Monday, February 19, 2024

Marahnya Rasulullah SAW


Apa yang Dilakukan Nabi Muhammad SAW ketika Marah?

Marah adalah salah satu bentuk emosi yang dimiliki oleh manusia. Namun, sebagai umat muslim yang mengikuti ajaran para nabi kita mungkin perlu memahami seperti apa yang dilakukan Nabi Muhammad SAW ketika marah.

Rasulullah SAW adalah seorang yang mulia dan ketika marah maka marahnya pun mengandung kebaikan.

Nabi Muhammad SAW memberikan contoh dengan nasihatnya mengenai marah yang bisa kita jadikan panduan dan tiruan mulia bagi diri kita. Berikut ini adalah hadits yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah Radhiyallahu'anhu,

Artinya: Dari Abu Hurairah, seseorang bertanya pada Rasulullah SAW, "Ya Rasulullah berilah saya nasihat," Nabi kemudian berkata, "Jangan marah," Dia mengulang pertanyaannya yang selalu dijawab dengan, "Jangan marah." (HR Bukhari)

Apa yang Dilakukan Nabi Muhammad ketika Marah?

Nabi Muhammad SAW tidak mengucapkan kata kasar yang menimbulkan kesan negatif. Kata kasar bertentangan dengan pesan Allah SWT yang halus dan tegas demi kebaikan manusia. Hasilnya, marah Nabi Muhammad SAW memberi hasil produktif untuk perbaikan di lingkungannya. Kemarahan yang dilakukan Rasulullah adalah marah yang tidak berlebihan serta memiliki tujuan jelas.

Melalui kisah lainnya, diceritakan bahwa Nabi Muhammad SAW pernah marah jika ada ketentuan Allah SWT yang dilanggar seperti diceritakan Zaid bin Khalid dalam hadits yang diriwayatkan Bukhori. Saat itu, ada yang menanyakan tindakan jika menemukan barang tanpa tahu pemiliknya.

Rasulullah SAW menjelaskan, penemu barang wajib membuat pengumuman dan menunggu selama setahun. Jika tak datang juga, barang tersebut bisa digunakan sendiri atau dijual. Namun penemu barang tetap harus bertanggung jawab, artinya, jika pemilik datang maka barang wajib dikembalikan atau uang hasil penjualan diberikan.

Jika yang ditemukan adalah hewan peliharaan, maka bergantung pada kemampuan bertahan hidup. Bila hewan berisiko jadi mangsa, maka penemu bisa menjual, memelihara, atau memotongnya. Penemu selanjutnya wajib memberi kompensasi jika pemiliknya datang. Namun jika hewan tersebut tidak berisiko dimangsa, maka penemu harus membiarkannya.

Wajah Rasulullah SAW dikisahkan menjadi merah menahan marah saat menjawab pertanyaan tersebut. Pertanyaan memberi kesan seluruh hewan yang ditemukan bisa langsung dijual, dipotong, atau dipelihara meski tidak berisiko dimangsa. Sama halnya dengan penemuan barang di jalan yang inginnya langsung dimanfaatkan atau dijual.

marahnya Rasulullah SAW terlihat dalam kondisi tersebut. Namun Rasulullah SAW memilih menyalurkan marahnya dengan cara dan bahasa yang tepat. Hasilnya, penyebab dan solusi mengatasi marah bisa diketahui serta dilaksanakan setiap hari.

Rasulullah SAW tidak mengucapkan kata kasar yang menimbulkan kesan negatif. Kata kasar bertentangan dengan pesan Allah SWT yang halus dan tegas demi kebaikan manusia.

Begitulah bagaimana mulianya Nabi Muhammad SAW jika harus menghadapi amarah dalam dirinya. Ia tetap tenang dan menjadi angin penyejuk dengan menyalurkan marah menjadi solusi dari problematika perihal suatu urusan.



No comments:

Post a Comment

Silahkan ketik sambil senyum ya

Dibaca dengan hati !

Mesin Waktu - 8 Tahun 7 Bulan, tidak berakhir sia - sia karena ada Dilanomera

MasyaaAllah Tabarakallah.. Saya akan berbagi pengalaman hidup saya, agar semua bisa mengambil hikmah dari setiap perjalanan didalam pernikah...