Blog apoteker yang ingin menambah ilmu,wawasan,pengetahuan dan pengalaman. Meliputi artikel secara umum yang membuat bahagia dengan suka membaca. Dan menjadikan blog sebagai media menyalurkan hobi membaca, menulis dan sebagai usaha online "content writing". "Apoteker bahagia adalah Apoteker Try"
Thursday, February 8, 2024
Milih kartu Axis karena kuota ada sinyal dan kartu As 545 tidak aktif karena terlupa isi pulsa
Pemilu ada Asas nya, tidak boleh Zalim
Adapun yang dimaknai sebagai pemilu sebagaimana diartikan Pasal 1 angka 1 UU 7/2017 adalah sarana kedaulatan rakyat untuk memilih anggota Dewan Perwakilan Rakyat, anggota Dewan Perwakilan Daerah, Presiden dan Wakil Presiden, dan untuk memilih anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, yang diselenggarakan secara langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
Asas-Asas Pemilu
Terkait asas pemilu, Ketentuan Pasal 2 UU 7/2017 menerangkan bahwa pemilu dilaksanakan berdasarkan asas langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil. Keenam asas pemilu ini dikenal pula dengan akronim “Luber Jurdil”. Adapun makna asas-asas pemilu ini adalah sebagai berikut.
- Asas langsung: rakyat sebagai pemilih mempunyai hak secara langsung memberikan suaranya sesuai dengan kehendak hati nuraninya, tanpa perantara.
- Asas umum: semua warga negara yang memenuhi persyaratan minimal dalam hal usia berhak ikut dalam pemilihan umum, baik memilih atau dipilih.
- Asas bebas: setiap warga negara yang telah memiliki hak memilih diberi kebebasan dalam menentukan pilihannya, tanpa tekanan dan paksaan, sesuai dengan hati nurani dan kepentingannya.
- Asas rahasia: dalam memberikan suara, kerahasiaan pemilih haruslah dijamin alias tidak akan diketahui oleh siapapun dengan cara apapun.
- Asas jujur: dalam menyelenggarakan pemilu, baik penyelenggara serta semua pihak yang terlibat, harus bersikap dan bertindak jujur sesuai dengan peraturan yang berlaku.
- Asas adil: dalam penyelenggaraan pemilu, setiap pihak yang terlibat mendapat perlakuan yang sama serta bebas dari kecurangan pihak manapun.
Anak - anak mempunyai hati yang tulus bila tidak dicoret dengan tinta hitam
Kematian itu mutlak hak Allah SWT
Tidur itu seperti mati
Allah SWT memegang nyawa manusia dalam 2 (dua) macam, yaitu pada saat manusia tidur dan pada saat manusia sudah meninggal dunia. Pada saat Allah SWT memegang nyawa manusia dan nyawa tersebut di tahan oleh Allah, maka manusia tersebut akan meninggal dunia. Sebaliknya, jika Allah memegang nyawa manusia kemudian mengembalikannya, maka Allah SWT masih memberikan kesempatan kepada manusia tersebut untuk memperbaiki diri dengan cara beribadah kepada Allah SWT.
Dikisahkan bahwa ada salah satu Sahabat Rasulullah SAW yang bernama Utsman bin Affan radhiyallahu anhu, beliau tidak pernah menangis saat disebutkan surga dan neraka, namun beliau menangis ketika dikatakan berkaitan dengan kubur. Pada saat Utsman bin Affan radhiyallahu anhu berdiri di sisi kuburan, beliau menangis sampai basah janggutnya, lalu dikatakan kepadanya, ‘Engkau mengingat surga dan neraka tidak menangis, namun untuk ini anda menangis?’ Ia menjawab, ‘Sesungguhnya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda :
Dari penjelasan tersebut di atas dapat kita ambil hikmah, yaitu senantiasa kita selalu Muhasabatun Nafsi (introspeksi diri) sebelum kita beristrirahat tidur. Hendaklah selalu mengingat-ingat apa yang sudah kita lakukan dari bangun tidur sampai dengan sebelum tidur ini. Jangan-jangan dalam keseharian yang kita lakukan ada dosa yang kita perbuat, baik dosa yang kita sengaja, maupun dosa yang tidak kita sengaja. Mudah-mudahan Allah SWT senantiasa menjaga kita dari segala keburukan-keburukan duniawi dan menuntun kita di jalan yang Allah SWT ridhai. (Aamiin)
Membedakan Ujian dan Azab dari Allah SWT
Banyak yang masih kurang memahami dalam membedakan kata ujian dan adzab, yang ditinjau dari sudut pandang musibah atau cobaan secara umum. Kedua kata tersebut sebenarnya memiliki arti yang jauh berbeda, dan menimpa orang yang berbeda pula, meskipun sama-sama terkena musibah atau cobaan.
Yang terkadang manusia sering mengeluh ketika ditimpa musibah atau cobaan. Ada yang bilang, “Allah tak adil, yang kaya makin kaya, yang miskin tetap saja miskin selamanya”. Ungkapan ini sering dilontarkan sebagai bentuk kekesalan atas kekurangan yang ada pada diri manusia, terutama segala hal yang berkaitan dengan ekonomi ataupun yang lainnya.
Sebenarnya, manusia akan naik pangkat dan derajat ketaqwaannya di hadapan Allah bila mereka kuat dalam menghadapi segala musibah, ujian dan cobaan dalam kehidupan ini. Ali bin Abi Thalib pernah berkata: “Allah akan menguji hamba-hamba-Nya dengan berbagai macam ujian berat, juga mencatat segala usaha sebagai bentuk ibadah dan mengujinya dengan berbagai macam cobaan. Tujuannya adalah agar manusia tak memiliki hati yang sombong, selalu rendah hati, juga sebagai kunci mendapatkankan anugerahnya dan membuka pintu pengampunan-Nya.
Bila manusia memahami segala cobaan hidup yang ia rasakan merupakan proses pendewasaan diri agar selalu menjadi pribadi yang lebih baik maka ia akan selalu berusaha dan berdo’a serta selalu berpikiran positif kepada-Nya. Ketika seorang hamba bisa memahami antara kedua kata tersebut, sebenarnya manusia itu bisa memahami, mereka itu sedang di uji atau diberikan adzab.
Ujian
Ujian merupakan musibah yang menimpa orang-orang yang beriman dan rajin beribadah. Dengan tujuan untuk menguji ke istiqomahanmu dan menguatkan keyakinannya. Dalam Al-Quran, Allah berfirman bahwa kita jangan mengaku dulu beriman sebelum kita diberikan ujian yang berat, seperti sakit, kurangnya harta, takut akan kelaparan, fitnahan, cacian, makian dan sebagainya. Allah Subhanahu wa Ta'ala, berfirman.
“Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (yang sebenar-benarnya). Dan hanya kepada Kamilah kamu dikembalikan.”(QS. Al-Anbiya: 35)
Duniaini adalah medan perjuangan seorang mukmin untuk menjadikan manusia sebaik-baik hamba, yang dinilai dari amalnya. Allah Subhanahu wa Ta'ala, berfirman.
“Maha Suci Allah yang di tangan-Nyalah segala kerajaan, dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu. Yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun.” (QS. Al-Mulk: 1-2).
Syarat agar lulus dalam ujian yang diberikan AllahSubhanahu wa Ta'ala, kita harus ikhlas menerimanya dan sabar serta tawakal dalam menjalani semua ujian yang diterimakan. Meskipun sangat berat, tapi kita tidak meninggalkan ibadah, amal sholeh dan justru kita semakin giat lagi beribadahnya. Kita juga tidak boleh kesal ketika menerima ujian dan seharusnya bersyukur karena Allah Subhanahu wa Ta'ala masih menganggap kita sebagai hamba-Nya dengan cara diberikan ujian. Tapi jika sebaliknya, ketika kita tidak beribadah dan ingkar ketika mendapatkan ujian, berarti kita gagal.
Adzab
Adzab adalah cobaan yang menimpa orang-orang yang selalu melalaikan kewajibannya dalam beribadah kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala. Tujuannya yaitu sebagai peringatan agar kita mau bertobat dan kembali lagi beribadah kepada-Nya, serta menyesali segala perbuatannya.
Sebagai seorang muslim, tentu kita yakin dengan adzab dan nikmat di kubur. Hukum asalnya adzab dan nikmat kubur ini adalah perkara yang ghaib, meskipun hal ini adalah perkara ghaib, kita sebagai orang yang beriman tetap meyakini dan membenarkan adzab dan nikmat kubur. Allah Subhanahu wa Ta'alaberfirman dalam Al-Qur’an Surat Al Mu’min : 45-46.
“Dan Fir’aun beserta pengikutnya dikepung oleh adzab yang sangat buruk. Kepada mereka dinampakkan neraka pada pagi dan petang, dan pada hari terjadinya kiamat (dikatakan kepada mereka): “Masukkan Fir’aun dan kaumnya ke dalam adzab yang sangat keras.”
Jadi ketika kamu sedang rajin-rajinnya maksiat, tidak beribadah, lalu datang musibah, jangan sebut itu ujian, tapi itu adalah adzab sekaligus peringatan buat kamu. Masih untung kalau kamu diberi kesempatan hidup karena masih ada waktu untuk memperbaiki diri, tapi jika sudah tidak diberi kesempatan lagi, bagaimana nasib kita kelak di akhirat nanti.
Namun ada kesamaan antara adzab dan ujian, yaitu dua hal ini sama-sama bentuk kasih sayang Allah kepada kita agar selalu senantiasa beribadah dan beramal sholeh kepada-Nyam jangan pernah melupakanNya dan hobi untuk berbuat kebaikan, baik terhadap dirinya sendiri, orang lain maupun Allah Subhanahu wa Ta'ala.
Allah memberikan kamu peringatan dengan memberikan musibah, cobaan dan ujian agar kamu bertobat dan kembali ke jalan-Nya. Apakah itu bukan bentuk kasih sayang Allah?, kepada kita karena kita sudah diingatkan, dan sebenarnya peringatan yang disampaikan Allah kepada hambanya sudah sangat banyak, namun terkadang manusia enggan untuk memahami dan menyadarinya. Allah Subhanahu wa Ta'alamengingatkan kita dalam firman-Nya.
“Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih".(Qs. Ibrahim : 7).
wallahu a'lam bisshowab.
Semua manusia yang bernyawa pasti melalui Sakaratul Maut
Hadits Ini Ungkap Pedihnya Sakaratul Maut yang Juga Dialami Rasulllah SAW
Kedua, kondisi Rasulullah SAW yang semakin melemah
Dari Anas bin Malik -raḍiyallāhu 'anhu- dia berkata, "Ketika sakit Nabi -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- semakin parah, maka beliau pun diliputi kedukaan (menghadapi sakaratul maut). Lantas Fatimah -raḍiyallāhu 'anhā- berkata, "Kesukaran yang ayahanda rasakan." Kemudian beliau bersabda, "Ayahmu tidak akan menderita lagi sesudah hari ini." Selanjutnya setelah beliau wafat, Fatimah berkata, "Wahai ayahandaku yang telah memenuhi panggilan Rabbnya! Wahai ayahandaku, Surga Firdaus adalah tempat kediamannya. Wahai ayahandaku, kepada Jibril kami sampaikan berita wafatnya!" Setelah beliau dikebumikan, Fatimah -raḍiyallāhu 'anhā- berkata, "Apakah sampai hati kalian semua menaburkan tanah di atas jasad Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam-? (HR Bukhari no 4103)
Ketiga, Rasulullah SAW pun mengalami kepedihan ketika sakaratul maut
Dari Aisyah dia berkata, “Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam wafat sedangkan beliau berada di antara dagu dan leherku. Maka setelah wafat beliau, selamanya aku tidak pernah takut dengan pedihnya kematian siapapun.'
Semoga kita yang menjadi bagian dari umat Rasulullah. Ketika menghadapi sakaratul maut diringankan dan tidak lebih sulit dari Rasulullah SAW.
Dibaca dengan hati !
Mesin Waktu - 8 Tahun 7 Bulan, tidak berakhir sia - sia karena ada Dilanomera
MasyaaAllah Tabarakallah.. Saya akan berbagi pengalaman hidup saya, agar semua bisa mengambil hikmah dari setiap perjalanan didalam pernikah...
-
Urusan hutang piutang telah diatur dalam Islam, sebab persoalan ini bukan hanya dilakukan orang yang kurang mampu saja melainkan...
-
Obat Wajib Apotek “ Obat dengan penanda huruf K dalam lingkaran merah, yang dikenal dengan Obat Keras, seharusnya hanya dapat diserahkan...
-
Alhamdulillah..mahar itu kerelaan calon istri jadi untuk saya dikala itu, karena memang sudah ada rencana akan menikah setahun setelah memul...