Sunday, May 26, 2024

Belajar meniru kebiasaan Nabi Muhammad SAW

Arti Tasyabbuh, Perbuatan yang Dilarang dalam Ajaran Islam

Tasyabbuh adalah sebuah kata dalam bahasa Arab yang memiliki arti meniru-niru atau menyerupai. Dalam konteks agama Islam, tasyabbuh sering diartikan sebagai perilaku meniru-niru orang kafir atau orang yang tidak beriman.

Perilaku tasyabbuh sangat dilarang dalam Islam karena dapat menimbulkan bahaya bagi keimanan dan akhlak seseorang. Tasyabbuh terbagi menjadi beberapa jenis, kenali juga dampak, dan cara menghindarinya.

Pengertian Tasyabbuh

Secara etimologi, tasyabbuh berasal dari kata dasar shabaha yang berarti menyerupai atau meniru. Dalam konteks agama Islam, tasyabbuh diartikan sebagai perilaku meniru-niru orang kafir atau orang yang tidak beriman. Tasyabbuh dapat terjadi dalam berbagai bentuk, seperti dalam gaya berpakaian, perilaku, bahasa, dan kebiasaan. Definisi tasyabbuh adalah seseorang yang membebani diri untuk menyerupai selainnya berkenaan dengan segala sifat atau sebagiannya saja.

Adapun ungkapan "untuk menyerupai selainnya" mencakup segala jenis yang bisa diserupai. Baik yang boleh diserupai atau yang tidak boleh. Baik dari makhluk berakal dari kalangan manusia, orang kafir, ajam, dan ahli bid'ah; atau dari kalangan yang tidak berakal seperti berbagai jenis binatang.

Larangan Tasyabbuh

Agama Islam melarang keras tasyabbuh sehingga hukumnya adalah haram. Umat muslim yang keimanannya masih lemah sangatlah rentan pada tasyabbuh karena belum memiliki pondasi yang kuat dalam meneguhkan pendirian.

Dalam Al-Quran, Allah SWT telah berfirman dalam Al-Qur'an surat Ar Rum ayat 31-32:

Artinya: "Dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang musyrik (menyekutukan Allah), yaitu orang-orang yang memecah-belah agama mereka dan menjadi beberapa golongan. Setiap golongan merasa bangga dengan apa yang ada pada golongan mereka."

Selain itu, dalam sebuah hadits, Rasulullah SAW bersabda: "Barangsiapa menyerupai suatu kaum, maka ia termasuk golongan mereka." (HR Abu Dawud)

Dari ayat Al-Qur'an dan hadits di atas, dapat disimpulkan bahwa tasyabbuh sangat dilarang dalam Islam karena dapat menimbulkan bahaya bagi keimanan dan akhlak seseorang. Dalil tersebut juga sebagai bentuk peringatan bagi siapa saja yang melakukan hal yang dilarang dalam syariat maka akan mendapatkan balasan dari-Nya.

Jenis-Jenis Tasyabbuh

Dalam Islam, tasyabbuh dibagi menjadi dua jenis, yaitu tasyabbuh dalam hal ibadah dan tasyabbuh dalam hal adat kebiasaan. Tasyabbuh dalam hal ibadah terjadi ketika seseorang meniru-niru cara ibadah orang kafir atau orang yang tidak beriman. Contohnya adalah meniru-niru doa atau ritual ibadah yang dilakukan oleh agama lain.

Sedangkan tasyabbuh dalam hal adat kebiasaan terjadi ketika seseorang meniru-niru cara hidup atau kebiasaan orang kafir atau orang yang tidak beriman. Contohnya adalah meniru-niru gaya berpakaian, bahasa, dan perilaku yang tidak sesuai dengan ajaran Islam.

Dampak Tasyabbuh

Tasyabbuh dapat menimbulkan dampak yang sangat buruk bagi keimanan dan akhlak seseorang. Dampak dari tasyabbuh antara lain:

1. Merusak Keimanan

Perilaku tasyabbuh dapat merusak keimanan seseorang karena menyerupai cara hidup dan kebiasaan orang kafir atau orang yang tidak beriman. Hal ini dapat membuat seseorang merasa tidak percaya diri dengan keimanan yang dimilikinya.

Bahwa tasyabbuh termasuk ke dalam salah satu penyakit iman selain syirik, munafik, fasik, dan ghuluw. Sebisa mungkin, umat muslim harus menghindari dan menjauhinya.

2. Merusak Akhlak

Tasyabbuh juga dapat merusak akhlak seseorang karena menyerupai perilaku orang kafir atau orang yang tidak beriman. Hal ini dapat membuat seseorang kehilangan nilai-nilai moral dan etika yang baik.

3. Membuat Seseorang Terjerumus dalam Kesesatan

Perilaku tasyabbuh dapat membuat seseorang terjerumus dalam kesesatan karena menyerupai cara hidup dan kebiasaan orang kafir atau orang yang tidak beriman. Hal ini dapat membuat seseorang kehilangan arah dan tujuan hidup yang sebenarnya.

Cara Menghindari Tasyabbuh

Untuk menghindari tasyabbuh, ada beberapa cara yang dapat dilakukan, antara lain:

1. Memperkuat Iman dan Akhlak

Memperkuat iman dan akhlak adalah cara terbaik untuk menghindari tasyabbuh. Dengan memperkuat iman dan akhlak, seseorang akan lebih mudah menghindari perilaku yang tidak sesuai dengan ajaran Islam.

2. Menjaga Identitas Islam

Menjaga identitas Islam adalah cara lain untuk menghindari tasyabbuh. Hal ini dapat dilakukan dengan memperkuat pengetahuan tentang ajaran Islam dan mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari.

3. Menghindari Pergaulan yang Buruk

Menghindari pergaulan yang buruk juga dapat membantu menghindari tasyabbuh. Pergaulan yang buruk dapat membuat seseorang terjerumus dalam perilaku yang tidak sesuai dengan ajaran Islam.

Berdasarkan pemaparan di atas, dapat disimpulkan bahwa tasyabbuh adalah perilaku meniru-niru orang kafir atau orang yang tidak beriman. Tasyabbuh dapat terjadi dalam berbagai bentuk, seperti dalam gaya berpakaian, perilaku, bahasa, dan kebiasaan.

Sebagai umat muslim, kita semua harus pandai menjaga diri dan meningkatkan keimanan agar tidak memiliki sikap tasyabbuh. Naudzubillah.



Olahraga yang dianjurkan Rasululullah SAW


Ada beberapa jenis olahraga yang dianjurkan Rasulullah. Dan beberapa di antara jenis olahraga yang dianjurkan Rasulullah tersebut sebenarnya cukup mudah untuk diikuti dilakukan, seperti berenang, gulat, dan lari. Dan tidak hanya mudah, jenis olahraga yang dianjurkan Rasulullah tersebut juga terbilang murah dan tidak perlu alat khusus.

Sebagai umat Islam hendaknya selalu menjaga kesehatan dengan melakukan olahraga yang dianjurkan Rasulullah, karena dalam menjalankan segala jenis ibadah dalam Islam baik salat hingga haji diperlukan tubuh yang kuat dan sehat.

Salah satu hadist yang menjelaskan mengenai kewajiban dari muslim untuk menjaga kesehatan telah dijelaskan dalam hadist riwayat Muslim no. 2664, yang menyebutkan bahwa Abu Hurairah berkata, jika Rasulullah SAW bersabda, “Mukmin yang kuat lebih baik dan lebih dicintai Allah daripada Mukmin yang lemah, dan pada keduanya ada kebaikan.”

1. Berkuda

Salah satu olahraga yang dianjurkan Rasulullah dan mungkin cukup populer bagi umat muslim adalah berkuda. Melakukan olahraga berkuda, selain memiliki manfaat bagi kesehatan fisik, adanya interaksi dengan kuda juga akan meningkatkan insting dan hubungan manusia terhadap hewan, terutama hewan peliharaan.

Dari hadist riwayat Ahmad, menyebutkan jika Umar pernah berkata, “Ajarkanlah anak-anakmu berenang dan memanah, dan perintahkanlah mereka supaya melompat di atas punggung kuda.”

2. Memanah

Jenis olahraga yang dianjurkan Rasulullah ini merupakan olahraga yang membutuhkan ketangkasan, konsentrasi, dan juga ketepatan bidikan. Selain perlunya fisik yang sangat kuat agar dapat menarik tali busur panah tersebut, agar mampu membidik tepat sasaran juga dibutuhkan konsentrasi yang sangat tinggi yang berasal dari kemampuan mengendalikan diri.

Bahkan, ketika perang di masa Rasulullah, memanah merupakan sebuah ‘kekuatan’ yang membantu umat Islam dalam mencapai kemenangan. Kekuatan yang dimaksud tersebut dicantumkan Allah SWT dalam firmannya di Al-Quran surat Al-Anfal ayat 60, yang memiliki arti:

“Dan bersiap-siaplah kamu untuk menghadapi mereka (musuh) dengan kekuatan yang kamu sanggup…”

Arti dari ‘kekuatan’ yang ada pada surat tersebut lalu ditafsirkan oleh Rasulullah yaitu:

“Ketahuilah bahwa yang dimaksud ‘kekuatan’ itu adalah memanah, beliau ucapkan kata-kata itu hingga tiga kali.” (HR. Muslim)

3. Lari

Salah satu olahraga yang dianjurkan Rasulullah ini mungkin terbilang praktis dan sangat murah untuk dilakukan. Bahkan pada suatu ketika, Rasulullah pernah menyetujui keinginan para sahabat untuk mengadakan lomba lari. Dan, bahkan Rasulullah justru ikut dalam perlombaan tersebut bersama sang istri, yaitu Aisyah.

Dari Aisyah mengatakan apabila, “Rasulullah SAW bertanding denganku dan aku menang. Kemudian aku berhenti, sehingga ketika badanku menjadi agak gemuk, Rasulullah SAW bertanding lagi denganku dan ia menang.” (HR. Ahmad dan Abu Daud)

4. Jalan Cepat

Para sahabat menyebutkan jika Baginda Rasulullah sangat suka berjalan begitu cepat. Bahkan dijelaskan dalam sebuah hadist jika cara berjalan Nabi seolah-olah berjalan di jalan menurun, dan para sahabat memerlukan usaha yang susah payah untuk mengikuti langkah demi langkah Baginda Nabi. Berikut bunyi hadist tersebut:

“Tiada satu pun kulihat lebih indah daripada Rasulullah SAW seolah-olah mentari beredar di wajahnya. Juga tiada seorang pun yang kulihat lebih cepat jalannya daripada Rasulullah SAW seolah-olah bumi ini dilipat untuknya. Sungguh, kami harus bersusah payah melakukan hal itu, sedang Rasulullah tidak memedulikannya.” (HR. Tirmidzi)

5. Berenang

Renang ternyata merupakan salah satu olahraga yang dianjurkan Rasulullah. Memang, renang memiliki beragam manfaat yang sangat baik bagi tubuh. Renang juga sangat efektif dalam membakar kalori tubuh.

Sebuah hadist menyebutkan, dari Jabir bin Abdillah, bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Segala sesuatu yang di dalamnya tidak mengandung dzikrullah merupakan perbuatan sia-sia, senda gurau, dan permainan. Kecuali empat perkara, yaitu senda gurau suami dengan istrinya, melatih kuda, berlatih memanah, dan berenang.” (HR. An-Nasa’i)

6. Gulat

Mungkin Anda tidak menyangkan jika Rasulullah juga menyukai olahraga gulat. Hal tersebut di jelaskan dari kitab Sirah Nabawiyah Ibnu Hisyam, tahqiq al-Halabi, 1: 390-391. Pada kitab tersebut diriwayatkan Ibnu Ishaq, bahwa Nabi Muhammad SAW pernah menantang gulat seorang laki-laki paling kuat dari suku Quraisy yang bernama Rukanah bin Abdu Yazid bin Hisyam bin Abdul Muthalib bin Abdu Manaf al-Muthallibi.

Salah satu kunci yang menjadi kesepakatan dalam pertarungan gulat tersebut yaitu, apabila Rasul menang Rukanah akan dengan suka rela masuk Islam. Dan benar saja, meski Rukanah terkenal dengan dengan kekuataannya, namun Rukanah justru tidak berdaya saat melawan Nabi. Bahkan diriwayatkan jika pertandingan tersebut hingga diulang dua atau tiga kali.

Oleh karena itu, hendaknya umat Islam mengikuti berbagai olahraga yang dianjurkan Rasulullah agar badan selalu sehat dan kuat.



Istri yang bisa menarik suami ke Neraka

Ini Golongan Pria yang Ditarik ke Neraka oleh Wanita

Dalam Islam, pria merupakan pemimpin keluarga. Dia harus mengingatkan keluarganya untuk tetap berada di jalan Allah. Pria bahkan bertanggung jawab atas pengetahuan kepada istri dan anak-anaknya. Jika lalai, maka pria tersebut akan ditarik ke neraka karena tidak menjalankan tanggung jawabnya.

Hal ini tertuang dalam Surat Al A'raf ayat 78 :

Masuklah kamu sekalian sedalam neraka bersama umat-umat jin dan manusia yang telah terdahulu sebelum kamu. Setiap suatu umat yang masuk (ke dalam neraka), dia mengutuk kawannya (menyesatkannya); sehingga apabila mereka masuk semuanya berkatalah orang-orang yang masuk kemudian di antara mereka kepada orang-orang yang terdahulu: "Ya Tuhan kami, mereka telah menyesatkan kami, sebab itu datanglah kepada mereka siksaan yang berlipat ganda dari neraka". Allah berfirman: "Masing-masing mendapat (siksaan) yang berlipat ganda, akan tetapi kamu tidak mengetahui."

Siapa sajakah pria yang bakal masuk neraka karena ditarik wanita?

Pertama, yaitu ayah si wanita. Peran ayah salah satunya mendidik anak-anaknya agar menjadi manusia yang sholeh dan sholehah. Jika peran itu tidak dijalankan, maka dianggap tidak menjalankan amanah agama.

Ke dua, yaitu suaminya. Apabila seorang suami tidak mendidik istinya sehingga ia membiarkan istrinya menampakan perhiasan kepada selain muhrimnya, meninggalkan kewajiban sholat, puasa, dan lain sebagainya. Maka ia akan ditarik oleh istrinya ke neraka.

Mukmin muslimin itu bersaudara

TAK SEMPURNA IMAN APABILA BELUM MENCINTAI SAUDARANYA

Rasululullah mengajarkan kita untuk bisa saling mengasihi dan mencintai saudaranya, terutama saudara seiman kita. Sebagaimana yang telah djelaskan dalam hadist Nabi :

Dari Abu Hamzah Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu, pembantu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Salah seorang di antara kalian tidaklah beriman (dengan iman sempurna) sampai ia mencintai saudaranya sebagaimana ia mencintai dirinya sendiri.” (HR. Bukhari dan Muslim)

[HR. Bukhari, no. 13 dan Muslim, no. 45]

Hadits di atas semakna dengan hadits dari Abdullah bin ‘Amr bin Al-‘Ash radhiyallahu ‘anhuma, Rasulullah shallallahu `alaihi wa sallam bersabda :

“Barangsiapa ingin dijauhkan dari neraka dan masuk ke dalam surga, hendaknya ketika ia mati dalam keadaan beriman kepada Allah, dan hendaknya ia berperilaku kepada orang lain sebagaimana ia senang diperlakukan oleh orang lain.” (HR. Muslim, no. 1844)

Ibnu Rajab Al-Hambali berkata mengenai hadits di atas, “Di antara tanda iman yang wajib adalah seseorang mencintai saudaranya yang beriman lebih sebagaimana ia mencintai dirinya sendiri. Ia pun tidak ingin sesuatu ada pada saudaranya sebagaimana ia tidak suka hal itu ada padanya. Jika cinta semacam ini lepas, maka berkuranglah imannya.” (Jaami’ Al-‘Ulum wa Al-Hikam, 1:305).

Sikap yang dilakukan oleh seorang muslim ketika melihat saudaranya yang melakukan kesalahan adalah menasihatinya. Ibnu Rajab Al-Hambali berkata, “Jika seseorang melihat pada saudaranya kekurangan dalam agama, maka ia berusaha untuk menasihatinya (membuat saudaranya jadi baik).” (Jaami’ Al-‘Ulum wa Al-Hikam, 1:308)

Jika kita dapat mencintai dan menyayangi saudara kita sebagaimana yang di ajarkan Rasulullah, bullying tidak akan pernah terjadi. Sebab kita mencintai dan tidak ingin hal tersebut menimpa saudara kita dan kita sendiripun tak senang akan hal itu. Maka semoga kita menjadi muslim yang dapat mencintai dan mengasihi satu sama lain. Agar terhindar dari hal-hal yang tidak kita inginkan.

Saturday, May 25, 2024

Kisah Istighfar seorang penjual roti untuk mendatangkan ulama besar

Kisah Imam Ahmad dan Keajaiban Istigfar Seorang Penjual Roti

Ada kisah yang menceritakan pengalamannya dengan ibadah istigfar. Salah satunya tertuang dalam kisah Imam Ahmad dan istighfar penjual roti.

Imam Ahmad bin Hanbal adalah seorang ulama besar pendiri Mazhab Hanbali atau murid dari Imam Syafi'i. Di masa akhir hidupnya, beliau bercerita:

"Suatu ketika (saat saya sudah tua), saya tidak tahu kenapa ingin sekali menuju ke Basrah, salah satu kota di Irak."

Padahal Imam Ahmad tidak memiliki janji dengan siapapun atau memiliki suatu hajat. Beliau akhirnya tetap berangkat menuju Bashrah.

Imam Ahmad bercerita, "Setibanya di sana saat Isya', saya ikut berjamaah shalat Isya di masjid, hati saya merasa tenang, kemudian saya ingin beristirahat."

Beliau kemudian ingin tidur di masjid untuk beristirahat selepas semua jemaah pergi meninggalkan masjid. Namun, tiba-tiba marbot masjid menghampirinya dan bertanya, "Syekh, mau apa disini?"

Marbot tersebut tidak mengetahui bahwa beliau adalah Imam Ahmad, seorang ulama ahli fiqih dan hadits. Imam Ahmad pun menjawab, "Saya ingin istirahat, saya musafir."

Marbot masjid kemudian melarangnya untuk tidur di masjid, Imam Ahmad bahkan didorong olehnya dan dikuncilah pintu masjid tersebut. Kemudian beliau bermaksud untuk tidur di teras masjid, tetapi marbot masjid juga memarahinya.

Marbot masjid itu berkata kepada Imam Ahmad, "Di dalam masjid tidak boleh, di teras masjid juga tidak boleh." Imam Ahmad mengatakan, marbot masjid tersebut bahkan mendorongnya sampai jalanan.

Di samping masjid tersebut, ada sebuah toko roti yang merupakan sebuah rumah kecil sekaligus digunakan untuk berdagang roti. Penjual roti tersebut sedang membuat adonan roti sambil melihat kejadian itu.

Kemudian si penjual roti memanggil Imam Ahmad dan berkata, "Mari syekh, Anda boleh menginap di tempat saya, walau tempat saya kecil."

Imam Ahmad kemudian masuk ke rumah penjual roti tersebut dan duduk di belakang penjual roti dan tidak memperkenalkan dirinya. Penjual roti ini tidak berbicara ketika tidak ditanyai oleh beliau.

Ia terlihat selalu membuat adonan roti sambal melafalkan istigfar. Saat meletakkan garam, memecahkan telur, dan mencampur gandum, penjual roti ini selalu beristighfar.

Imam Ahmad bertanya kepada penjual roti, "Sudah berapa lama kamu lakukan ini?"

Kemudian dijawab, "Sudah lama sekali, Syekh, saya menjual roti sudah tiga puluh tahun, semenjak itulah saya lakukan."

Imam Ahmad bertanya lagi, "Apa hasil dari perbuatanmu ini?"

Penjual roti kemudian menjelaskan, "(Lantaran wasilah istigfar), tidak ada hajat yang saya minta, kecuali pasti dikabulkan Allah. Semua yang saya minta Allah langsung terima, semua dikabulkan Allah kecuali satu, masih satu yang belum Allah kabulkan."

Imam Ahmad pun menanyakan terkait apa doa yang belum dikabulkan itu.

Kata penjual roti tersebut, "Saya meminta kepada Allah supaya dipertemukan dengan Imam Ahmad."

Seketika, Imam Ahmad kemudian mengucap takbir setelah mendengar pengakuan sang penjual roti. Ia berkata:

"Allahu Akbar! Allah telah mendatangkan saya jauh dari Baghdad pergi ke Bashrah dan bahkan sampai didorong oleh marbot masjid sampai ke jalanan, ternyata karena istighfar dan doamu."

Penjual roti tersebut terkejut seketika lalu memuji Allah, dan ia langsung memeluk dan mencium tangan imam Ahmad ketika itu.

Kisah ini menjadi hikmah bahwa istigfar akan membawa kelapangan dan rezeki dari arah yang tidak disangka-sangka. Seperti dalam sebuah riwayat:

Artinya: "Barang siapa memperbanyak istigfar; niscaya Allah memberikan jalan keluar bagi setiap kesedihannya, kelapangan untuk setiap kesempitannya dan rizki dari arah yang tidak disangka-sangka." (HR. Ahmad dari Ibnu Abbas dan sanadnya dinilai sahih oleh al-Hakim serta Ahmad Syakir- dan sebagian ulama mendhoifkan hadits ini.)

Demikianlah kisah Imam Ahmad dan istighfar penjual roti, semoga kisah tersebut memberikan hikmah tersendiri untuk kita semua mengenai keutamaan dan pentingnya beristighfar.



Hikmah merupakan makna dibalik peristiwa

Hikmah Artinya dalam Islam Beserta Contohnya di Kehidupan Sehari-hari

Hikmah artinya perlu dipahami oleh seluruh umat Islam. Hikmah merupakan hasil disiplin atau usaha yang dilakukan secara konsisten. Biasanya di dalam ilmu tasawuf disebut dengan istiqamah yang biasanya dilakukan dalam waktu yang cukup panjang.

Hikmah dapat dikenali tidak hanya dari ilmu yang dipelajari di buku-buku dan peristiwa-peristiwa yang dialami sehari-hari. Hikmah merupakan suatu renungan dan kesungguhan memanfaatkan ilmu suatu ruangan dan kesungguhan memanfaatkan ilmu-ilmu dan peristiwa-peristiwa yang dialami dalam kehidupan sehari-hari.

Hikmah artinya makna yang terkandung di balik suatu peristiwa. Hikmah dipahami juga sebagai suatu renungan dan kesungguhan yang memanfaatkan ilmu-ilmu dan peristiwa-peristiwa. Serta melihat hubungan atau kaitan kaitan yang ada di dalamnya serta membahas tentang sumber dan tujuannya.

Arti Hikmah

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), hikmah artinya arti atau makna yang dalam. Hikmah artinya makna yang terkandung di balik suatu peristiwa. Hikmah artinya suatu kata yang berasal dari kata “hakama” atau kata yang menggunakan huruf ha, kaf, dan mimMenurut Ibnu Faris hikmah artinya disebut sebagai al-mani’ atau yang menghalangi, seperti hakam yang menghalangi terjadinya penganiayaan. Kendali bagi hewan disebut dengan hakama yang berarti menghalangi hewan tersebut untuk mengarah kepada yang tidak diinginkan atau liar.

Menurut Muhammad Quraish Shihab, hikmah artinya juga diambil dari kata hakama yang pada awalnya berarti menghalangi. Dari awal mula kata yang sama maka dibentuklah kata yang memiliki makna kendali, yaitu sesuatu yang fungsinya mengantarkan kepada yang baik serta menghindarkan yang buruk. Untuk mencapai maksud tersebut maka diperlukan pengetahuan serta kemampuan untuk menerapkannya.

Ayat-ayat Al-Qur’an menggambarkan menggambarkan hikmah artinya berhubungan dengan kehidupan akal, keadilan, keilmuan, pemikiran dan kebaikan sebagai hubungan saling menyempurnakan yang tidak dapat terpenuhi kecuali atas dasar kebijaksanaan. Di dalam kitab kitab tafsir, kata hikmah artinya terkadang didefinisikan dengan makna Al Qur’an, terkadang dengan makna As -Sunnah atau kenabian. Adapun hikmah dalam Al Qur’an, maka maksudnya adalah mengenai kebenaran dan mengamalkannya.

Hikmah kemudian  dipahami dalam arti pengetahuan tentang baik dan buruk, serta kemampuan menerapkan yang baik dan menghindari yang buruk. Siapa mampu memilih yang terbaik dan melaksanakannya serta mampu pula menghindar dari yang buruk, dia telah dianugerahi hikmah.

Contoh Hikmah dalam Kehidupan Sehari-hari

Ada kalanya, hikmah yang kamu peroleh biasanya juga dapat mudah dijumpai dari kehidupan sehari-hari. Melansir Brilio via Merdeka, hikmah yang kamu peroleh contohnya ketika kita melewati masa quarter-life crisis atau masa di mana menggambarkan suatu periode saat seseorang mengalami adanya krisis emosional yang ada pada dirinya. Biasanya hal tersebut akan terjadi pada usia seperempat abad, yaitu saat seseorang berusia antara 20 hingga 30 tahun.

Di fase ini seseorang rentan mengalami gejolak emosi meliputi perasaan sedih, bingung, takut, terisolasi, dan cemas akan masa depannya. Faktor pemicunya bisa datang dari permasalahan finansial, relasi, karier, serta nilai-nilai yang diyakini. Namun, di balik hal itu semua sebenarnya seseorang hanya perlu menjalaninya seperti sebagaimana mestinya.

Hikmah Melewati Quarter-life Crisis

Tentunya pasti ada hikmah dalam melewati fase quarter-life crisis ini.  Beberapa hikmah yang dapat diambil dari fase ini antara lain :

1. Menjadi Seseorang yang Optimis Serta Terus Berjuang Maju dalam Hidup

Hikmah adalah suatu proses panjang yang telah dilalui oleh seseorang. Hikmah di balik kamu melewati fase ini juga sangat berguna bagi masa depan kelak, yaitu dapat membentuk kamu menjadi seseorang yang optimis serta terus berjuang dalam menjalani kehidupan.

2. Lebih Menerima Keadaan Hidup Saat Ini

Hikmah artinya suatu proses panjang yang perlu dilalui setiap orang. Ketika seseorang berada di dalam fase quarter-life crisis ini, maka hal tersebut juga dapat mengajarkan orang tersebut dapat lebih menerima keadaan hidupnya saat ini.

Krisis emosional yang kamu hadapi di usia menjelang dewasa merupakan proses untuk melatih diri menjadi seorang yang lebih bisa mengendalikan berbagai emosi yang ada pada diri. Di saat sudah bisa berdamai dengan diri sendiri, kamu dapat lebih legawa dalam menerima keadaan hidup saat ini.

3. Ajarkan Arti Kedewasaan dalam Mengambil Sikap

Hikmah artinya suatu proses yang telah dilalui seseorang dalam hal agama ataupun dalam kehidupan sehari-harinya. Ketika orang tersebut sedang dalam fase quarter-life crisis, maka hikmah yang diperoleh adalah akan dapat mengajarkan arti kedewasaan dalam mengambil sikap.

Kamu akan semakin cermat dalam mengambil setiap keputusan atau langkah hidup. Ini juga akan memengaruhi cara kamu bersikap dan bertindak. Karena di fase ini kamu juga akan dilatih untuk menjadi pribadi yang lebih matang.







Pemimpin jujur Umar bin Abdul Aziz

Kisah Jujurnya Pemimpin Negeri Muslim Takut Makan Suap Walau Sebutir Apel

Khalifah Umar bin Abdul Azis adalah pemimpin paling terkenal dari Dinasti Ummayah. Dia memimpin Umat Islam kurang dari tiga tahun, mulai tahun 717 hingga 720. Namun keteladanan dan kejujurannya terus diingat sepanjang masa.

Saat itu Khalifah Umar bin Abdul Azis memimpin sebuah negara yang membentang sepanjang jazirah Arab. Bahkan hingga ke perbatasan India, sebagian Afrika dan Asia Tengah. Kas negara penuh dengan harta. Namun sebaliknya, sang pemimpin hidup sangat sederhana. Dia tak mau menggunakan uang negara sekadar untuk membeli makanan bagi dirinya sendiri.

Suatu hari Khalifah Umar ingin makan apel. mendengar hal itu, seorang keluarganya datang untuk memberikan apel.

Namun setelah melihat apel tersebut, Umar meminta agar apel yang ranum berbau harum itu dikembalikan. Tak lupa dia mengucapkan terima kasih.

Mendengar itu Amr bin Muhajir bertanya. "Wahai Amirul Mukminin, orang yang memberikan apel ini adalah sepupumu sendiri. Orang yang masih sangat dekat kekerabatannya dengan mu. Bukankah dulu Rasulullah SAW juga mau menerima hadiah?" tanya Amr.

Jawaban Khalifah Umar jelas dan tegas. "Sesungguhnya hadiah yang diberikan kepada Rasulullah adalah benar-benar hadiah. Sedangkan yang diberikan kepadaku ini adalah suap."

Makan Kacang

Banyak kisah lain Khalifah Umar bin Abdul Azis begitu hati-hati menerima sesuatu yang diberikan orang lain, bahkan sanak saudaranya sendiri. Hal ini sebagai bentuk integritasnya sebagai pemimpin.

Dia memilih hidup seperti rakyat kebanyakan daripada menggunakan uang negara.

Dalam sebuah riwayat, seorang pelayan datang pada saat keluarga Khalifah sedang makan siang. Dia ditawari ikut makan. Namun dia terkejut saat melihat menunya bukan daging dan makanan mewah lain, namun cuma kacang adas. Tak berbeda dengan apa yang dimakan oleh orang miskin.

Betapa terharunya dia. Sang pelayan bertanya untuk memastikan pada istri Khalifah. Apa ini memang benar yang dimakan oleh seorang Khalifah setiap harinya.

"Wahai anakku, inilah makanan tuanmu Amirul Mukminin setiap harinya," jawab Fatimah.

Sederhana dan penuh hikmah. Semoga kisah Khalifah Umar bin Abdul Azis bisa diteladani para pemimpin saat ini.

Dibaca dengan hati !

Mesin Waktu - 8 Tahun 7 Bulan, tidak berakhir sia - sia karena ada Dilanomera

MasyaaAllah Tabarakallah.. Saya akan berbagi pengalaman hidup saya, agar semua bisa mengambil hikmah dari setiap perjalanan didalam pernikah...