Blog apoteker yang ingin menambah ilmu,wawasan,pengetahuan dan pengalaman. Meliputi artikel secara umum yang membuat bahagia dengan suka membaca. Dan menjadikan blog sebagai media menyalurkan hobi membaca, menulis dan sebagai usaha online "content writing". "Apoteker bahagia adalah Apoteker Try"
Thursday, February 1, 2024
Dimasa Gadis saya penyuka warna pink
Cukup 1 tahun mengabaikan masa Golden Age nya selama 7 jam dalam 20 - 23 hari kerja
Penjelasan Periode Golden Age dalam Tumbuh Kembang Anak
Langkah Mendukung Tumbuh Kembang Anak pada Masa Golden Age
1. Memberikan stimulasi terhadap motorik halus dan kasar
Pada masa usia emas, orang tua perlu memberikan stimulasi pada anak untuk merangsang motorik halus dan kasar. Motorik halus berkaitan dengan gerakan-gerakan pada tangan, jari, kaki, mulut, hingga lidah. Sedangkan motorik kasar berkaitan dengan menggerakan kepala, merangkak, melompat, hingga berjalan.
2. Melatih kemampuan kognitif anak
Selain kemampuan motorik, masa golden age juga penting untuk meningkatkan kemampuan kognitif anak. Kemampuan ini berkaitan dengan cara anak dalam memperoleh pengetahuan.
3. Memastikan asupan nutrisi dan gizi
Hal yang tidak kalah penting dalam memaksimalkan tumbuh kembang anak pada usia emas adalah pemberian asupan nutrisi yang tepat. Bayi yang berusia 0-6 bulan perlu diberikan ASI eksklusif agar kebutuhan nutrisinya bisa terpenuhi dengan baik.
4. Rutin melakukan pemeriksaan kesehatan anak
Jangan lupa untuk memberikan anak vaksinasi yang dibutuhkan agar terhindar dari berbagai gangguan kesehatan, yang dapat memengaruhi proses tumbuh kembang pada masa emasnya.
Pernikahan saya yang perdana bukan pernikahan parpol
20 juta itu murni hak saya, tidak usah pura-pura lupa
Hukum Melalaikan Utang dalam Islam, Perlu Diketahui
Hukum Melalaikan Utang
Berikutnya akan dijelaskan tentang hukum melalaikan utang dalam Islam. Jika penjelasan sebelumnya membahas tentang niat seseorang yang menunda pembayaran utang, padahal mampu, berbeda lagi dengan orang yang dengan sengaja melalaikan utang.
Orang yang melalaikan utang, cenderung melupakan kewajiban yang harus dilakukan, yaitu membayar utang. Dalam sebuah Hadist Riwayat Ibu Majah, Rasulullah bersabda, “Siapa saja yang mengambil harta orang lain (berhutang) seraya bermaksud untuk membayarnya, maka Allah akan (memudahkan) melunasinya bagi orang tersebut. Dan siapa saja yang mengambilnya seraya bermaksud merusaknya (tidak melunasinya), maka Allah akan merusak orang tersebut,” (HR. Ibnu Majah).
Dari hadist tersebut, ulama menjelaskan lebih lanjut, bahwa orang yang dengan sengaja melalaikan kewajiban membayar utang, maka Allah akan membiarkan orang tersebut mengalami kesulitan hidup. Bahkan, balasan yang lebih buruk bisa didapatkan. Di mana orang yang melalaikan utang, meskipun dirinya mati dalam keadaan syahid sekalipun, dosa utang tetap tidak terampuni.
Selain itu, dosa orang yang berutang dan sengaja lalai, maka saat kematiannya tidak akan mendapatkan ridho Allah. Setelah berada di dalam kubur, orang yang berutang dan lalu akan mengalami penyesalan luar biasa. Dalam hal ini, Rasulullah bersabda, “Orang yang memiliki hutang, di alam kuburnya, tangannya terbelenggu. Tidak ada yang dapat melepaskannya hingga hutangnya dilunasi.”
Bayarlah upah, sebelum keringat mengering
Menahan atau Menunda Hak Orang Lain
Wednesday, January 31, 2024
Kehebatan Khalid bin walid anti racun
Kehebatan Khalid bin Walid, Tak Mempan Racun Paling Mematikan
Sahabat Khalid bin Walid dikenang sebagai sahabat Rasulullah SAW yang jenius dalam membuat strategi perang. Ia dijuluki Saifullah Al-Maslul (Pedang Allah yang Terhunus). Beliau juga memiliki tauhid yang sangat kuat dan pemberani. Ia tak pernah takut berhadapan dengan kematian.
Masih kurang ya hukuman dari Allah SWT
Hukuman Terberat dari Allah untuk Manusia
SEORANG murid mengadu kepada gurunya, “Syaikh, betapa banyak kita berdosa kepada Allah dan tidak menunaikan hak-Nya sebagaimana mestinya. Tapi saya kok tidak melihat Allah menghukum kita.”
Sang Guru menjawab dengan tenang, “Betapa sering Allah menghukummu tapi engkau tidak merasa.” Lanjutnya, “Sesungguhnya salah satu hukuman Allah terbesar yang bisa menimpamu wahai anakku, ialah ‘sedikitnya taufiq’ (kemudahan) untuk mengamalkan ketaatan dan amal-amal kebaikan.”
Tidaklah seseorang diuji dengan musibah yang lebih besar dari “kekerasan hatinya dan kematian hatinya.” Sebagai contoh, sadarkah engkau bahwa Allah telah mencabut darimu rasa bahagia dan senang dengan munajat kepada-Nya, merendahkan diri kepada-Nya, menyungkurkan diri di hadapan-Nya? Sadarkah engkau tidak diberikan rasa khusyu’ dalam shalat?
Sadarkah engkau, bahwa beberapa harimu telah berlalu dari hidupmu, tanpa membaca Al-Quran. Padahal engkau mengetahui firman Allah, “Sekiranya Kami turunkan Al-Quran ini ke gunung, niscaya engkau melihatnya tunduk, retak, karena takut kepada Allah.” Tapi engkau tidak tersentuh dengan ayat-ayat Al-Quran, seakan engkau tidak mendengarnya.
Sadarkah engkau, telah berlalu beberapa malam yang panjang sedang engkau tidak melakukan qiyamullail di hadapan Allah, walaupun terkadang engkau begadang.
Sadarkah engkau, bahwa telah berlalu atasmu musim-musim kebaikan seperti Ramadhan, enam hari di bulan Syawwal, sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah, dan seterusnya tapi engkau belum diberi taufiq untuk memanfaatkannya sebagaimana mestinya?
Hukuman apa lagi yang lebih berat daripada itu?
Tidakkah engkau merasakan beratnya mengamalkan banyak ketaatan (amal ibadah)? Tidakkah Allah menahan lidahmu untuk berdzikir, beristighfar dan berdo’a kepadanya? Tidakkah terkadang engkau merasakan bahwa engkau lemah di hadapan hawa nafsu? Hukuman apa lagi yang lebih berat dari semua ini?
Sadarkah engkau, yang mudah bagimu berghibah, mengadu domba, berdusta, memandang remeh pada yang haram? Sadarkah engkau, bahwa Allah membuatmu lupa kepada akhirat, lalu Allah menjadikan dunia sebagai perhatian terbesarmu dan ilmu tertinggi? Semua pembiaran ini dengan berbagai bentuknya, hanyalah beberapa hukuman Allah kepadamu. Sedang engkau menyadarinya, atau tidak menyadarinya.
Waspadalah wahai sahabatku, agar engkau tidak terjatuh ke dalam dosa-dosa dan meninggalkan kewajiban-kewajiban. Karena hukuman yang paling ringan dari Allah terhadap hamba-Nya ialah, “Hukuman yang terasa pada harta, atau anak, atau kesehatan.”
Sesungguhnya hukuman terberat ialah, “Hukuman yang tidak terasa pada kematian hati, lalu ia tidak merasakan nikmatnya ketaatan, dan tidak merasakan sakitnya dosa.” Karena itu wahai sahabat-sahabatku, “Perbanyaklah di sela-sela harimu, amalan taubat dan istighfar, semoga Allah menghidupkan hatimu.”
Dibaca dengan hati !
Mesin Waktu - 8 Tahun 7 Bulan, tidak berakhir sia - sia karena ada Dilanomera
MasyaaAllah Tabarakallah.. Saya akan berbagi pengalaman hidup saya, agar semua bisa mengambil hikmah dari setiap perjalanan didalam pernikah...
-
Urusan hutang piutang telah diatur dalam Islam, sebab persoalan ini bukan hanya dilakukan orang yang kurang mampu saja melainkan...
-
Obat Wajib Apotek “ Obat dengan penanda huruf K dalam lingkaran merah, yang dikenal dengan Obat Keras, seharusnya hanya dapat diserahkan...
-
Alhamdulillah..mahar itu kerelaan calon istri jadi untuk saya dikala itu, karena memang sudah ada rencana akan menikah setahun setelah memul...