Wednesday, May 8, 2024

Profesi apoteker membentuk jati diriku pakai hati

Semasa SMA dan sampai dengan masa kuliah sarjana farmasi, saya termasuk tipe perempuan yang tidak suka senyum, cepat merajuk, dan bila bicara to the point apa adanya. Jadi, dimasa khususnya kuliah sarjana farmasi termasuk cuek. Subhanallah, sungguh Allah SWT Maha penyayang, saya tetap dengan karakter melankolis saya. 

Bila saya marah dengan sesuatu hal, saya tidak bisa dengan nada keras sampai menghina atau mencaci maki. Saya akan menangis untuk mengeluarkan kemarahan saya dan itu rasanya sesak. Makanya, bila saya sudah marah dan emosi. Saya akan memilih menghindar dan diam. Astaghfirullah, itu masa dimana saya belum menemukan jati diri saya didalam profesi apoteker.

MasyaaAllah Tabarakallah..
Setelah lulus profesi apoteker, dengan kebiasaan saya selama 1 tahun di Cimahi. Saya menata kehidupan saya sehari - hari secara teratur. Mengelola kebiasaan diri dan mengelola keuangan sendiri. Saya merasa nyaman di masa saya kuliah profesi, seperti tidak ada rasa takut, khawatir atau was - was dengan menjalani hari - hari sendiri bila di kost. Karena ketika saya tidak merasa nyaman dengan suatu perkumpulan, saya akan memilih menjauh.

Alhamdulillah, setelah saya menjalani kerja praktek profesi apoteker di kota kelahiran saya. Saya merasa bersyukur dan bahagia sehingga karakter saya bertambah menjadi ceria. Saya tidak merasa susah ataupun sedih, apalagi merasa terbebani dengan membiayai kebutuhan pribadi dengan hasil kerja praktek profesi saya. Saya sudah tidak terpikir untuk minta di nafkahi oleh bapak kandung saya semasa saya masih gadis perawan bekerja di apotek swasta.

Bersyukurnya, malah saya bisa menabung tanpa paksaan. Dengan berlebih saja sallery saya tiap bulannya, karena saya juga tidak tahu harus saya belanjakan untuk apa. Saya termasuk selektif dalam membelanjakan sesuatu. Alhamdulillah, hasil tabungan itu akhirnya bisa menambah untuk biaya pernikahan saya. Semoga bernilai ibadah dihadapan-Mu ya Allah SWT (aamiin).

Di tempat kerja praktek saya saat itu, saya merasa menemukan jati diri saya. Bisa tersenyum ketika melihat customer atau pasien merasa puas dengan pelayanan kefarmasian saya. Alhamdulillah, saya juga merasa terhibur ketika melayani sales obat yang terkadang minta orderan padahal belum saatnya di order. Jadi, saya akan tolak dengan cara tidak menyakiti hati mereka. Hanya saja, saya akan marah ketika ada sales yang membersihkan tempat obatnya tanpa izin saya. Saya bisa marah bila sesuatu yang harusnya izin dahulu namun dilakukan tanpa izin. Apalagi " Nikah Siri ". Jawaban saya sebagai apoteker Try " kepenjara saja " yang mau nikah siri ya !

Saya merasa tempat praktek saya saat itu sudah menjadi tempat hobi saya. Bukan healing, bukan juga tempat rekreasi. Hanya saja di tempat praktek karyawan ataupun customer dan sales - sales obatnya bisa menghibur maupun menaikkan emosi. Namun tidak menjadi beban untuk saya menjalani kerja praktek profesi apoteker. Karena untuk saya, hal yang utama itu lingkungan yang nyaman. Bila tidak nyaman bisa membuat suasana hati saya berubah menjadi tidak suka. Yang masih belum bisa berubah dari karakter saya, saya tidak bisa menutupi ekspresi muka saya bila menyukai atau tidak menyukai sesuatu.

Ya Allah SWT, semoga selalu Engkau luaskan hati dan pikiran saya untuk selalu berprasangka baik kepada-Mu (aamiin).

No comments:

Post a Comment

Silahkan ketik sambil senyum ya

Dibaca dengan hati !

Mesin Waktu - 8 Tahun 7 Bulan, tidak berakhir sia - sia karena ada Dilanomera

MasyaaAllah Tabarakallah.. Saya akan berbagi pengalaman hidup saya, agar semua bisa mengambil hikmah dari setiap perjalanan didalam pernikah...