Tuesday, February 27, 2024

80% penyebab perceraian karena faktor keluarga dan 99% karena Arsen

Sebab-Sebab Perceraian Diperbolehkan Menurut Islam

Berikut adalah sebab-sebab perceraian diperbolehkan dalam Islam:

1. Hubungan antara suami dan istri tidak harmonis. Artinya kehidupan pernikahan suami istri jauh dari tujuan pernikahan itu sendiri, yakni mewujudkan kehidupan yang tentram dan penuh kasih sayang. Allah berfirman dalam surat Ar-rum ayat 21, yang artinya:

“Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya,  ialah Dia menciptakan untukmu istri-istri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan di antaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir.” (QS. ar-Rum: 21).

2. Karena sakit yang diderita istri/suami sehingga menghalangi persetubuhan. Kondisi seperti ini tidak mewujudkan yang diajarkan dalam Islam, yakni bahwa perkawinan merupakan cara yang terhormat dan sah untuk penyaluran nafsu seksual. Dalam ajaran Islam perkawinan menghalalkan hubungan laki-laki dan perempuan sebagai suami dan istri. Allah SWT Berfirman dalam surat Al-Baqarah ayat 223, yang artinya:

“Istri-istrimu adalah ( seperti ) tanah tempat bercocok tanam, maka datangilah tanah tempat bercocok tanam itu bagaimana saja yang kamu kehendaki.” (QS. al-Baqarah: 223).

3. Tidak diperoleh keturunan, padahal Allah menciptakan manusia dengan disertai naluri berkeinginan memiliki keturunan. Allah SWT berfirman dalam surat Ali Imran ayat 14, yang artinya:

“Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini yaitu wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak, …” (QS. Ali Imran: 14).

Al - Quran sebagai pedoman hidup

Al-Qur'an Sebagai Pedoman Hidup

Al-Qur'an Diturunkan Allah SWT Sebagai Pedoman Hidup Setiap Muslim, oleh karena itu Al-Qur'an harus senantiasa dibaca, dipelajari, dipahami maknanya dan dijadikan dasar dalam kehidupan sehari-hari.

Al-Qur'an bagi orang Islam adalah pedoman hidup, sumber segala hukum yang harus diikuti dalam hidupnya. Aturan apapun dan pendapat atau fatwa ulama manapun tidak boleh bertentangan dengan Al-Qur'an. Dan jika ada perbedaan pendapat diantara umat Islam termasuk pendapat para ulama harus kembali kepada Al-Qur'an agar umat Islam tidak saling menyalahkan.

Al-Qur'an sebagai pedoman hidup memberikan petunjuk lengkap terhadap aturan-aturan hidup manusia yang dapat menciptakan kehidupan yang nyaman, bahagia dan sejahtera. Aturan yang paling inti adalah kewajiban kepada setiap individu untuk menjaga keselamatan agama, agama Allah, jiwa (nyawa), akal, keturunan dan harta.

Dalam rangka menjaga keselamatan hal-hal tersebut kemudian dirinci penjelasannya dalam berbagai ayat. Hal ini dijelaskan oleh ayat Al-Qur'an sendiri. “Bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan Al-Qur'an sebagai petunjuk, bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu serta pembeda antara yang hak dengan yang batil.” (QS. Al-Baqarah: 185).

Penjelasan ayat-ayat tersebut hampir setiap hal yang dibutuhkan petunjuk oleh manusia. Misalnya bagaimana manusia hidup berkeluarga. Hal ini diatur mulai dari hubungan bersuami istri, kehidupan dengan anak-anaknya, mulai dari kewajiban mendidik sampai pada harta warisan. Bagaimana manusia agar hidup bermartabat, selain keharusan berakhlak yang baik, Al-Qur'an juga memerintahkan agar manusia belajar untuk meningkatkan kualitas hidupnya (QS. Al-Qalam: 1-5 dan Al-Mujadalah: 11).

Hal yang paling penting lagi adalah ketika Al-Qur'an telah disepakati sebagai pedoman hidup umat Islam, maka semua hal dalam kehidupan umat Islam harus menjadikan Al-Qur'an sebagai pedomannya. Termasuk, ketika ada perbedaan pendapat di kalangan umat Islam sendiri dalam menerjemahkan Al-Qur'an dan hadis Nabi, termasuk dalam hal hukum fikih, kita harus kembali kepada Al-Qur'an. jika terjadi perbedaan diantara kamu maka kembalilah kepada Allah (Al-Qur'an) dan Rasul (hadis). Paling tidak pesan Al-Qur'an "agar umat Islam bersatu dan jangan berpecah belah" (Ali Imran: 103) dan "sesungguhnya orang-orang mukmin adalah bersaudara" (QS. Al-Hujurat: 10).


Musibah menurut Islam


Musibah itu ujian iman atau azab Allah SWT?

Musibah tak lekang dalam cerita hidup setiap insan. Dari luka ringan hingga kesedihan mendalam menjadi warna-warni kehidupan. Namun tidak semua musibah diberikan sebagai ujian keimanan yang dapat meningkatkan derajat serang hamba di sisi-Nya. Ada kalanya, musibah datang berupa azab akibat dosa yang dilakukan hamba. Dari dua jenis ini, mana yang sering kamu alami?

1. Musibah Berupa Ujian

Jika musibah yang dialami seorang hamba sebagaimana yang dialami para nabi dan Rasul, maka musibah tersebut merupakan ujian yang diberikan Allah SWT. Tujuan diberikannya ujian yakni untuk meninggikan derajat, menambah pahala, serta agar seorang hamba dapat bersabar. Contoh jenis ujian ini yakni ditimpa penyakit, tidak diberi keturunan, dan sebagainya. Semakin tinggi derajat seorang hamba, semakin berat ujian yang didapatkan. Karena itulah para nabi dan rasul merupakan orang-orang yang paling berat ujiannya.

Dari Mush’ab bin Sa’id, dari ayahnya, ia berkata, “Wahai Rasulullah, manusia manakah yang paling berat ujiannya?” Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, “Para Nabi, kemudian yang semisalnya dan semisalnya lagi.” (HR. At Tirmidzi, Ibnu Majah, Ad Darimi, dan Ahmad).

2. Musibah Akibat Dosa

Musibah tidak hanya datang berupa ujian yang dapat meningkatkan derajat seorang hamba. Ada pula musibah yang datang akibat dosa yang dilakukan hamba. Sebagaimana yang difirmankan Allah SWT dalam Al Qur’an,

“Barang siapa yang melakukan keburukan (maksiat). maka dia akan mendapatkan balasan karena keburukan yang telah dilakukannya.” (QS. An Nisa: 123).

Allah SWT juga berfirman,

“Dan apa saja musibah yang menimpa kamu maka itu disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri, dan Allah memaafkan sebagian besar (dari kesalahan-kesalahanmu).” (QS. Asy Syura: 30).

Dengan diberikannya musibah ini, maka seseorang diharapkan dapat beristighfar dan bertaubat dari dosa-dosanya. Allah SWT memberi peringatan berupa musibah agar seseorang mendekatkan diri, mengakui dan menangisi dosa-dosa yang ia lakukan. Karena itulah saat mendapat musibah, hendaklah segera introspeksi diri, dosa apa yang telah dilakukan, lalu segera bertaubat darinya. Selain datang akibat dosa, musibah jenis ini pula dapat bermakna azab yang disegerakan di dunia. Dengannya, seseorang mendapat balasan atas dosa-dosanya dengan musibah yang dialami di dunia dan bukan di akhirat. Namun hanya orang-orang yang Allah SWT kehendaki saja yang mendapat hal ini. Merekalah orang-orang pilihan yang dicintai Allah SWT.

Rabb Ar Rahim berfirman,

“Jika Allah menginginkan kebaikan pada hamba, Dia akan segerakan hukumannya di dunia. Jika Allah menghendaki kejelekan padanya, Dia akan mengakhirkan balasan atas dosa yang ia perbuat hingga akan ditunaikan pada hari kiamat kelak.” (HR. At Tirmidzi).

Dua jenis musibah yang sama-sama menyusahkan, menyakitkan, menimbulkan kesedihan, kegalauan, dan segala macam duka, ternyata dapat bermakna beda. Namun apapun bentuk musibah tersebut, entah itu ujian ataupun azab, entah itu untuk menaikkan derajat ataupun akibat dosa, semua musibah hendaklah disikapi dengan sabar dan mendekatkan diri kepada Allah SWT.

Harapkanlah pahala dari setiap musibah yang dialami. Harapkanlah bantuan Allah SWT untuk melaluinya, serta harapkanlah gugurnya dosa-dosa dari musibah tersebut. Mengingat tidaklah musibah yang menimpa seorang muslim, pasti akan menggugurkan dosa. Sebagaimana sabda Rasulullah SAW :

“Tidaklah menimpa seorang mukmin berupa rasa sakit (yang terus menerus), rasa capek, kekhawatiran, kesedihan, kesusahan hati atau sesuatu yang menyakiti, sampai duri yang menusuknya melainkan akan dihapuskan dosa-dosanya.” (HR. Al Bukhari dan Muslim).

Semoga Allah SWT memberikan bantuan di setiap musibah yang kita alami. Semoga Allah SWT membalas segala kesedihan dengan pahala. Semoga Allah SWT menjadikan setiap kegalauan sebagai penghapus dosa. Semoga Allah SWT mengganti setiap luka dengan surga. Semoga segala musibah yang diberikan-Nya dapat meningkatkan keimanan dan mendekatkan diri kepada Allah SWT. 

Kebaikan dalam Islam

Kebaikan akan Menghapus Keburukan

Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda, bertaqwalah kepada Allah dimanapun engkau berada, dan hendaknya setelah melakukan kejelekan engkau melakukan kebaikan yang dapat menghapusnya. Serta bergaulah dengan orang lain dengan akhlak yang baik.(HR. Ahmad 21354, dan  Tirmidzi 1987).

Sifat orang bertaqwa adalah yang keimanan, aqidah, amal zahir dan amal-amal batinnya berbanding lurus. Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam  memerintahkan dan mewasiatkan untuk konsisten dalam bertaqwa, dimana pun berada, kapan pun dan dalam keadaan apapun.

Nabi Muhammad SAW setelah menyebutkan haq Allah SWT dalam wasiat taqwa yang mencakup aqidah, amal batin dan amal zhahir, beliau menyebutkan :

“Bergaullah dengan orang lain dengan akhlak yang baik”

Yang paling pertama dari akhlak yang baik adalah anda tidak mengganggu orang lain dalam bentuk apapun, dan engkau pun terjaga dari gangguan dan kejelekan mereka. Setelah itu anda bermuamalah dengan mereka dengan perkataan dan perbuatan yang baik.

Bentuk akhlak baik yang lebih khusus adalah menjaga etika, tidak merendahkan dan melecehkan kehormatan orang,  lemah lembut kepada orang lain, tutur kata yang lembut, perkataan yang nyaman didengar lawan bicara, memberikan rasa bahagia kepada lawan bicara, dsb. Kebaikan tersebut tidak hanya dilakukan kepada orang yang sepemahaman dalam agama, sekelompok, sehabitat, sehoby, sejenis dan lain-lain.

Monday, February 26, 2024

Bagaimana cara apoteker Try menjalankan 5P di Apotek

Kota Jambi, Senin 26 Februari 2024

Semangat Senin ya.. Dengan pengalaman kerja praktek profesi apoteker saya di apotek swasta selama 4 tahun. Lebih dominan dalam 5P, namun tetap ada juga memberikan pelayanan kefarmasian PIO dan Konseling. 

Saya sudah punya SOP untuk apotek, hanya saja sudah tidak menyimpan filenya dalam bentuk apapun. Karena buat saya, SOP itu bisa terus diperbaharui dengan melakukan evaluasi di setiap periode. Tergantung kebutuhan tempat kerja praktek masing - masing. 

1. Perencanaan barang di apotek. 

Sediakan buku perencanaan barang apotek (BPBA) . Jadi, setiap kebutuhan barang - barang apotek di catat di BPBA. Bila menggunakan sistem komputer, pakailah program yang bisa menghitung ketersediaan barang di apotek. Jumlah barang masuk dan keluar setiap harinya, sehingga bisa dianalisa berapa kebutuhan / hari. Dan lihat barang - barang yang fast moving atau yang memang harus di stock minimal 1 item. Jumlah pesanan disesuaikan dengan budget apotek. Karena bila perencanaan bisa terencana dengan teratur, pasti administrasi apotek itu rapi. Gunakan analisa CEA, CUA dan CMA. 

2. Pengadaan barang di apotek.
 
Pilihlah PBF yang legal dan ada izinnya. Karena menjamin kwalitas barang apotek aman dari pemalsuan. Biasanya akan ada beberapa PBF menyediakan barang apotek yang sama, analisa saja PBF mana yang bisa memberi banyak keuntungan. Seperti tempo pembayaran, diskon barang apotek dan berapa lama barang apotek yang dipesan bisa datang. Perhatikan bila ada diskon atau promo, apakah barang tersebut ada kadaluarsa nya. Berapa lama barang apotek bisa habis. Jadi, untuk menstock barang di apotek tidak boleh asal stock. Pertimbangkan cash flow, sehingga bisa mendapatkan margin yang optimal. 

3. Penyimpanan barang di apotek.
 
Gunakan ilmu farmasi FIFO dan FEFO. Disusun sesuai rak yang disediakan. Perhatikan LASA dan gunakan kartu stock. Menurut saya pakai metode " cuci piring ", setiap barang yang keluar di pisahkan dahulu sebelum dihitung kembali sisa nya. Biasanya yang sering terjadi selisih sediaan obat tablet dan kapsul yang / box. Bisa salah gunting jumlah pemberian. Untuk barang apotek yang dekat dengan tanggal kadaluarsa pisahkan dan bila bisa diretur, langsung diretur ke PBF nya. 
Simpan copy surat pesanan dan faktur dengan rapi, sehingga bila diperlukan mudah untuk dicari. 

4. Pendistribusian barang di apotek. 

Distribusikan barang apotek berdasarkan kebutuhan pasien / customer, dokter tempat praktek dengan kwalitas aman sesuai SOP. Ada barang apotek yang memerlukan resep sebagai arsip yang nantinya akan jadi laporan ke BPOM. Distribusikan secara tepat kepada konsumen dengan memberikan pelayanan kefarmasian. 

5. Pelaporan barang di apotek.
 
Untuk pelaporan ada barang - barang yang harus dilaporkan setiap bulannya ke BPOM dan Dinkes terkait. 

Akibat Khianat dalam Islam

Perbuatan Khianat adalah Penyebab Kesulitan Hidup

Ada satu jenis lagi perbuatan yang menyebabkan kesulitan hidup di dunia bahkan di akhirat yaitu : KHIANAT. 

Para pemegang amanah itu tidak menjalankan amanat sebaik-baiknya tetapi tragisnya dilain pihak mereka terus berusaha mempertahankan amanat yang diberikan kepadanya dengan berbagai cara, Walhasil ketika perbuatan khianat itu terbuka hijabnya yang selama ini tertutupi, maka tidak saja dirinya yang hancur karena malu, hilang martabat dan hartanya, hancur pula perasaan keluarga dan orang-orang disekelilingnya.

Allah SWT berfirman :

“ Hai orang-orang beriman, janganlah kamu mengkhianati Allah dan Rasul (Muhammad ) dan juga janganlah kamu mengkhianati amanat-amanat yang dipercayakan kepadamu, sedang kamu mengetahu (Al Anfaal : 27).

Allah SWT berfirman :

“ Dan sesungguhnya Allah tidak meridhai tipu daya orang yang berkhianat (QS Yusuf : 52)

Maksudnya Allah SWT tidak akan memberikan petunjuk kepada orang yang khianat atas amanat yang dibebankan kepadanya. Ini berarti bahwa Allah SWT akan membeberkan aibnya pada akhir nanti dengan dijauhkannya hidayah dari Allah SWT. 

Allah SWT berfirman :

Akan tetapi jika (tawanan-tawanan itu ) bermaksud hendak berkhianat kepadamu, maka sesugguhnya mereka telah berkhianat kepada Allah sebelum ini, lalu Allah menjadikan(mu) berkuasa terhadap mereka. Dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha bijaksana (Al Anfaal : 71).

Khianat akibatnya akan jelek dalam segala hal. Bahkan dalam suatu kondisi akan lebih jelek dari yang lainnya. Orang yang berkhianat dalam suatu hutan , tidak sama dengan orang yang berkhianat terhadap sanak saudara, harta dan melakukan pebuatan-perbuatan dosa besar.

Rasulullah SAW bersabda,” Tanda-tanda orang munafik itu ada tiga; jika ia berbicara akan berdusta, jika berjanji ia mengingkari dan jika dipercaya , ia akan berkhianat (HR Bukhari dan Muslim). 

Sunday, February 25, 2024

Ciri orang beriman menurut Al - Quran

Ciri-ciri Orang Beriman dalam Al-Qur'an, Bukan Cuma Rajin Sholat

Ciri-ciri orang beriman adalah mereka yang khusyuk dalam sholatnya, menghindari perbuatan yang sia-sia, membayar zakat, dan mereka yang memelihara diri dari perbuatan zina. 

Dapat disimpulkan bahwa seseorang dinyatakan beriman bukan hanya percaya terhadap sesuatu, melainkan kepercayaan itu mendorongnya untuk mengucapkan dan melakukan sesuatu sesuai dengan keyakinan. Jadi, iman bukan hanya dipercayai atau diucapkan tetapi juga menyatu dalam diri lewat perbuatan.

Iman kemudian terbagi ke dalam enam perkara yang disebut dengan rukun iman. Di antaranya ada percaya kepada Allah SWT, malaikat, hari akhir, kitab-kitab, nabi atau rasul. dan takdir yang baik maupun buruk.

Seorang muslim yang beriman dan taat pada perintah Allah SWT akan senantiasa mendapat perlindungan. Naungan perlindungan serta nikmat dan keberkahan akan senantiasa dilimpahkan pada hamba yang dicintai Allah SWT.

Ciri Orang yang Dicintai Allah SWT

1. Beriman kepada Allah SWT

Salah satu ciri paling mencolok dari orang-orang yang dicintai oleh Allah adalah kekuatan iman mereka. Mereka memiliki keyakinan yang teguh dalam ajaran-ajaran agama Islam dan tidak goyah dalam keyakinan mereka kepada Allah SWT.

Orang-orang seperti ini selalu mengandalkan Allah dalam segala aspek kehidupan mereka dan tidak terpengaruh oleh keragu-raguan atau cobaan.

Rasulullah SAW bersabda, "Tidak ada suatu pun yang lebih mulia di sisi Allah melebihi seorang mukmin." (HR Ath-Thabrani)

Ciri-ciri orang yang beriman yaitu selalu berjihad di jalan Allah SWT, selalu mendirikan salat dan menginfaqkan hartanya, dan mencintai mukmin yang lainnya.

Selain dicintai oleh Allah SWT, seseorang yang beriman akan mendapatkan beberapa keutamaan seperti mendapatkan jaminan keselamatan dari Allah SWT, mendapatkan rahmat-Nya, mendapatkan keberuntungan yang besar serta nikmat lainnya yang tak dapat diukur dengan nalar manusia.

2. Bertakwa kepada Allah SWT

Allah SWT mencintai hamba-Nya yang bertakwa kepada-Nya. Perintah untuk bertakwa telah disampaikan Allah SWT dan Rasul-Nya baik dalam Al-Qur'an maupun hadits.

Beberapa ciri-ciri orang yang bertakwa kepada Allah SWT yaitu beriman kepada Allah SWT, hari akhir, malaikat, kitab-kitab suci, dan kepada Nabi, memberikan harta kepada yang membutuhkan serta amalan lainnya.

Dengan bertakwa, maka seseorang akan mendapatkan pertolongan dan perlindungan dari Allah SWT, mendapatkan tempat kembali di surga.

3. Mencintai Allah SWT dan Rasul-Nya

Mencintai Allah SWT dan Rasul-Nya merupakan salah satu bentuk beribadah kepada-Nya dan merupakan perbuatan yang dicintai Allah SWT.

Rasulullah SAW bersabda, "Sesungguhnya Allah jika mencintai seorang hamba, maka Dia memanggil malaikat Jibril dan berkata: "Wahai Jibril, aku mencintai orang ini maka cintailah dia!" Maka Jibril pun mencintainya, lalu Jibril mengumumkannya kepada seluruh penduduk langit dan berkata: "Wahai penduduk langit, sesungguhnya Allah mencintai orang ini, maka cintai pulalah dia oleh kalian semua, maka seluruh penduduk langit pun mencintainya. Kemudian orang itu pun dicintai oleh segenap makhluk Allah di muka bumi ini." (HR Bukhari). 

4. Berserah Diri kepada Allah SWT (Tawakal)

Berserah diri kepada Allah SWT atau bertawakal merupakan salah satu tindakan yang dicintai Allah SWT.

Dengan bertawakal, seseorang akan diberikan kemudahan oleh Allah SWT, akan dilimpahkan rezeki dan diberikan pertolongan oleh Allah SWT.

5. Takut kepada Allah SWT

Memiliki rasa takut kepada Allah SWT akan memberikan seseorang untuk memperbanyak amal sholehnya, mengerjakan seluruh perintah Allah SWT, dan menghindari segala larangannya. Maka dari itu, Allah SWT mencintai hamba-Nya yang takut kepada-Nya.

Selain dicintai Allah SWT, seseorang akan mendapatkan beberapa keutaman seperti mendapatkan kemenangan dari Allah SWT dan dijauhkan dari perbuatan tercela.

6. Jihad di Jalan Allah SWT

Dikutip dari buku Jihad: Makna dan Hikmah karya Rohimin, Allah SWT akan mencintai hamba-Nya yang berjihad di jalan-Nya.

Dibaca dengan hati !

Mesin Waktu - 8 Tahun 7 Bulan, tidak berakhir sia - sia karena ada Dilanomera

MasyaaAllah Tabarakallah.. Saya akan berbagi pengalaman hidup saya, agar semua bisa mengambil hikmah dari setiap perjalanan didalam pernikah...