Manajemen Apotek bahwa ruang lingkup pelayanan kefarmasian di apotek meliputi 2 kegiatan utama, yaitu bersifat manajerial yakni pengelolaan sediaan farmasi, alat kesehatan, bahan medis habis pakai dan pelayanan farmasi klinik.
Manajemen di Apotek meliputi :
Manajemen Keuangan, meliputi cashflow yang berkaitan dengan pengelolaan keuangan yang berkaitan keluar masuknya uang dan perhitungan farmako ekonominya.
Manajemen Pembelian, meliputi pembelian defekta, pengelolaan vendor, pemilihan item barang yang harus dibeli dengan memperhatikan FIFO dan FEFO, kinetika arus barang, serta epidemiologi masyarakat apotek.
Manajemen Penjualan,meliputi pengelolaan penjualan tunai, kredit dan kontraktor.
Manajemen Persediaan barang, meliputi pengelolaan gudang, persediaan bahan racikan, kinetika arus barang. Manajemen persediaan barang berhubungan langsung dengan manajemen pembelian.
Manajemen Pemasaran, berkaitan dengan pengelolaan dan teknik pemasaran untuk meraih pelanggan sebanyak - banyaknya. Manajemen pemasaran ini tampak pada apotek modern. Tetapi jarang diterapkan pada apotek - apotek konvensional.
Manajemen khusus.merupakan manajemen khas yang diterapkan apotek sesuai dengan kekhasannya. contohnya pengelolaan untuk apotek yang dilengkapi dengan laboratorium klinik, apotek dengan swalayan, dan apotek yang bekerjasama dengan balai pengobatan, dan lain - lain.
Faktor –faktor yang harus diperhatikan dalam pelayanan resep yaitu pelayanan yang cepat dan ramah disertai jaminan tersedianya obat dengan kualitas yang baik. Harga obat yang kompetitif sehingga dapat dijangkau oleh pasien. Dokter dan petugas kesehatan lain saling kerjasama dengan baik. Lokasi apotek yang mudah dijangkau pasien Rumah Sakit dan kenyaman dalam apotek.
Pelayanan konsumen dapat berupa produk, jasa atau campuran dari keduanya produk dan jasa. Apotek merupakan pelayanan produk dan jasa yang dikaitkan dengan kepuasan konsumen. Terdapat lima determinan penilaian jasa yaitu :
Kehandalan (reliability), kemampuan untuk melaksanakan jasa yang dijanjikan dengan tepat dan terpercaya.
Ketanggapan (responsiveness), kemauan untuk membantu pelanggan yang memberikan jasa dengan cepat atau ketanggapan.
Keyakinan (confidence), pengetahuan dan kesopanan karyawan serta kemampuan mereka untuk menimbulkan kepercayaan dan keyakinan atau ”assurance”.
Empati (emphaty), syarat untuk peduli, memberi perhatian pribadi bagi pelanggan.
Berwujud (tangible), penampilan fasilitas fisik, peralatan, personel dan media komunikasi.
Evaluasi mutu pelayanan adalah proses penilaian kinerja pelayanan kefarmasian di apotek yang meliputi penilaian terhadap sumber daya manusia (SDM), pengelolaan perbekalan sediaan farmasi, perbekalan kesehatan, dan pelayanan kefarmasian terhadap pasien. Indikator yang digunakan untuk mengevaluasi mutu pelayanan di apotek antara lain: Tingkat kepuasan pasien, Dimensi waktu, lama pelayanan diukur dengan waktu (yang telah ditetapkan), Prosedur tetap, untuk menjamin mutu pelayanan sesuai standar yang telah ditetapkan.
No comments:
Post a Comment
Silahkan ketik sambil senyum ya