Thursday, November 30, 2023

Beda ya PIO dan Konseling di Apotek


Pelayanan Informasi Obat (PIO) merupakan kegiatan yang dilakukan oleh Apoteker dalam pemberian informasi mengenai obat yang tidak memihak, dievaluasi dengan kritis dan dengan bukti terbaik dalam segala aspek penggunaan obat kepada profesi kesehatan lain, pasien atau masyarakat. Meningkatkan pengetahuan obat, menjamin peresepan yang rasional, dan mengurangi kesalahan pengobatan.

Menurut WHO, pengobatan yang rasional adalah suatu keadaan dimana pasien menerima pengobatan sesuai dengan kebutuhan klinis mereka, dengan dosis, cara pemberian dan durasi yang tepat, dengan cara sedemikian rupa sehingga meningkatkan kepatuhan pasien terhadap proses pengobatan dan dengan biaya yang paling terjangkau bagi mereka dan masyarakat pada umumnya.

Bila definisi WHO tersebut diterjemahkan, maka ”meningkatkan kepatuhan” berarti bahwa pemberian pengobatan harus disertai dengan pemberian informasi yang memadai. Dengan kata lain, informasi obat dan pengobatan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari proses terapi rasional.

Dalam proses penyerahan obat, ada delapan langkah penting yang harus dilakukan untuk menjamin terlaksananya penyerahan obat yang benar kepada pasien dari petugas penyerah obat. Setiap langkah membawa tanggungjawab dan  atau pertimbangan yang penting untuk dilakukan.

Dalam hal ini, diasumsikan bahwa pemberi resep telah melakukan diagnosis yang benar serta memilih obat yang benar dan regimen yang tepat, serta pasien mempunyai akses terhadap apotek.

Langkah tersebut adalah sebagai berikut :

Petugas penyerah obat menerima resep yang benar dari pasien atau pemberi resep (secara tertulis atau lisan) dan melakukan pengkajian resep terhadap antara lain :Originalitas (keaslian) resep. Jika diperlukan komunikasi dengan pemberi resep untuk resep yang meragukan dan tidak jelas.

Petugas penyerah obat membaca resep dengan benar dan memeriksa ketepatan instruksi yang tertulis pada resep, terhadap : Nama obat, Dosis, cara dan lama pemberian. Ketersediaan obat. Petugas penyerah obat kemudian mencari obat di tempat penyimpanannya.

Obat yang diresepkan tersedia dalam kondisi layak pakai (tidak kadaluarsa atau rusak). Petugas penyerah obat harus : Menjamin obat disimpan pada tempat yang benar, Memeriksa tanggal kadaluarsa dan melakukan proses FIFO (First in First Out), Melakukan proses periksa dan periksa ulang (jika memungkinkan) terhadap ketepatan nama, kekuatan dan bentuk sediaan obat yang diberikan.

Petugas penyerah obat harus memiliki pengetahuan obat dan cara penggunaan obat yang tepat dan dapat pula melakukan hal berikut : Penyiapan obat dengan tepat, Pengecekan kembali terhadap jenis obat dan dosis.

Petugas penyerah obat harus mengkomunikasikan kepada pasien cara yang tepat untuk menggunakan obat melalui informasi mengenai : Etiket obat yang mencantumkan informasi mengenai nama pasien, nama obat, petunjuk penggunaan obat, tanggal pemberian obat, identitas pemberi resep, dan identitas petugas penyerah obat. Instruksi berupa simbol, untuk pasien yang buta huruf. Pemberian label/etiket informasi tambahan untuk obat.

Pasien mengerti terhadap instruksi dari petugas penyerah obat. Petugas penyerah obat harus ; Mengulang secara lisan, instruksi yang tertulis pada etiket, jika memungkinkan dalam bahasa yang jelas dan lugas, yang dimengerti oleh pasien. Meminta pasien untuk mengulang instruksi yang diberikan. Menekankan kebutuhan terhadap adanya kepatuhan. Menginformasikan peringatan dan perhatian terkait penggunaan obat. Memberikan perhatian khusus terhadap kondisi tertentu seperti wanita hamil, pasien yang memiliki gangguan penglihatan dan pendengaran, buta huruf, anak dan pasien lansia dan pasien yang mendapatkan lebih dari satu jenis obat.

Yakinkan pasien untuk mematuhi instruksi dari terapi

Untuk meningkatkan kepatuhan, pemberian obat harus disertai dengan pemberian informasi yang memadai. Komunikasi dengan pasien atau keluarganya seringkali menemui hambatan, sehingga pasien gagal untuk mengikuti petunjuk pengobatan. Berikut ini beberapa kemungkinan penyebab yang telah teridentifikasi:

Ada kesenjangan antar pemberi dan penerima informasi, baik dalam penggunaan bahasa, cara penuturan, ataupun cara pendekatan.

Waktu untuk memberikan informasi terbatas.

Pemberi informasi tidak berhasil menarik perhatian atau keterbukaan pasie/keluarganya.

Informasi yang diberikan tidak diartikan secara benar, atau tidak dimengerti.

Petunjuk yang diberikan tidak dipahami.

Petunjuk yang diberikan tidak disepakati.

Petunjuk yang diberikan tidak dapat dilaksanakan.

Petunjuk diberikan secara tidak lengkap.

Hal-hal yang harus dikerjakan terlupa.

Pasien tidak suka diajak berdiskusi.

Pasien/keluarga merasa sudah mengetahui.

Keyakinan pasien/keluarganya sulit diubah.

Tidak tersampaikannya informasi secara baik, mutlak menjadi tanggung jawab apoteker atau petugas penyerah obat lainnya, walaupun hambatannya mungkin ada di pihak penerima. Untuk itu, perlu diwaspadai kemungkinan adanya hambatan diatas, agar dapat segera diantisipasi.

Petugas penyerah obat melakukan pendokumentasian terhadap langkah yang dilakukan, yaitu:

Memasukkan detil informasi pada profil pengobatan pasien.

Memasukkan data resep.

Melengkapi data inventori.

Konseling merupakan proses interaktif antara Apoteker dengan pasien/keluarga untuk meningkatkan pengetahuan, pemahaman, kesadaran dan kepatuhan sehingga terjadi perubahan perilaku dalam penggunaan Obat dan menyelesaikan masalah yang dihadapi pasien. Untuk mengawali konseling, Apoteker menggunakan three prime questions. Apabila tingkat kepatuhan pasien dinilai rendah, perlu dilanjutkan dengan metode Health Belief Model. Apoteker harus melakukan verifikasi bahwa pasien atau keluarga pasien sudah memahami Obat yang digunakan. 

Kriteria pasien/keluarga pasien yang perlu diberi konseling: 

Pasien kondisi khusus (pediatri, geriatri, gangguan fungsi hati dan/atau ginjal, ibu hamil dan menyusui).  Pasien dengan terapi jangka panjang/penyakit kronis (misalnya: TB, DM, AIDS, epilepsi). Pasien yang menggunakan Obat dengan instruksi khusus (penggunaan kortikosteroid dengan tappering down/off).  Pasien yang menggunakan Obat dengan indeks terapi sempit (digoksin, fenitoin, teofilin). Pasien dengan polifarmasi; pasien menerima beberapa Obat untuk indikasi penyakit yang sama. Dalam kelompok ini juga termasuk pemberian lebih dari satu Obat untuk penyakit yang diketahui dapat disembuhkan dengan satu jenis Obat. Pasien dengan tingkat kepatuhan rendah. 

Tahap kegiatan konseling: 

Membuka komunikasi antara Apoteker dengan pasien 

Menilai pemahaman pasien tentang penggunaan Obat melalui Three Prime Questions, yaitu: - Apa yang disampaikan dokter tentang Obat Anda? - Apa yang dijelaskan oleh dokter tentang cara pemakaian Obat Anda? - Apa yang dijelaskan oleh dokter tentang hasil yang diharapkan setelah Anda menerima terapi Obat tersebut? Menggali informasi lebih lanjut dengan memberi kesempatan kepada pasien untuk mengeksplorasi masalah penggunaan Obat. Memberikan penjelasan kepada pasien untuk menyelesaikan masalah penggunaan Obat. Melakukan verifikasi akhir untuk memastikan pemahaman pasien Apoteker mendokumentasikan konseling dengan meminta tanda tangan pasien sebagai bukti bahwa pasien memahami informasi yang diberikan dalam konseling. 

Wednesday, November 29, 2023

Kekasih Bayangan - Hantu dan Kuntilanak


Liriknya : Aku tahu engkau, sebenarnya tahu namun engkau memilih seolah tak tahu !

Anda sehat ? Wow..berdrama selama 8 tahun 7 bulan ? Subhanallah..

Dari awal bila dijadikan permainan pasti gagal, itu modal nekat berkuman - kuman. Akhirnya hanya bisa Hoax sana sini tanpa ada bukti yang asli !

Untuk kenal mereka saja, saya tidak tertarik. Jadi tidak usah berharap ada kata damai karena sudah berlalu. Tidak dendam, tidak benci namun saya tidak suka dengan sikap dan perlakuan anda. Anda kasar dan tidak mempunyai rasa kasih sayang kepada anak. Saya tidak ingin mendidik anak saya tanpa kasih sayang. Tidak ada tentang pembagian jatah waktu untuk anak, karena tidak akan ada kata perpisahan yang niatnya mengharapkan keridhoan Allah SWT. Bila memang suatu hari nanti, niat anda memang karena mengharapkan keridhoan Allah SWT untuk bertemu anak, saya do'akan tunggu anak telah mengerti tentang " ARSEN ".

Seorang ibu memberikan vitamin agar tumbuh kembang anaknya optimal, sedangkan anda memberikan apa ? pikirkan !

Bila ada pihak yang merasa pencemaran nama baik ? silahkan berCermin ! yang ada kalian malu sendiri. 

Ini Indonesia negara bersih, tidak boleh dikotori dengan KKN !

Kalian memang PKI atau mau belajar jadi PKI ?

Tidak ada usaha instant mengharapkan hasil yang berproses. Jadi saja warga negara Indonesia yang patuh pada peraturan sudah membantu negara untuk sejahtera.

Sebatas mengingatkan, karena kita lahir dan besar di negara Indonesia bukan berarti bisa suka - suka. SOP itu sebagai jaminan untuk tetap berada di rel nya. Jadi apa yang kalian tuai sekarang adalah hasil dari apa yang ditabur.

Bila ingin selamat sampai tujuan ikuti saja rambu - rambu nya, karena pada akhirnya hidup hanya menunggu kapan waktu bertemu dengan-Nya.

Kenapa saya hanya bisa menulis disini, karena saya sudah merasa nyaman untuk betah didalam rumah saat ini. Merasa lagi dekat dengan Allah SWT. Saya tidak suka mencari masalah, namun bila kalian cari masalah..silahkan intropeksi diri kalian.

Tidak akan ada asap apabila tidak ada api. Dan api yang dari saya hanya saya pakai untuk memasak dan membakar sampah !

Saya harus menulis seperti ini, karena kejadian ini berulang kali !

Sekarang saya berpikir, masih amankah Indonesia saat ini ?!

Atau sudah banyak hantu dan kuntilanak yang berkeliaran dimana - mana ?

Jadi sebelum kalian bertindak, silahkan kalian analisa dan pikirkan secara matang !

Flashback, jika niat dan tujuan kalian karena Allah SWT. Tidak akan ada korban jiwa.

Silahkan pulang saja ke habitat kalian masing - masing, tidak usah membuat rusuh kehidupan yang sekarang sudah nyaman. Perbaiki sholat kalian agar hidup kalian diperbaiki Allah SWT.

Saya dan anak lanang yang terluka.

Mengulas kembali Farmakokinetika

 


Farmakokinetika adalah iimu yang mempelajari perjalanan obat di dalam tubuh, mulai dari absorpsi, distribusi obat ke seluruh tubuh, dan eliminasi melalui proses metabolisme dan atau ekskresi.

1. Absorpsi

Agar suatu senyawa obat dapat mencapai jaringan tubuh tertentu, biasanya senyawa tersebut harus dibawa ke aliran darah terlebih dahulu- biasanya melalui permukaan lendir/mukus seperti saluran pencernaan (penyerapan usus) – sebelum diambil oleh sel target. Faktor-faktor seperti kelarutan senyawa yang buruk, waktu pengosongan lambung, waktu transit usus, ketidakstabilan kimia dalam lambung dan ketidakmampuan senyawa obat untuk menembus dinding usus semuanya dapat mengurangi sejauh mana suatu obat diserap setelah pemberian oral. Penyerapan secara kritis menentukan bioavailabilitas suatu senyawa obat. Obat-obatan yang diserap dengan buruk ketika dikonsumsi secara oral harus diberikan dengan cara yang kurang nyaman, seperti melalui intravena atau inhalasi. Rute administrasi merupakan pertimbangan penting dalam pemberian suatu senyawa.

2. Distribusi

Senyawa harus dibawa ke lokasi target biasanya melalui aliran darah. Senyawa obat kemudian dapat menyebar ke otot dan organ dengan durasi waktu yang berbeda. Setelah masuk ke sirkulasi sistemik, baik dengan injeksi intra vaskular atau dengan penyerapan dari berbagai situs ekstraseluler, obat mengalami berbagai proses distribusi yang cenderung menurunkan konsentrasi plasma.

Distribusi adalah transfer obat yang dapat dibalikkan antara satu kompartemen ke kompartemen lain. Beberapa faktor yang mempengaruhi distribusi obat termasuk diantaranya adalah kecepatan aliran darah regional, ukuran molekul, polaritas dan ikatan dengan protein serum, membentuk kompleks. Distribusi obat ini dapat menjadi masalah serius di beberapa penghalang alami seperti penghalang darah-otak.

3. Metabolisme

Senyawa obat mulai dipecah segera setelah memasuki tubuh. Sebagian besar metabolisme obat molekul kecil dilakukan di organ hati oleh enzim redoks, disebut enzim sitokrom P450. Ketika metabolisme terjadi, senyawa awal (induk) diubah menjadi senyawa baru yang disebut metabolit. Ketika metabolit inert secara farmakologis, metabolisme menonaktifkan dosis yang diberikan obat induk dan ini biasanya mengurangi efek obat pada tubuh. Metabolit mungkin juga aktif secara farmakologis, kadang-kadang lebih dari obat induk.

4. Ekskresi

Senyawa obat dan metabolitnya perlu dikeluarkan dari tubuh melalui proses ekskresi, biasanya melalui ginjal (urin) atau di dalam feses. Jika ekskresi tidak berjalan normal, maka akumulasi zat asing dapat mempengaruhi metabolisme.

Ada tiga lokasi utama di mana ekskresi obat terjadi. Ginjal adalah situs yang paling penting dan merupakan tempat produk diekskresikan melalui urin. Ekskresi empedu atau ekskresi fekal adalah proses yang dimulai di hati dan melewati usus sampai produk akhirnya diekskresikan bersama dengan atau feses atau tinja. Metode ekskresi utama terakhir adalah melalui paru-paru (misalnya untuk gas anestesi).

5. Toksisitas

Toksisitas obat, sering bermanifestasi sebagai toksisitas hati dan kardiotoksisitas, adalah alasan utama gesekan obat. Identifikasi potensi toksisitas pada tahap awal dalam penemuan obat dapat menghemat waktu dan biaya pengembangan dan yang paling penting mengurangi kemungkinan kegagalan tahap akhir.


Dawai - Air Mata Di Ujung Sajadah dengan kekuatan do'a


Do'a itu kekuatan, dengan do'a yang tidak mungkin pasti menjadi mungkin atas izin Allah SWT.
Do'a membuat untuk terus semangat dan tidak berputus asa dalam menjalani kehidupan yang terkadang membuat lelah. Karena selalu ada harapan dengan usaha yang diiringi do'a.
Sudah begitu banyak do'a yang dimohonkan kepada Allah SWT dan dikabulkan diwaktu dan saat yang tepat terbaik menurut Allah SWT.
Perjalanan hidup yang telah sampai dititik ini, membuat hati masih harus belajar ikhlas dan ridho untuk yang telah menjadi ketetapan Allah SWT. Pernah ada rasa ingin menyerah karena merasa sendiri, dan ternyata Allah SWT Maha baik. Tidak membiarkan hamba-Nya sendiri dalam berjuang menggapai mimpi dan cita - citanya. Pernah ada dititik yang merasa ini sudah takdirnya dan disaat semuanya diserahkan kepada Allah SWT merasa ringan.

Dengan tahajud bisa seketika mengangkat rasa kesedihan, yang rasanya ya Allah SWT berasa mimpi. Dan ternyata Allah SWT sungguh Maha baik. Allah SWT tidak membiarkan hambanya terus terzalimi dan terfitnah. Hanya menunggu waktu yang tepat Allah SWT tunjukkan apa yang sebenarnya terjadi. Karena setiap hati yang tersakiti oleh manusia keji akan ada balasannya dari Allah SWT.

Sekarang semua terasa ringan untuk dilalui, sebab tujuan sudah berbeda. Tetap jalani hidup dengan si buah hati. Amanah, Anugerah dan rizki utama dari Allah SWT.

Ngaca diri saja untuk mereka yang merasa benar bisa mengambil nya dari ibu yang mengandung, melahirkan dan merawatnya. DImana kalian disaat saya merasa sendiri mengasah, asih, asuh anak saya sendiri. Punya hak dan hukum apa kalian setelah saya mengetahui yang sebenarnya !

Kalian zalim dan fasik, sudah diberi rambu - rambu terus dilawan. Sekarang kalian jalani saja balasan setimpal dari Allah SWT karena Allah SWT Maha adil.

Tidak akan ada perpisahan bila tidak ada yang memutuskan, dan gunting itu bukan ada di saya. Pertanggungjawabkan saja 8 tahun 7 bulan itu dihadapan Allah SWT. Terlihat seperti hal kecil dihadapan anda namun tidak dihadapan Allah SWT. Belum saatnya atau sudah anda rasakan kepedihan itu disaat saya tidak menyadari bahwa itu azab.

Akhirnya saya sadar ternyata Allah SWT tidak pernah meninggalkan hamba-Nya dan Allah SWT selalu bersama orang - orang yang sabar. Saat ini sedang belajar untuk menerima keadaan yang diluar ekspektasi saya sebagai ibu rumah tangga yang sudah mempunyai Visi dan Misi dalam berumah tangga. Seketika rumah tangga itu hancur, mudah bagi Allah SWT untuk menggantikannya dengan yang lebih baik diwaktu terbaik menurut Allah SWT dan hanya Allah SWT yang mengetahui apa yang akan terjadi dikemudian hari.

Segitiga Bermuda dalam dunia farmasi " Berbahaya " atau " Bermain - main " saja

 


Ada segitiga bermuda atau ada cinta segitiga ?

Berbahaya untuk dunia farmasi bila bermain - main didalam segitiga ini. Akibatnya fatal karena nantinya akan kena sendiri akibatnya untuk diri sendiri.

Dari pengalaman yang saya rasakan, ternyata pasangan hidup setelah menikah bila tidak setia merugikan kesehatan saya. Dari saya yang amat sangat menjaga kebersihan diri, setelah menikah dengannya jadi begitu banyak keluhan. Penyakit yang awalnya saya lihat pada pasien itu biasa, ternyata luar biasa !
Saya tipe istri yang tidak suka meletakkan rasa curiga, namun bila telah terbukti mendua. Saya minta yang terbaik dari Allah SWT.

Ternyata kesehatan itu menjadi hal yang sangat berpengaruh didalam kesejahteraan berumah tangga. Sepandai - pandainya menyembunyikan bau bangkai akhirnya terbongkar sendiri. Bila pernikahan itu hanya permainan maka itu GAME buat saya.

Apapun yang direncanakan, mudah bagi Allah SWT membongkar niat dan tujuan yang tidak baik. Tidak perlu membalikkan fakta karena ada Allah SWT. Yang wangi akan tetap wangi di hadapan Allah SWT, dan yang tidak wangi silahkan bercermin saja. Modal nekat bila melakukan hal - hal yang tidak disukai Allah SWT. Berharap untuk kehidupan 20 tahun kedepan, dengan menzalimi amanah dari Allah SWT. Tidak usah berharap kebahagiaan, karena buat saya itu sudah azab saja untuk yang merasakan pedih seperti itu.

Obatnya saja tidak perlu golongan K, malah ada yang jamu. Untuk jenis obat yang lainnya itu bisa dibeli secara bebas. Dan ternyata pasangan yang tidak setia itu merugikan dunia - akhirat.

Pernikahan bukan untuk di jadikan modal berpartai politik. Lupa ya ada Allah SWT yang Maha melihat. Suatu hari nanti di hari perhitungan, akan mengetahui hati seorang istri dan anak yang berusaha mencintai karena Allah SWT.

Hanya untuk klarifikasi saja, atas apa yang saya rasakan hampir 5 tahun lamanya. Musnahkan arsen, narkoba dan seks bebas. Akibatnya bukan hanya pada kalian yang zalim, juga pada mereka yang hanya memikirkan ibadah sendiri - sendiri. Musibah tidak untuk dicari - cari. Dan untuk semua pemimpin negara yang terlibat dalam hancurnya rumah tangga saya, silahkan dipertanggung jawabkan di dunia dan akhirat. Saya dan anak lanang saya tidak mau lagi terzalimi dan terfitnah. Dilanomera Suhelizy anak sah dari pernikahan saya dengan suami pertama saya. Dan saya belum terpikir untuk menikah lagi karena belum bertemu jodoh. Untuk kalian yang mengatakan saya kena gangguan jiwa, saya tekankan perawan sebelum menikah tidak bisa Depresi !

Saya hanya menjaga marwah suami dan rumah tangga untuk istirahat praktek pelayanan apoteker. Karena ada anak lanang yang masih harus saya prioritaskan. Saya hanya tidak mau ini terjadi dirumah tangga yang lainnya di negara Indonesia.

Terimakasih.

apt.Try Sulistya Utami,S.Farm.

" Pelayanan Kefarmasian " hanya untuk profesi apoteker lulusan S.Farm

 

Pelayanan Kefarmasian adalah suatu pelayanan langsung dan bertanggung jawab kepada pasien yang berkaitan dengan sediaan farmasi, dengan maksud mencapai hasil yang pasti untuk meningkatkan mutu kehidupan pasien.
Pelayanan farmasi klinik meliputi: 
1. pengkajian Resep.
2. dispensing.
3. Pelayanan Informasi Obat (PIO). 
4. Konseling.
5. Pelayanan Kefarmasian di rumah (home pharmacy care). 
6. Pemantauan Terapi Obat (PTO).
7. Monitoring Efek Samping Obat (MESO).

Pelayanan Kefarmasian merupakan kegiatan yang terpadu dengan tujuan untuk mengidentifikasi, mencegah dan menyelesaikan masalah obat dan masalah yang berhubungan dengan kesehatan. Tuntutan pasien dan masyarakat akan peningkatan mutu Pelayanan Kefarmasian, mengharuskan adanya perluasan dari paradigma lama yang berorientasi kepada produk (drug oriented) menjadi paradigma baru yang berorientasi pada pasien (patient oriented) dengan filosofi Pelayanan Kefarmasian (pharmaceutical care).

Pelayanan kefarmasian di klinik meliputi 2 (dua) kegiatan, yaitu kegiatan yang bersifat manajerial berupa pengelolaan Obat dan Bahan Medis Habis Pakai dan kegiatan pelayanan farmasi klinik. Kegiatan tersebut harus didukung oleh sumber daya manusia dan sarana dan prasarana.

Ini alasan saya memilih pelayanan kefarmasian, sebab bukan hanya memberikan pelayanan kepada pasien namun juga melakukan pekerjaan kefarmasian yang meliputi :

1. Perencanaan.

2. Pengadaan.

3. Penyimpanan.

4. Pendistribusian.

5. Pemusnahan.

Apoteker dapat berkontribusi dalam perawatan pasien dengan mengoptimalkan penggunaan obat dan meminimalisasi efek obat yang tidak diharapkan dengan cara mengidentifikasi Medication Related Problems (MRPs), memberikan solusi terhadap MRPs, dan mencegah MRPs melalui pelayanan farmasi klinik.

Bentuk penyelesaian apoteker bila terjadi medication error banyak diselesaikan dengan jalan damai dengan pasien selaku konsumen tanpa melalui jalur pengadilan. Dalam pekerjaannya, apoteker dibina dan diawasi oleh Dinas Kesehatan dan IAI (Ikatan Apoteker Indonesia).



Menjadi Apoteker yang mempunyai jati diri

 


" Apoteker Munafik ? "
Tidak boleh ya, karena pasti berdosa dihadapan Allah SWT.
Jadilah apoteker yang dapat dipercaya kata - katanya, bila janji tidak ingkar, bila diberi amanah bisa dipercaya.

Menurut WHO, menjadi apoteker sudah diberi kompetensi seven stars pharmacist. Yaitu :

Care Giver

Apoteker diharapkan mempunyai kepedulian dalam pelayanan kefarmasian. Pakai hati ya agar apoteker selalu di hati. Berikanlah pelayanan yang berintegritas supaya ada kwalitas.

Pembuat Keputusan

Seorang apoteker harus mempunyai kemampuan untuk mengambil keputusan yang rasional. Tidak boleh asal - asalan dalam memberi keputusan, karena setiap keputusan yang diambil beresiko fatal. Pertimbangkan baik buruknya sebelum mengambil langkah dan keputusan, sebab apoteker diharapkan untuk bisa menganalisa dengan cerdas.

Komunikator

Apoteker merupakan posisi yang dapat menjembatani antara dokter dan pasien sehingga apoteker diharapkan memiliki pengetahuan sesuai standard kompetensi dan ada rasa percaya diri untuk berinteraksi dengan masyarakat dan tenaga kesehatan lainnya. Komunikasi yang dilakukan apoteker merupakan komunikasi verbal dan non verbal, serta kemampuan dalam menulis dan mendengarkan.

Pemimpin

Apoteker berada dalam tim multidisiplin atau apoteker berada dalam situasi dimana terdapat sedikit jumlah tenaga kesehatan, apoteker dapat menjadi pemimpin dalam tim atau situasi tersebut. seorang apoteker diharapkan memiliki rasa belas kasihan, empati, mampu mengambil keputusan, mampu untuk berkomunikasi secara efektif, dan kemampuan manajemen untuk menjadi seorang pemimpin.

Manager

Apoteker harus dapat memanajemen sumber daya yang ada, baik sumber daya manusia, sumber daya alam dan sumber daya materi secara efektif. Disisi lain, seorang apoteker juga harus mempunyai kemampuan untuk bersikap nyaman jika dipimpin oleh orang lain baik dari profesional kesehatan lainnya atau manajer yang berasal bukan dari bidang kesehatan. Selain itu, semakin berkembangnya informasi dan teknologi informasi semakin memberikan tantangan bagi seorang apoteker. Seorang apoteker mempunyai tanggungjawab yang lebih besar untuk membagi informasi yang diketahuinya mengenai ilmu kesehatan atau produk kesehatan.

Pembelajaran yang terus menerus untuk menuntut ilmu

Sebagai apoteker, ilmu yang hanya didapatkan saat berkuliah saja tidaklah cukup. Konsep, ilmu dasar dan komitmen menjadi seorang pembelajar yang terus menerus menuntut ilmu harus dimulai saat memasuki perkuliahan dibidang farmasi dan diteruskan disepanjang karir menjadi seorang apoteker. Seorang apoteker harus belajar bagaimana cara terbaik mendapatkan ilmu.

Pengajar

Seorang apoteker mempunyai tanggung jawab untuk membantu pendidikan dan pelatihan dari generasi apoteker selanjutnya. Berpartisipasi sebagai seorang pengajar tidak hanya untuk memberikan pendidikan bagi orang lain, tetapi juga membuat sebuah peluang bagi praktisi dibidang farmasi untuk memperoleh pengetahuan baru dan mengasah keterampilannya.


Dibaca dengan hati !

Mesin Waktu - 8 Tahun 7 Bulan, tidak berakhir sia - sia karena ada Dilanomera

MasyaaAllah Tabarakallah.. Saya akan berbagi pengalaman hidup saya, agar semua bisa mengambil hikmah dari setiap perjalanan didalam pernikah...