Peran keluarga dan pengasuhan
Keluarga memiliki peran penting dalam pencegahan penyalahgunaan napza. Pengasuhan yang baik, komunikasi terbuka, dan perhatian yang tepat dari anggota keluarga, dapat membantu mengurangi risiko anak-anak dan remaja terjerumus dalam penyalahgunaan narkoba.
7. Pembinaan dan aktivitas positif
Menyediakan kegiatan dan kesempatan positif untuk anak-anak dan remaja. Misalnya seperti kegiatan olahraga, seni, dan klub sosial, dapat membantu mengalihkan perhatian dari godaan penyalahgunaan napza. Aktivitas-aktivitas ini juga dapat membantu meningkatkan kepercayaan diri dan keterampilan sosial mereka.