Friday, March 8, 2024

Merawat jahitan lahiran setelah melahirkan

6 Cara Merawat Jahitan setelah Melahirkan agar Cepat Sembuh

Jahitan setelah melahirkan normal diperlukan untuk menutup luka robek yang terjadi di vagina dan jaringan sekitarnya. Nah, untuk mempercepat proses penyembuhan dan meredakan rasa tidak nyaman, luka jahitan perlu dirawat dengan baik. Lantas, bagaimana cara merawatnya?

Prosedur penjahitan luka robek setelah melahirkan merupakan tindakan yang cukup sering dilakukan. Robekan yang terjadi bisa dipicu oleh beragam faktor, mulai dari pertama kali melahirkan normal, posisi bayi saat dilahirkan, ukuran tubuh bayi cukup besar, hingga penggunaan forsep atau vakum selama persalinan.

Tips Mempercepat Penyembuhan Jahitan Setelah Melahirkan

Untuk mempercepat proses penyembuhan luka jahitan setelah melahirkan sekaligus meringankan rasa tidak nyaman dan mencegah komplikasinya, ada beberapa cara yang bisa Anda lakukan, yaitu:

1. Kompres dingin area luka jahitan

Buatlah kompres dingin dari es batu yang dibungkus kain dan tempelkan kompres tersebut pada area jahitan selama sekitar 10 menit. Lakukan beberapa kali setiap harinya. Suhu dingin dari kompres ini dapat meringankan bengkak dan nyeri di area sekitar jahitan.

Berikan jeda setidaknya 1 jam sebelum menempelkan kompres kembali. Selain itu, hindari menempelkan es batu secara langsung pada kulit karena justru bisa menambah rasa nyeri.

2. Bersihkan luka dengan air hangat

Guna mencegah infeksi pada luka, Anda dianjurkan untuk mandi dan membersihkan area luka jahitan dengan air hangat setiap harinya. Namun, pastikan area tersebut benar-benar kering setelahnya. Selain itu, pastikan juga air yang digunakan tidak terlalu panas.

Untuk mengeringkan luka setelah dibersihkan, Anda bisa menepuk-nepuknya secara perlahan dengan kain atau handuk berbahan halus hingga kering atau menggunakan hair dryer.

Bila Anda menggunakan hair dryer, pastikan suhunya diatur dengan kekuatan terendah dan berikan jarak sekitar 20 cm dari kulit vagina. 

3. Gunakan air hangat saat buang air kecil

Saat buang air kecil, area jahitan akan terasa perih. Agar tidak terlalu perih, Anda bisa membasuh area vagina dengan air hangat saat buang air kecil. Selain mengurangi rasa perih, air hangat tersebut juga dapat membersihkan area jahitan.

Jangan lupa untuk mengeringkan vagina setelahnya dengan tisu atau kain berbahan lembut dari arah depan ke belakang untuk mencegah infeksi.

4. Jaga kebersihan tangan

Selalu cuci tangan dengan sabun atau pembersih antibakteri sebelum membersihkan area vagina, termasuk saat mandi, mengganti pembalut, serta buang air kecil maupun buang air besar. Hal ini penting dilakukan untuk menghindari infeksi.

5. Ganti pembalut secara berkala

Ibu yang baru melahirkan perlu rajin mengganti pembalut, yaitu sekitar 2–4 jam sekali selama perdarahan nifas berlangsung. Hal ini penting agar jahitan di vagina terhindar dari infeksi dan cepat sembuh.

Jenis pembalut yang memberi sensasi dingin boleh Anda gunakan, tetapi pastikan produk pembalut tidak menggunakan pewangi, tidak menimbulkan alergi (hipoalergenik), dan memiliki pH seimbang. Penggunaan tampon sebaiknya dihindari selama 6 minggu pertama setelah melahirkan.

6. Perbanyak konsumsi serat

Ibu yang baru melahirkan biasanya tidak buang air besar selama beberapa hari. Namun, Anda tetap perlu waspada, sebab kondisi ini bisa berkembang menjadi sembelit. Untuk mencegahnya, konsumsi makanan berserat, seperti buah dan sayuran, serta perbanyak minum air putih.

Jika buang air besar lancar, risiko jahitan terlepas akibat mengejan terlalu keras pun bisa berkurang. Meski pada kenyataannya, jahitan setelah melahirkan jarang sekali terlepas.

Selain beragam cara di atas, Anda juga perlu mengetahui kegiatan apa saja yang perlu dihindari setelah melahirkan, misalnya mengangkat benda berat atau naik-turun tangga. Hindari melakukan kegiatan tersebut untuk mencegah jahitan terbuka kembali dan mempercepat proses penyembuhannya.


Mengenal pelayanan bidan di masyarakat

Bidan, Mengenal Peran dan Fungsinya dalam Masyarakat sebagai Tenaga Kesehatan

Peran bidan bagi kesehatan wanita tidak hanya terbatas pada membantu proses persalinan. Seorang bidan juga memiliki peran penting lain, seperti memberikan konseling dan pelayanan terkait kontrasepsi pada wanita. Dalam melakukan tugasnya, bidan dapat bekerja di Puskesmas, rumah sakit, atau di tempat praktik mandirinya.

Bidan merupakan tenaga kesehatan yang membantu menangani dan menjaga kesehatan wanita, termasuk ibu hamil, menyusui, dan bayi. Berkat bantuan bidan, ibu bisa melahirkan bayi dengan selamat serta terhindar dari risiko persalinan.

Beberapa Peran Bidan dan Kompetensinya

Bidan memiliki banyak tugas. Secara umum, peran bidan adalah membantu wanita sejak masa kehamilan hingga melahirkan. Jika dijabarkan secara lebih terperinci, berikut ini adalah tugas seorang bidan:

  • Melakukan pemeriksaan selama masa kehamilan, termasuk memantau kesehatan fisik dan psikis ibu hamil
  • Menyediakan layanan konsultasi tentang perencanaan keluarga berencana dan perawatan sebelum kehamilan
  • Memberi saran terkait konsumsi makanan, kegiatan olahraga, obat-obatan, dan kesehatan secara umum kepada ibu hamil
  • Membantu ibu hamil dalam merencanakan kelahiran
  • Memberikan pendampingan untuk menguatkan emosional dan mendukung proses persalinan ibu hamil
  • Memberikan pengetahuan yang cukup kepada para ibu mengenai kehamilan, kelahiran, dan perawatan bayi
  • Membimbing ibu hamil selama proses melahirkan bayi
  • Merujuk ibu hamil dengan masalah kesehatan atau komplikasi kehamilan ke dokter kandungan

Di Indonesia, peran bidan diatur dalam undang-undang. Pelayanan kesehatan yang diberikan bidan untuk para wanita dimulai dari masa kehamilan hingga setelah melahirkan. Untuk lebih spesifik, berikut adalah beberapa pelayanan yang diberikan oleh bidan:

  • Pelayanan pada masa kehamilan normal berupa pemeriksaan kehamilan dan kesehatan janin
  • Pelayanan pada masa persalinan
  • Pelayanan pada masa nifas
  • Pertolongan pertama kegawatdaruratan untuk ibu hamil, bersalin, nifas, termasuk rujukan bila diperlukan
  • Pelayanan kebidanan dan deteksi dini kasus risiko dan komplikasi pada masa kehamilan, masa persalinan, setelah persalinan, nifas, serta kasus keguguran

Selain itu, peran bidan untuk kesehatan anak meliputi pelayanan kesehatan bayi baru lahir, bayi, anak balita, dan anak prasekolah. Lalu, untuk pelayanan kesehatan reproduksi perempuan dan keluarga berencana, bidan berwenang memberikan penyuluhan, konseling, dan pelayanan kontrasepsi. 


Beda Narkotika dan Psikotropika

Penggolongan Narkotika dan Psikotropika

Dua jenis obat terlarang ini terbagi menjadi beberapa golongan. Pada narkotika, ada tiga jenis golongan, antara lain:

Narkotika Golongan I

Narkotika golongan ini sebetulnya bisa digunakan, namun dalam jumlah yang terbatas untuk kepentingan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Namun, penggunaannya harus dengan persetujuan menteri dan atas rekomendasi Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). Beberapa contoh narkotika golongan I adalah tanaman koka, tanaman ganja, kokaina, dan sebagainya.

Narkotika Golongan II

Sementara pada narkotika golongan II, umumnya digunakan untuk kepentingan pengobatan. Dokter bisa memberikan narkotika golongan II dengan berpegang pada indikasi medis dalam jumlah terbatas pada pasien. Beberapa contoh narkoba jenis ini adalah fentanil, morfin, dan sebagainya.

Narkotika Golongan III

Sama seperti narkotika golongan II, narkotika golongan III juga boleh dipakai sebagai pengobatan medis dan diberikan oleh dokter. Nah, beberapa jenis contoh narkotika golongan ini antara lain kodeina, propiram, dan sebagainya.

Sementara itu, psikotropika dibedakan menjadi empat golongan, antara lain:

Psikotropika Golongan I

Sama seperti narkotika golongan I, psikotropika golongan I juga hanya dapat digunakan demi tujuan ilmu pengetahuan. Namun, psikotropika golongan ini memiliki potensi yang besar untuk menyebabkan ketergantungan. Beberapa contohnya adalah brolamfetamina, mekatinona, tenamfetamine.

Psikotropika Golongan II

Psikotropika golongan II juga bisa digunakan terbatas untuk tujuan medis, dan boleh dipakai dalam terapi dan/atau tujuan ilmu pengetahuan. Namun penggunaannya benar-benar harus hati-hati karena zat-zat ini berpotensi sangat tinggi untuk menyebabkan ketergantungan. Jenisnya antara lain amfetamin, sekobarbital, dan zipeprol.

Psikotropika Golongan III

Golongan III umumnya digunakan untuk tujuan medis dan kerap digunakan untuk tujuan terapi dan/atau demi tujuan ilmu pengetahuan. Zat-zat ini memiliki potensi sedang dalam menyebabkan ketergantungan. Beberapa contohnya antara lain amobarbital, katina, serta pentazocine.

Psikotropika Golongan IV

Psikotropika golongan IV juga bermanfaat dalam pengobatan dan golongan ini juga sangat luas digunakan dalam terapi dan/atau untuk tujuan ilmu pengetahuan. Ini karena psikotropika golongan IV memiliki potensi ringan untuk menyebabkan ketergantungan. Beberapa contoh psikotropika golongan ini adalah alprazolam, diazepam, dan lorazepam.

Masih ada golongan psikotropika lainnya yang tidak berpotensi menyebabkan ketergantungan. Golongan ini umumnya dikategorikan sebagai obat keras.

Apa itu dokter forensik

Inilah 3 Hal yang Perlu Diketahui tentang Dokter Forensik

Mengenal Lebih Jauh Ilmu Forensik

Dokter forensik termasuk dalam bidang ilmu kedokteran yaitu ilmu forensik. Ilmu forensik adalah ilmu kedokteran yang berkaitan dengan sistem peradilan pidana. 

Ilmuwan forensik memeriksa dan menganalisis bukti dari TKP dan di tempat lain untuk mengembangkan temuan objektif. Temuan ini bisa membantu dalam penyelidikan, menuntut pelaku kejahatan, hingga membantu membebaskan orang yang tidak bersalah. 

Dokter forensik perlu memiliki kemampuan ilmiah dari bidang-bidang seperti kimia, biologi dan fisika. Ini dilakukan agar ia bisa mengenali, mengidentifikasi dan mengevaluasi bukti fisik selama penyelidikan. Mereka membantu pihak berwajib dalam pengumpulan bukti dan analisis mereka di laboratorium menggunakan berbagai teknik.

Karena berhubungan dengan pengadilan, ahli forensik akan memerlukan keterampilan untuk menganalisis dan menangani bukti fisik dari TKP, menulis laporan, dan memberikan kesaksian di pengadilan.

Jenis Ilmu Forensik

Menurut tugasnya, ilmu forensik terbagi menjadi dua jenis umum, yaitu patologi forensik dan forensik klinik. Patologi forensik akan berfokus pada pemeriksaan jenazah kecelakaan. Dokter patologi forensik akan mendiagnosis korban dengan menyelidiki sampel bukti berdasarkan morfologi organ seperti:

  • Pemeriksaan sidik jari.
  • DNA darah.
  • Pemeriksaan bukti jejak (rambut dan serat, cat dan polimer, kaca, tanah, dll.).
  • Pemeriksaan senjata api dan peralatan.
  • Analisis tulisan tangan.

Sedangkan, diagnosis forensik klinik dilakukan pada orang yang masih hidup. Selain mempertimbangkan morfologi fisik, klinik forensik juga mempertimbangkan informasi fisiologis dan riwayat penyakit. Berbeda dengan patologi forensik, forensik klinik menangani pasien dengan kasus seperti pemerkosaan, penganiayaan, kehilangan organ, dan kekerasan pada anak.

Lalu, Apa Sebenarnya Tugas Dokter Forensik?

Ahli forensik akan melakukan beberapa pemeriksaan terhadap orang yang masih hidup maupun jenazah menurut tuntutan tertulis dari kepolisian atau instansi lain. Hasil pemeriksaan yang digunakan ini disebut dengan visum et repertum.

Setiap ahli forensik akan memiliki metode dan teknik yang berbeda untuk menyelidiki materi yang berhubungan dengan kejahatan. Materi yang umumnya digunakan sebagai bahan penyelidikan dapat mencakup darah, rambut, serat pakaian, pecahan kaca, dan bekas ban. 

Namun, secara umum, terdapat beberapa tugas ilmuwan forensik pada hari-hari biasa, seperti:

  • Menganalisis sampel cairan tubuh di laboratorium.
  • Menggunakan barang bukti yang beragam untuk menganalisis bukti. Ini termasuk teknik penyelidikan DNA dengan cara menggunakan sel kulit, darah, air liur atau akar rambut. Tujuannya untuk mengetahui siapa pemilik DNA atau kromatografi dengan cara memisahkan zat kimia menjadi bagian-bagian individu.
  • Mengunjungi langsung ke TKP dan mengumpulkan bukti.
  • Menganalisis tulisan tangan dan tinta.
  • Menyelidiki keberadaan senjata api dan peluru.
  • Meneliti dan mengembangkan teknologi dan teknik ilmu forensik baru.
  • Memberikan kesaksian berdasarkan bukti ilmiah di pengadilan.
  • Bekerja sama dengan kolega dan profesional lain seperti polisi.

Deteksi narkoba melalui rambut lebih akurat

Deteksi Narkoba melalui Rambut

Seberapa efektifkah deteksi narkoba melalui rambut?

Uji forensik rambut menjadi senjata mendeteksi zat kimia, termasuk narkoba.

Berbeda dengan tes urine yang hanya mampu mendeteksi narkoba kurun waktu tujuh hari, uji laboratorium rambut mampu memeriksa riwayat pemakaian obat hingga 90 hari ke belakang.

Tes darah hanya efektif mendeteksi penggunaan zat narkotika yang terjadi paling lama 5-7 hari.

Secara alamiah, keuntungan itu didapat karena rambut kepala tumbuh cukup lama.

Rambut memanjang hanya 1 cm per bulan.

Jika Anda mengonsumsi obat, bahan-bahan kimia aktif yang terkandung dalam obat masuk ke tubuh.

Zat kimia itu lalu akan terakumulasi di folikel rambut.

Seiring bertambahnya helai rambut, folikel akan menimbun bahan-bahan kimia tersebut di dalamnya.

Zat kimia mampu mengendap secara efektif hingga 3 bulan lamanya.

Karena itu, rekam jejak penggunaan narkoba dapat ditelusuri jauh ke belakang.

Tes umumnya dilakukan dengan pengambilan sampel rambut 1 sentimeter dari ujung pangkal sebanyak tiga helai.

Satu rambut digunakan sebagai sampel, sisanya biasanya disimpan sebagai cadangan.

Sampel rambut dimasukkan ke kaca selanjutkan masuk ke alat pendeteksi dengan bantuan zat kimia.

Hasil bisa didapat 2-3 hari kemudian.

Struktur deteksi narkoba melalui rambut

Meskipun sama-sama akurat, tes urine hanya bersifat situasional. Ketika dalam satu minggu seseorang yang dites tidak menggunakan narkoba, hasilnya bisa negatif karena tidak terindikasi zat narkoba apa pun.

Sementara itu, tes rambut mampu mendeteksi zat-zat kimia karena strukturnya tidak berubah meski menyerap zat kimia.

Cawan petri di laboratorium

Fungsi Cawan Petri dalam Mikrobiologi, Lengkap dengan Cara Penggunaannya

Cawan petri adalah kaca bundar berbentuk silinder tipis dan transparan. Fungsi cawan petri berhubungan langsung dengan mikroorganisme yang dipelajari.

Mikrobiologi merupakan cabang ilmu dari biologi yang khusus mempelajari jasad-jasad renik yang amat sangat kecil. Mikrobiologi berasal dari bahasa Yunani yang artinya, mikrobiologi adalah ilmu yang mempelajari tentang makhluk-makhluk hidup yang kecil-kecil. Makhluk-makhluk hidup yang kecil-kecil tersebut juga dengan mikroorganisme, mikroba atau jasad renik.

Sebagai contoh para peneliti virus menggunakan banyak cawan petri sebagai wadah sampel mikroorganisme untuk diuji berkali-kali. Dari sinilah fungsi cawan petri benar-benar dibutuhkan untuk kepentingan penelitian. 

Fungsi Cawan Petri dalam Mikrobiologi

Fungsi Cawan Petri dalam Mikro FungsiCawan petri atau istilah lainnya petri dish merupakan peralatan dasar di laboratorium mikrobiologi. Fungsi cawan petri di antaranya: 

1. Sebagai tempat perkembangbiakan mikroba. 

2. Tempat menimbang bahan atau sampel.

3.  Cawan petri digunakan untuk membiakkan sel dengan menyediakan ruang penyimpanan dan mencegahnya terkontaminasi. 

4. Memudahkan penggunaan mikroskop secara langsung tanpa harus memindahkan sampel ke plat mikroskop.

5. Tempat mengeringkan sampel. 

6.Cawan petri adalah tempat  terbaik untuk media kultur. 

7. Tempat penyimpanan bahan kimia tertentu.

8. Fungsi cawan petri lainnya ialah membiakkan (kultivasi) mikroorganisme. Medium dapat dituang ke cawan bagian bawah dan cawan bagian atas sebagai penutup.

10. Memudahkan untuk mengamati tahap pertumbuhan mikroorganisme dengan jelas.

11. Cawan petri banyak digunakan sebagai peralatan laboratorium di bidang biologi & kimia.

Cara Menggunakan Cawan Petri secara Efektif di Laboratorium

Setelah mengegahui fungsi cawan petri dengan jelas, sebelum menggunakannya, penting untuk memastikan bahwa cawan tersebut benar-benar bersih dan bebas dari mikropartikel yang dapat mempengaruhi percobaan. Cara lainnya ialah:

1. Membersihkan cawan petri dengan memperlakukan setiap piring bekas dengan pemutih dan mensterilkannya untuk penggunaan lebih lanjut. Pastikan Anda juga mensterilkan cawan petri sebelum digunakan.

2. Untuk mengamati pertumbuhan bakteri, mulailah dengan mengisi cawan, sebagai contoh menggunakan alga merah menggunakan media agar. Media agar mengandung nutrisi, darah, garam, indikator, antibiotik, dll yang membantu pertumbuhan mikroorganisme. 

3. Lanjutkan dengan menyimpan cawan petri di lemari es dengan posisi terbalik. Saat Anda membutuhkan piring kultur, keluarkan dari lemari es dan gunakan setelah kembali ke suhu kamar.

4. Selanjutnya, ambil sampel bakteri atau mikroorganisme lainnya dan tuangkan perlahan pada media atau gunakan kapas untuk mengoleskannya pada media secara zig-zag. Pastikan Anda tidak menempelkannya terlalu banyak tekanan karena ini dapat merusak sampel.

5. Setelah selesai, tutup cawan petri dengan penutup dan tutup dengan benar. Simpan di bawah sekitar 37ºC selama beberapa hari dan biarkan tumbuh. Setelah beberapa hari, sampel Anda akan siap untuk penelitian lebih lanjut.

Manfaat buah rimbang untuk kesehatan

1. Sebagai Sumber Protein

Biji rimbang mengandung protein tinggi, sehingga membantu memenuhi kebutuhan protein tubuh.

2. Sebagai Sumber Serat

Rimbang juga mengandung serat yang membantu menjaga pencernaan sehat dan mengurangi risiko sembelit.

3. Menjaga Kesehatan Tulang dan Gigi

Kalsium dan fosfor yang terkandung dalam rimbang adalah sumber penting untuk menjaga kesehatan tulang dan gigi.

4. Tambahan Zat Besi

Biji rimbang mengandung zat besi yang penting untuk membantu mencegah anemia.

5. Vitamin C untuk Kekebalan Tubuh

Rimbang juga kaya akan vitamin C yang berperan sebagai antioksidan dan meningkatkan sistem kekebalan tubuh.

6. Vitamin A untuk Kesehatan Mata

Bunga dan daun rimbang mengandung vitamin A yang penting untuk kesehatan mata dan kulit.

7. Menjaga Kesehatan Jantung

Manfaat rimbang lainnya adalah dapat membantu menjaga kesehatan jantung dan tekanan darah. Ini dikarenakan ada kandungan kalium di dalamnya.

8. Sumber Antioksidan

Biji, bunga, dan daun rimbang mengandung senyawa antioksidan yang membantu melawan radikal bebas dalam tubuh.

9. Menjaga Berat Badan

Kandungan serat dalam rimbang membantu menjaga perasaan kenyang lebih lama dan membantu pengendalian berat badan.

10. Pembentukan Protein

Biji rimbang mengandung asam amino esensial yang diperlukan untuk pembentukan protein dalam tubuh manusia.

11. Sebagai Sumber Energi

Umbi rimbang ternyata mengandung karbohidrat yang dapat menjadi sumber energi bagi tubuh.

Dibaca dengan hati !

Mesin Waktu - 8 Tahun 7 Bulan, tidak berakhir sia - sia karena ada Dilanomera

MasyaaAllah Tabarakallah.. Saya akan berbagi pengalaman hidup saya, agar semua bisa mengambil hikmah dari setiap perjalanan didalam pernikah...